Internet adalah jaringan komunikasi elektronik yang kini telah menjadi kebutuhan di berbagai bidang. Dahulu, internet hanya digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi. Namun, saat ini, fungsinya telah meluas ke dunia ekonomi, bisnis, pendidikan, dan lain-lain, sehingga internet menjadikan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Sejak kapan internet ada?
Pada Oktober 1969, para peneliti di Universitas California, Los Angeles (UCLA) mencoba mengirim data dari satu komputer ke komputer lain. Mereka berusaha mengirim tiga huruf "LOG" dalam kode biner ke komputer kedua, yang kemudian menambahkan dua huruf lagi menjadi "LOGIN". Keberhasilan pengiriman data ini memunculkan proyek bernama Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET), yang dikembangkan untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Pada tahun 1971, ARPANET pertama kali digunakan oleh Roy Tomlinson untuk mengirim surat elektronik, dan saat itulah simbol '@' diperkenalkan sebagai pemisah antara nama pengguna dan jaringan yang digunakan. Internet terus berkembang; pada tahun 1983, ARPANET berhasil mengadopsi teknologi yang memungkinkan koneksi beberapa komputer. Hingga akhirnya, pada tahun 1989, Tim Berners-Lee memperkenalkan World Wide Web (www). Dari tahun 2000 hingga sekarang, internet semakin berkembang pesat dengan munculnya jejaring sosial dan perangkat mobile.
Internet telah menjadi kebutuhan dasar dalam pendidikan modern. Namun, akses internet yang tidak merata, terutama di daerah terpencil, menjadi hambatan besar bagi pemerataan pendidikan. Karena pada Kenyataannya Belum semua wilayah dapat mengakses internet.
Pengalaman susahnya mengakses internet pernah dialami oleh Bapak Mariono, M. Pd seorang guru Penggerak Angkatan 1 yang saat ini mengajar di SD Negeri Long Manyo, Aceh Tamiang.Â
Sebelum mutasi ke Aceh Tamiang, beliau mengajar di sebuah sekolah dasar di kecamatan Pematang Jaya, Kabupaten Langkat, yang nyaris tidak terjangkau akses internet. Akibatnya, beliau harus melakukan perjalanan pulang pergi sejauh lebih kurang 28-kilometer menggunakan sepeda motor melewati jalan  dengan kondisi buruk.
Keadaan seperti ini tentu tidak hanya dialami oleh bapak Mariono ada banyak guru-guru yang mengalami kondisi yang sama atau bahkan dengan kondisi yang lebih parah lagi. Terselip Harapan yang besar agar semua masyarakat dapat mengakses internet dengan mudah termasuk daerah terpencil agar akses pendidikan bisa menjangkau semua daerah.
Akhirnya kabar baik itu menghampiri Salah satu solusi inovatif yang muncul mengatasi masalah jaringan internet yaitu Starlink, proyek internet satelit dari SpaceX yang bertujuan menyediakan akses internet berkecepatan tinggi ke seluruh dunia. Starlink benar-benar bisa mengatasi kesenjangan digital di dunia pendidikan?
Apa itu Starlink?
Starlink adalah jaringan konstelasi satelit yang dikembangkan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk. Proyek ini bertujuan untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi dengan latensi rendah melalui ribuan satelit kecil yang mengorbit di sekitar Bumi. Dengan koneksi ini, bahkan wilayah yang paling terpencil pun dapat memiliki akses internet yang stabil dan cepat.
Pada Hari minggu tanggal 19 Mei 2024 Starlink resmi beroperasi di Indonesia ditandai dengan peluncuran Starlink di Denpasar Bali. Menurut kompas. Com harga Starlink berkisar antara 7,8 Juta sampai sekitar 43 jutaan. Tentu itu adalah harga yang sesuai dengan manfaat yang diterima dari starlink.
Namun demikian Setiap produk selain memiliki keunggulan pasti juga memiliki kekurangan-kekurangan. Berikut beberapa keunggulan dan kekurangan Starlink
Keunggulan starlink
Starlink memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya menarik untuk digunakan sebagai layanan internet dibandingkan layanan internet satelit lainnya:
- Konektivitas Luas: Starlink mampu mencapai lokasi-lokasi paling terpencil di dunia.
- Kuota Tak Terbatas: Starlink menawarkan penggunaan data tanpa batas dengan kecepatan internet yang tinggi.
- Masa Uji Coba: Anda bisa mencoba Starlink selama 30 hari. Jika tidak puas, Anda dapat mengembalikan perangkat dan mendapatkan pengembalian dana penuh.
- Tanpa Kontrak: Starlink tidak mengikat dengan kontrak, sehingga Anda bisa membatalkannya kapan saja dengan alasan apa pun.
- Ketahanan Cuaca: Starlink dirancang untuk bertahan dalam berbagai kondisi cuaca seperti salju mencair, hujan es, hujan lebat, dan angin kencang.
- Kecepatan Tinggi: Konektivitas Starlink lebih cepat dibandingkan jaringan nirkabel tetap 4G, internet satelit konvensional, ADSL, VDSL, dan paket fiber dasar.
- Latensi Rendah: Starlink memiliki latensi yang rendah, sehingga kualitas layanan internet lebih baik.
- Pemasangan Mudah: Instalasi perangkat Starlink sangat mudah. Anda hanya perlu menyambungkan perangkat ke listrik dan mengarahkannya ke langit.
Kelemahan Starlink
Selain kelebihannya, Starlink juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakannya. Berikut ini adalah beberapa kelemahan layanan internet satelit Starlink:
- Biaya Tinggi: Penggunaan Starlink lebih mahal dibandingkan layanan internet nirkabel.
- Penempatan Perangkat: Perangkat Starlink harus diarahkan langsung ke langit tanpa halangan. Untuk menentukan lokasi pemasangan terbaik, disarankan mengunduh aplikasi Starlink.
- Pemasangan Mandiri: Instalasi Starlink dilakukan sendiri. Anda mungkin perlu membayar biaya tambahan jika meminta orang lain untuk memasangnya.
- Layanan Pelanggan: Anda tidak bisa menghubungi layanan pelanggan melalui telepon.
- Konsumsi Daya: Perangkat keras Starlink terbaru menggunakan sekitar 40-Watt, yang mungkin meningkatkan biaya listrik Anda.
Poin-poin ini bisa saja berubah seiring pelayanan yang diberikan oleh pihak Starlink.
Apa saja Manfaat Starlink bagi Dunia Pendidikan
- Akses Internet di Daerah Terpencil: Salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan di daerah terpencil adalah keterbatasan akses internet. Dengan Starlink, sekolah-sekolah di daerah yang sulit dijangkau infrastruktur internet konvensional dapat terhubung ke dunia digital. Ini membuka peluang besar bagi siswa di daerah tersebut untuk mengakses sumber belajar yang sama dengan siswa di perkotaan.
- Pembelajaran Daring yang Efektif: Pandemi COVID-19 telah mempercepat adopsi pembelajaran daring. Namun, kesenjangan digital menyebabkan banyak siswa tertinggal. Starlink dapat mengurangi kesenjangan ini dengan menyediakan koneksi yang handal, memungkinkan pembelajaran daring yang lebih efektif dan inklusif.
- Pengembangan Konten Pembelajaran Digital: Akses internet yang cepat memungkinkan guru dan institusi pendidikan mengembangkan dan menyebarkan konten pembelajaran digital dengan lebih mudah. Platform e-learning, video edukasi, dan sumber daya digital lainnya dapat diakses oleh siswa di mana pun mereka berada.
- Mendukung Inovasi dan Penelitian: Institusi pendidikan, termasuk universitas dan pusat penelitian, membutuhkan koneksi internet yang cepat dan stabil untuk kolaborasi global dan akses ke data besar. Starlink dapat mendukung kegiatan penelitian dan inovasi dengan menyediakan infrastruktur internet yang memadai.
Tantangan dan Pertimbangan
- Biaya dan Aksesibilitas: Meskipun Starlink menawarkan potensi besar, biaya langganan dan peralatan mungkin menjadi kendala bagi beberapa daerah dan sekolah. Perlu adanya kebijakan subsidi atau program bantuan untuk memastikan bahwa layanan ini dapat diakses oleh semua kalangan.
- Regulasi dan Infrastruktur: Implementasi Starlink memerlukan kerja sama dengan pemerintah lokal terkait regulasi dan perizinan. Selain itu, perlu ada infrastruktur pendukung di darat untuk memastikan konektivitas yang optimal.
- Ketergantungan pada Teknologi: Meskipun internet satelit dapat mengatasi banyak masalah, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi juga membawa risiko. Masalah teknis atau gangguan satelit dapat mempengaruhi koneksi internet, sehingga perlu ada strategi cadangan.
Starlink menawarkan solusi revolusioner untuk mengatasi kesenjangan digital dalam dunia pendidikan. Dengan menyediakan akses internet berkecepatan tinggi di daerah terpencil, Starlink berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan, mendukung pembelajaran daring, dan mendorong inovasi.Â
Namun, agar manfaat ini dapat dirasakan secara merata, perlu ada perhatian terhadap biaya, regulasi, dan ketergantungan teknologi. Dengan pendekatan yang tepat, Starlink bisa menjadi kunci untuk membuka akses pendidikan yang lebih inklusif dan merata di seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H