Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Kekhasan Adat dan Budaya Aceh Tamiang yang Nyaris Punah

7 Maret 2022   06:25 Diperbarui: 20 Maret 2022   22:20 11054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adat Istiadat Aceh Tamiang

Aceh dalam keyakinan masyrakatnya adalah merupakan suatu bangsa bukan suku. Sebab pada Realitanya di wilayah aceh terdapat Beragam etnik yaitu etnik Aceh, Aneuk Jamee, Gayo, Tamiang, Alas, Kleut, Davayan si gulai, dan singkil. Etnik yang beragam ini memiliki kekhasan bahasa dan adat istiadat. Bahasa dan adat istiadat beragam etnik di Aceh ini berbeda antara satu dan lainnya. 

Dipandang dari bentuk fisik dan budaya Aceh Tamiang. Etnik Tamiang lebih di dominasi oleh suku melayu. Bahasa yang di gunakan pun mirip dengan bahasa melayu yang di gunakan oleh masyarakat melayu Deli, Melayu Riau, Melayu Palembang, dan melayu Malaysia. 

Sebutan untuk  raja antara suku Tamiang dan Aceh juga berbeda. Orang Tamiang menyebut keturunan raja dengan sebutan Tengku, sedangkan orang Aceh menyebut nya dengan Teuku. Bagi orang Aceh Tengku adalah sebutan bagi para guru atau ulama bukan keturunan raja.

Selain bahasa, Pakaian adat, lagu dan tarian Aceh Tamiang juga memiliki perbedaan. Berikut beberapa rangkuman Adat dan Budaya yang tumbuh kembang di Tanah Aceh Tamiang.

Rumah Adat Tamiang

Rumah Adat Etnik Tamiang di Aceh hampir sama dengan rumah tradisional masyarakat melayu. Rumah adat Aceh Tamiang berbentuk panggung bertiang empat segi, banyak tiang rumah induk 9 atau 12 tiang. Berhubungan panjang agak sedikit melengkung ke tengah,  dan bubungan dapur agak terpisah, sedikit lebih rendah dari rumah induk.

Tinggi Rumah induk Sekerujoung (sepanjang jangkauan orang dewasa. Atau bertangga tujuh. Manju(teras), serambi muka dapur tingginya separas, lebih rendah 30 cm dari dari rumah induk.  Biasanya rumah di usahakan menghadap kearah barat. Jika rumah berada di pinggir sungai maka rumah menghadap kearah sungai karena ada pamali (tabu) bagi perkauman Tamiang kalau rumahnya melintang sungai.

Seperti Rumah adat lainnya Rumah adat Tamiang juga memiliki kekhasan  dalam bentuk ukiran (relief). Pemberian relief ataupun lukisan hanya dibuat pada pe miping (penahan angin) dan papan yang membatasai tinggi antara serambi dengan rumah induk.

Jenis ukiran yang di jumpai pada rumah adat Tamiang adalah berbentuk daun-daun kayu, bunga ataupun sejenis akar-akaran yang merambat. Jenis lainnya berupa ukiran simetris yang saling sambung dinamakan "awan berarak"

Salah satu kemiripan dengan rumah adat Aceh di rumah adat Tamiang juga memiliki lesung kaki maupun lesung tangan yang terdapat di bawah rumah. Lesung ini di gunakan sebagai alat untuk para dara menumbuk padi. Sedangkan kandang ternak di letakkan jauh di belakang rumah. Seiring perkembangan zaman model rumah Tamiang ini nyaris hilang, akibat dari terjadinya globalisasi. Masuknya budaya luar menyebabkan banyak perubahan dalam bentuk rumah masyarakat Aceh Tamiang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun