Mohon tunggu...
Ifa Isnaini
Ifa Isnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Pendidikan Nasional di Indonesia

10 Desember 2022   07:19 Diperbarui: 10 Desember 2022   07:24 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan Pendidikan Nasional di Indonesia

Oleh Ifa Isnaini


  • Pengetahuan dan pendidikan adalah kedua unit yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keduanya menjadi satu kesatuan yang mengikat dan saling beriringan. Keterikatan inilah menjadi investasi sumber daya yang penting bagi suatu negara. Melalui pendidikan, negara mampu menciptakan generasi muda yang berkarakter dan menjadi kunci kemajuan suatu bangsa. Maka tidak heran jika di Indonesia pendidikan telah di atur sedemikian rupa dalam undang-undang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
  • Pendidikan menjadi garda utama setiap insan di dunia. Mereka yang cinta untuk belajar akan berupaya untuk berproses, memahami, mengenali dan belajar demi pengetahuan yang baru. Kendati demikian problematika dunia pendidikan dari dahulu hingga sekarang masih eksis dan akan terus bertransformasi. Tidak hanya orang awam, para cendekia pada masanyapun berbeda-beda dalam memaknai arti pendidikan yang sesungguhnya. Sehingga dalam mengkaji fenomena pendidikan selalu mengalami perkembangan yang dinamis. Oleh karena itu, perlu mengetahui bagaimana perjalanan pendidikan yang terjadi di Indonesia.

Pendidikan pada Masa Kolonial Belanda

            Kedatangan Belanda abad ke-16 memberikan pengaruh besar terhadap pendidikan di bumi Nusantara. Kebijakan yang diterapkan cenderung mendiskrimasi dan menghambat masyarakat lokal. Berdirinya VOC memperparah kondisi masyarakat karena hanya dijadikan sasaran dalam pemenuhan usaha dagang Belanda. Selain berdagang penyebaran agama menjadi pelopor adanya sekolah. Sekolah didirikan di Pulau Ambon dan Pulau Bacan (Maluku) (Syaharuddin & Susanto, 2019) dengan tujuan mendidik calon pegawai VOC. Tetapi abad ke-17 VOC bangkrut dan daerah jajahan Belanda berganti menjadi Hindia Belanda. Perkembangan pendidikan yang digaungkan oleh pemerintah Hindia Belanda dari abad ke-18 sampai penghujung abad ke-19 tidak terlaksana secara optimal. Wacana yang diberikan hanya pemanis agar penduduk mau belajar untuk dijadikan calon pegawai membantu pemerintah Belanda. Hingga pada abad ke-20 nampak kebaharuan pada pendidikan di Hindia Belanda yakni adanya paham liberalism. Menurut Rifai dalam (Syaharuddin & Susanto, 2019) politik pendidikan Belanda memiliki ciri sebagai berikut; Pertama, adanya perbedaan pendidikan yang tajam pada kalangan pribumi dan Belanda. Kedua, Kontrol dari pusat yang kuat. Ketiga, kurangnya perencanaan pendidikan untuk penduduk pribumi.

Intervensi Politik Etis pada Pendidikan di Indonesia

            Penerapan politik etis berpengaruh pada corak pendidikan di Indonesia yang condong ke Barat. Seperti pergeseran pendidikan penduduk Bumiputera yang fokus mengikuti pembelajaran gaya Eropa. Pasalnya pendidikan masa penjajahan banyak terintervensi dari kepentingan penjajah. Maka tidak heran jika didalamnya membentuk hegemoni kekuasaan (Syaharuddin & Susanto, 2019). Sisi positif dari politik etis adalah kemunculan cendekia yang mempengaruhi pergerakan di Indonesia. Cendekia dari berbagai agama dan organisasi pendidikan menaruh minat untuk melakukan transformasi pendidikan di Indonesia.

Pendidikan Masa Penjajah Jepang

            Kehadiran penjajah Jepang berpengaruh pada bangsa ini secara umum dan pendidikan secara khusus. Sistem pendidikan Jepang berkiblat pada perang pasifik. Sehingga fokus pengajaran pun mengalami perubahan karena luaran yang dihasilkan dari pendidikan adalah untuk membantu kepentingan Jepang dalam berperang. Adanya dualism pendidikan yang hanya dilaksanakan satu jenis sekolah rendah bernama “Sekolah Rakyat” atau Kokumin Gakko ditempuh selama 6 tahun. Kemudian muncul sekolah kejuruan khusus guru dalam mempersiapkan pendidik untuk memompa dan mempropagandakan semangat juang Jepang kepada penduduk pribumi (Rahayu, 2020).

Kebangkitan Pendidikan Pasca Kemerdekaan

            Pasca kemerdekaan, pendidikan mengalami perubahan yakni adanya periodesasi tahun 1945-1950 atau masa orde lama. Masa orde lama, Soekarno memberikan ruang kebebasan pendidikan dari belenggu penjajah. Pendidikan ditekankan pada semangat nasionalisasi dan ideologisasi (Fadli & Kumalasari, 2019). Walaupun pada penerapannya masih dibayangi oleh pengajaran zaman penjajah Jepang. Sistem pendidikan periode ini terbagi menjadi dua yakni untuk sekolah rakyat bagi pendidikan rendah dan sekolah tinggi republik bagi pendidikan tinggi.

Masa orde baru melanjutkan pelaksanaan sistem kebijakan yang telah diatur sebelumnya melalui perundang-undangan yang berlaku. Namun terdapat identitas yang menonjol pada masa orde baru berkaitan dengan pembangunan. Implementasi kurikulum menekankan pada proses sehingga penting dalam pelaksanaan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun