Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjalanan Masa Lampau Suku Melayu menuju Aceh Tamiang

3 Februari 2022   23:46 Diperbarui: 4 Februari 2022   00:31 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada abad ke VII Masehi telah berdiri beberapa kerajaan di Sumatera seperti Kerajaan Tulang Bawang di Lampung, Kerajaan melayu di Riau, dan kerajaan Sriwijaya di Palembang. Kerajaan Melayu pertama bernama Kerajaan Melayu Raya berdiri pada tahun 670 Masehi di Bandar Pirus Pulau Bintan Kepulauan Riau. Raja yang memerintah kerajaan tersebut bergelar "Raja Diraja Mambang Sepenoh Tun Dewa di Tasek" Keturunanan Raja Mambang (Dewa Laut). Kerajaan Melayu Raya memiliki kerajaan-kerajaan kecil yang di perintah oleh raja-raja tersendiri dari Tanah Semenanjung Kra, Pulau Riau, Pesisir tanah Kuantan.

Kerajaan Melayu yang berkembang pesat membuat Kerajaan Sriwijaya merasa terancam, Sehingga Kerajaan Sriwijaya mengirimkan bala tentara untuk menaklukkan Kerajaan Melayu. Pertempuran hebatpun terjadi, Kerajaan Sriwijaya memiliki pasukan yang lebih kuat dari pasukan Kerajaan Melayu sehingga Kerajaan Melayu porak poranda. Raja  Diraja Mambang Sepenoh Tun Dewa Tasek tewas dalam medan pertempuran.

Porak-porandanya Negeri Melayu kala itu, membuat penduduknya panik. Karena merasa terancam, bangsa melayu melarikan diri dari kerajaannya dan berlayar kelautan tanpa arah yang pasti. Sebagian mereka berlayar sampai ke Kalimantan Selatan, Pulau Sulu, Pulau Palawan, dan Mindanau (Philipina). Sebagian lagi sampai ke Hawaii dan Pasific). Bahkan ada yang memilih menetap di atas perahu mereka, yaitu di wilayah Belitung dan Bangka, bangsa ini dikenal dengan sebutan Jakun atau Orang Laut.

Pelayaran terus berlangsung selama berbulan-bulan. Hingga sebagian dari mereka sampai ke Kepulauan Nusa Merege (Maluku), Bima, Ternate, dan Banda. Pulau Perca (Sumatera) juga tidak luput dari singgahan mereka. Di wilayah Sumatera Barat tepatnya di  pedalaman Gunung Merapi, bangsa melayu membentuk kerajaan baru dengan nama Pagaruyung. Sedangkan di daerah Riau mereka mendirikan kerajaan Kuantan yang selanjutnya memindahkan  Ibu kota kerajaan ke Daik di Kepulauan Riau dengan nama Kerajaan Riau.

Ketakutan masih menghantui bangsa Melayu saat itu. Merasa masih di kejar-kejar oleh kerajaan Sriwijaya sebagaian dari merekapun memutuskan kembali berlayar hingga menjumpai pemukiman penduduk bangsa lain  seperti bangsa manti (mante) di telaga tujuh, Aramiyah (AcehTimur), Jambo Aye (Aceh Utara) di Pidie (Poli) Kalee dan di Pulau Weh (Sabang).

Gelombang laut yang deras membawa sebagian mereka terdampar di pulau Teluk Haru. Pulau ini di beri nama "pulau sampai", orang aceh menyebutnya dengan "Pulau Sampoe" .Kini wilayah ini di kenal dengan Pulau Kampai.(bersambung)

Sumber : Catatan dan wawancara dengan Ir. Muntasir Wan Diman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun