Bulan Ramadan adalah bulan suci bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama bulan ini, umat Islam berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian kepada Allah SWT.Â
Namun, sayangnya, semangat kebersihan dan kesucian yang seharusnya menjadi bagian integral dari Ramadan sering kali terabaikan, terutama dalam masalah penanganan sampah.
Sering kali Konsumsi makanan dan minuman meningkat secara signifikan di Bulan Ramadan. Dari hidangan lezat di sahur hingga berbagai hidangan spesial untuk berbuka puasa, penggunaan kemasan plastik dan produk sekali pakai menjadi lazim.Â
Sayangnya, kesadaran akan dampak lingkungan seringkai terabaikan, dan akhirnya, berbagai jenis sampah menumpuk di tempat-tempat umum, rumah tangga, dan sepanjang jalanan.
Di tengah semangat keagamaan dan spiritualitas, ada kecenderungan untuk mengabaikan tanggung jawab terhadap lingkungan dan kebersihan. Para Muslim sering lupa bahwa menjaga lingkungan dan menjaga kebersihan adalah bagian penting dari ibadah.
Perspektif Lingkungan
Ramadan identik sekali dengan pedagang dadakan yang menjual aneka jenis makanan. Tentu saja hal ini menjadi keunikan dan kekhasan bulan Ramadan, namun sayang justru menimbulkan masalah baru yaitu meningkatnya sampah.
Salah satu aspek yang paling disayangkan dari meningkatnya sampah di bulan Ramadan adalah dampaknya pada lingkungan. Kemasan makanan plastik, botol air, dan berbagai jenis sampah non-biodegradable lainnya menumpuk di sekitar tempat-tempat ibadah, rumah, dan jalanan.Â
Akumulasi sampah ini tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga mencemari tanah dan air, mengganggu kehidupan satwa liar, dan menciptakan masalah kesehatan masyarakat.
Isu Sosial dan Kesehatan Masyarakat