Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perjalanan Melintasi Keajaiban Mata air di desa Pante kera, Aceh Timur

31 Maret 2024   08:37 Diperbarui: 31 Maret 2024   11:47 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Welcome Pante Kera

Mengulik perjalanan saya lebih kurang setahun yang lalu disebuah wilayah Aceh Timur tepatnya di Gampong Pante Kera Kecamatan Simpang Jernih Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh. 

Sekilas desa ini tidak memiliki keistimewaan apa-apa. Hanya sebuah desa pedalaman yang terisolir dan tertinggal. Namun siapa sangka ternyata desa ini menyimpan pesona alam  yang luar biasa.

Desa ini berada disepanjang Sungai yang mengalir sampai ke Aceh tamiang hingga akhirnya bermuara ke lautan. Adapun mata air Sungai ini berasal dari pegunungan Aceh Timur dan Lesten Aceh Tenggara.

Untuk sampai ke Desa Pante Kera harus, kita harus melewati jalur air, walaupun ada jalur darat tetapi pada akhirnya harus menyeberang menggunakan kendaraan getek yaitu rakit yang di tarik dengan menggunakan tali. 

Pemandangan , gunung, hutan dan, air sungai yang mengalir deras serta bening memiliki kesan kesejukan  yang luar biasa, dan benar-benar memanjakan mata. Belum lagi pemandangan eksotik yang disajikan para bocah dan gadis-gadis yang bermain dan berenang dengan lincahnya di tepi sungai. Di tambah lagi dengan pemandangan unik sapi-sapi yang berendam dengan tenangnya.

Meski harus menempuh perjalanan lebih kurang 2 Jam dengan sepeda motor dari Aceh Tamiang, tetapi saya merasa beruntung bisa sampai ketempat ini. Selain disambut dengan ramah oleh tuan rumah, kami juga diajak bertualang mencari ikan di sungai. Pengalaman yang sungguh mengesankan bagi saya.

Untuk pertama kalinya saya menyaksikan langsung penangkapan ikan dengan cara tradisional menggunakan jaring panjang. Cara ini harus dilakukan oleh dua orang. Masing-masing memegang ujung jaring, menuju tengah sungai  lalu jaring ditarik  menuju tepi. Ikan-ikan yang menempel pada jaring segera dilumpuhkan dan harus dilakukan dengan cepat agar ikan tidak keburu lari menyelamatkan diri.

Untuk melakukan penangkapan ikan tradisional ini tidak hanya butuh keahlian saja tetapi butuh energi yang cukup juga, sebab walaupun airnya hanya setinggi lutut orang dewasa, tetapi arus air yang deras dan dasar sungai terdiri dari komposisi pasir dan batu pasti akan menghabiskan banyak energi. Sepertinya terlihat mudah tetapi ternyata sulit bagi orang yang tidak terbiasa.

Saya juga tidak ingin melewatkan kesempatan untuk berendam dalam air yang sangat sejuk ini. Kesejukan air ini terasa merasuk ke seluruh jiwa. Arus deras ini seolah membawa hanyut semua kepenatan rutinitas yang selama ini membelenggu. Sungguh sebuah kenyamanan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Hingga akhirnya kami harus pulang melanjutkan rutinitas setelah menyantap ikan-ikan segar hasil tangkapan.

Air memang selalu bisa memberikan ketenangan. Itu sebabnya ada banyak tempat wisata yang menjual panorama air sebagai destinasi andalannya. Bagaimana tidak, dengan hanya mendengar suara gemericik air saja, secara refleks bisa menimbulkan ketenangan dan rasa nyaman. Peneliti dari Live Science, Orfeu Buxon menuturkan Suara gemericik air bisa mempoengaruhi seseorang menjadi merasa tenang, nyaman, dan tidak merasa khawatir akan keadaan (liputan6.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun