Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Datangnya Tentara Jepang ke Negeri Tamiang

7 Februari 2022   23:28 Diperbarui: 7 Februari 2022   23:42 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrsi (https://katadata.co.id/intan/berita/61be07410cc77/pengertian-romusha-tujuan-dan-dampaknya-ke-rakyat-indonesia)

"Buah pinang di dalam tampah, di bawa berjalan kebukit karang, Tamiang ini negeri yang indah, Jangan sampai diambil orang"

Membaca sebuah buku tentang perjungan rakyat Tamiang melawan tantara jepang yang ditulis oleh Ichsan Nurdin.S dalam bukunya yang berjudul "Laskar Rakyat Tamiang" membuat jiwa saya menjadi terusik.

Bagi saya kisah ini dapat menjadi kisah inspiratif yang sarat akan hikmah. Dengan membagi cerita ini merupakan bagian dari upaya saya untuk mengenalkan sejarah Tamiang pada khalayak ramai terutama pada masyarakat Aceh Tamiang, yang hari ini telah menikmati semua hasil jerih payah dari orang-orang terdahulu yang telah berjuang untuk kebaikan negeri ini.

Saya terlahir di Tamiang dan mengalir darah Tamiang dari ayah yang berasal dari wilayah hulu Tamiang tepatnya desa Rantau Bintang. Rasa cinta saya terhadap negeri Tamiang memang sangat mendalam, sehingga saya selalu tertarik dengan kisah-kisah negeri Tamiang.

"Kisah Laskar rakyat Tamiang" yang ditulis dengan sederhana oleh Ichsan Nurdin.S diantaranya menceritakan kedatangan satu kesatuan infanteri tentara jepang Pada tanggal 12 maret 1942. Pasukan Jepang  mendarat ke wilayah Aceh melalui peureulak. Dengan mengayuh sepeda tantara Jepang memasuki Kawasan Tamiang.  disambut dengan sorak-sorai kegembiraan. Rasa kegembiraan yang berlebihan disebabkan karena harapan yang besar dari masyarakat Tamiang agar tantara Jepang mau membantu mengusir Belanda yang sudah berani menjajah negeri Tamiang.

Sambutan baik masyarakat tamiang membuat tantara jepang semakin menebarkan pesona palsunya, pencitraan pun dimulai. Drama membela masyarakat Tamiang diawali dengan melatih pemuda-pemudi Tamiang menjadi relawan-relawan dari setiap misi dan pergerakan mereka. Diantara pencintraan yang dilakukan oleh militer Jepang adalah berupa semangat bekerja sama untuk mengusir Kolonial Belanda. Mereka juga menebar Sedendebu (Propaganda) melalui aksi tiga" A" Dengan slogan:

  1. Jepang Cahaya Asia
  2. Jepang Pelindung Asia
  3. Jepang Saudara Asia

Jepang benar-benar mendapat tempat dihati masyarakat Tamiang sehingga wilayah Tamiang berada dibawah pemerintahan militer Jepang. Pada masa pemerintahan militer Jepang, Tamiang dalam status Gun (kekuasaan dengan pemerintahan administratif setingkat kecamatan) dan membagi 5 Gun yang di perintahkan oleh suunto yaitu:

  1. Suunto Kejuruan Muda
  2. Suunto Karang Baru
  3. Suunto Sultan Muda
  4. Suunto Bendahara
  5. Suunto Sei Iyu

Lama kelamaan tentara Jepang menunjukkan watak aslinya. Tentara Jepang mulai memaksa penduduk pribumi untuk dilatih militer. Mereka membuka latihan perang diantaranya Range Giogon, Gyoyun, Haiho, Keiatsu-tai (polisi) dan Hiko Zo. Sedangkan khusus pemuda ada organisasi Sei Nendang.

Sikap arogan tentara jepang mulai keterlaluan. Pemerintahan di jalankan secara otoriter. Rakyat yang dilatih perang tidak di beri upah dan makanan yang layak, hanya diberikan ransum seadanya saja. Lama-kelamaan masyarakat Tamiang mulai menyadari, bahwa kesalahan besar telah memberikan kepercayaan terhadap tentara Jepang. Kepercayaan itu justru dimanfaatkan untuk menindasa rakyat Tamiang. Bak kata pepatah lama "keluar dari mulut harimau masuk kemulut Buaya" tidak ada beda, keduanya mengerikan bahkan semakin mengerikan.

Rasa cinta tanah terhadap bangsa dan negara yang kuat menimbulkan semangat untuk merebut Kembali Tamiang dari tentara Jepang. Masyarakat Tamiang tidak mau tinggal diam sehingga melakukan perlawanan-perlawanan. Hingga akhirnya Perjuangan sengit rakyat Tamiang melawan penjajah memperoleh hasil seperti yang apa yang diinginkan. Kemenangan demi kemenangan  berhasil membawa rakyat Tamiang terbebas dari para penjajah.

Sumber : Buku Laskar Rakyat Tamiang (Ichsan Nurdin. S)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun