2. Fokus pada materi esensial
Kompetensi literasi dan numerisasi dianggap sebagai materi esensial yang wajib dikuasai peserta didik. Kompetensi ini merupakan kompetensi dasar yang mendukung semua mata pelajaran.Â
Peserta didik yang tidak memiliki kompetensi dasar yang kuat pada Literasi dan numerisasi akan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya.
Selain itu dalam Prototipe terjadi penggabungan pembelajaran IPA dan IPS. Sehingga di Tingkat Sekolah menengah lanjutan (SMA) sudah tidak lagi ada pilihan jurusan IPA, IPS dan Bahasa.
KI dan KD yang kita kenal melalui kurikulum 2013 kini dikenal dengan istilah Capaian Belajar (CP). CP adalah satuan kesatuan dari Sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dikemas secara utuh.
3. Bersifat Fleksibelitas
Guru diberikan kebebasan mengajar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Tujuan belajar pada kurikulum ini ditetapkan perfase, yakni dua hingga tiga tahun untuk memberikan fleksibelitas bagi guru dan sekolah.
Dilansir dari harian TEMPO.CO yang terbit pada 1 januari 2022, diperoleh data sudah ada 343 taman kanak-kanak, 1.116 Sekolah Dasar, 547 Sekolah Menengah pertama, 382 Sekolah Menengah atas, dan 85 Sekolah Luar biasa telah mengikuti proyek uji coba kurikulum prototipe. Dan akan dievaluasi Kembali pada tahun 2024.
Beberapa perbedaan antara kurikulum prototipe dengan kurikulum 2013 bisa dilihat dari table berikut :
No
Kurikulum 2013