"Agak Laen" adalah judul film yang membawa penonton ke dalam petualangan yang penuh warna di dunia perfilman Indonesia. Film yang disutradarai oleh Mahadkly Acho dan diproduksi oleh Dipa Andika ini, menghadirkan kisah-kisah horor yang kocak. Film ini sudah tayang di bioskop-bioskop sejak tanggal 1 Februari 2024.
Dalam cerita yang diwarnai dengan adegan-adegan lucu, kita diajak melihat kehidupan masyarakat kelas bawah melalui kisah empat sekawan: Boris yang diperankan oleh Boris Bokis, Jegel oleh Indra Jegel, Bene oleh Bene Dion, dan Oki oleh Oki Rengga.
Film ini bukan hanya sekadar komedi biasa; di balik lelucon-leluconnya, tersemat pesan yang dalam tentang kehidupan bertoleransi. Mereka bukanlah sekadar teman, tetapi juga sahabat sejati yang saling mendukung dan menghormati satu sama lain, bahkan dalam situasi-situasi yang "agak laen".
Perbedaan dalam keyakinan beragama tidak membuat mereka saling menghakimi, tetapi selalu saling menghargai dan saling membantu, walau dengan cara-cara yang "agak laen". Perbedaan pendapat selalu dapat diatasi dengan cara menjalin diskusi, hingga akhirnya menemukan satu kesepakatan  sebagai keputusan yang akan diambil, walau keputusan yang diambil juga agak lain. Bukan hasil keputusannya yang menjadi sorotan saya sebagai penikmat film ini, tetapi lebih pada arah bagaimana mereka bisa saling memberi,menerima dan saling menghargai antara satu dan lainnya.
Diakhir cerita empat sahabat ini sempat saling menyalahkan namun dengan rasa toleransi dan kesetiakawanan yang tinggi akhirnya mereka semua sepakat untuk sama-sama mempertanggungjawabkan perbuatannya di balik jeruji besi, padahal dibalik itu ada mimpi-mimpi mereka yang belum terwujud, tapi demi ingin mewujudkan mimpi dari salah seorang teman akhirnya mereka sepakat menyerahkan diri ke polisi.
Meski Film ini menampilkan beberapa perilaku yang tak patut di contoh, tetapi pastinya ada ada  Pesan berharga yang bisa dipetik. Film yang mengundang tawa dari awal hingga akhir cerita ini mengaktualisasikan bagaimana menjunjung tinggi nilai toleransi.
Toleransi adalah sebuah konsep yang menjadi pondasi bagi kerukunan dan keberagaman dalam sebuah masyarakat. Yaitu kemampuan untuk menerima perbedaan, baik itu perbedaan dalam kepercayaan, budaya, etnisitas, maupun pandangan politik. Tanpa toleransi, masyarakat cenderung terjerat dalam konflik dan ketegangan yang menghambat perkembangan serta kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, penting untuk menjadikan toleransi sebagai nilai fundamental yang ditanamkan dalam setiap individu dan lembaga sosial.
Islam memandang toleransi sebagai sesuatu yang penting. Hidup rukun antar sesama bukan hal yang bisa ditawar-tawar meski beda keyakinan dan budaya. Dalam islam bukan hanya penting menjaga hubungan manusia dan Allah tapi juga hubungan antara manusia dan manusia.
Ada banyak kisah para nabi, rasul, sahabat nabi dan para wali yang menceritakan bagaimana islam memandang toleransi. Sebagai muslim sejati, kisah-kisah tersebut tentu saja harus kita teladani.
Salah satu kisah itu terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua setelah wafatnya Rasulullah saw. Dalam kisah tersebut diceritakan bagaimana Umar bin khattab telah mengirim sepotong tulang yang sudah di beri garis lurus dengan pedangnya, kepada gubernur Amar bin Ash yang sudah semena-mena menggusur sebuah rumah yahudi karena tempat  itu akan di bangun mesjid.