Mohon tunggu...
Ifa Febriani
Ifa Febriani Mohon Tunggu... Lainnya - Panggil Febriani

Berkarya dengan menulis Menulis adalah karya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Online agar Tidak Bermain Online, Apa Tipsnya?

30 Oktober 2020   10:50 Diperbarui: 8 Januari 2021   18:00 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H. dan Ifa Febriani

Masa pandemi mengharuskan seluruh pelajar untuk belajar di rumah melalui internet dengan menggunakan aplikasi-aplikasi tertentu yang tersedia pada gawai. Hal ini menimbulkan sebab-akibat yang nyata. 

Belajar di rumah atau online memang bisa menjadi solusi baik untuk memperbaiki pandemi seperti sekarang. Namun, tidak menolak fakta bahwa anak akan lebih dekat dengan gawai dengan durasi yang cukup lama. Karena yang terjadi saat ini adalah pembelajaran jarak jauh (PJJ) berlangsung sangat lama. 

Saat ini, Segala aktifitas pembelajaran dilakukan secara online. Baik guru yang menyampaikan materi, pelajar yang mendengarkan materi, guru yang memberi tugas atau pelajar yang mengerjakan tugas serta mengirimkan tugas pun secara online. 

Hal ini menyebabkan anak dituntut untuk siap dalam perubahan keadaan, namun yang terjadi, sebagian pelajar tidak mengikuti pembelajaran secara aktif disebabkan, mereka ketika memegang gawai yang dibuka adalah aplikasi game online maupun offline, media sosial, aplikasi perbelanjaan online atau update berita artis idola mereka. Kegiatan tersebut adalah sebagai salah satu pemicu ketidakefektifan dalam membagi waktu.

Sebagai warga sekolah yang baik tentu harus mengamalkan pancasila. Menilik dimanapun bangku sekolah kita pasti sudah diajarkan mengenai pancasila dari sila pertama sampai sila terakhir beserta penerapannya. Meskipun tidak sedang berada di lingkungan sekolah, sebagai pelajar harus selalu menerapkan meskipun sedang sekolah online.

Permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya merupakan bentuk ketidaktanggungjawaban pelajar sebagai warga sekolah. Pasalnya pada nilai sila pertama yaitu ketuhanan, pelajar belum bisa menerapkan bentuk taatnya kepada Tuhannya berupa ibadah tepat waktu karena lebih mengutamakan bermain online. 

Nilai pancasila pada sila kedua yaitu kemanusiaan, pelajar belum bisa memanusiakan manusia dengan baik karena bermain online dianggap lebih menyenangkan dari pada menyapa teman melalui online hanya. Meskipun sekadar menjawab pertanyaan teman yang bertanya mengenai tugas. 

Nilai pancasila pada sila ketiga yaitu kerakyatan, dalam kejadian tersebut pelajar lebih fokus terhadap game-game online yang berasal dari luar Negara dari pada memperdulikan tugas dari guru. Nilai pancasila pada sila keempat yaitu kerakyatan. 

Dalam permasalah tersebut siswa lebih individualis karena asik dengan dunia onlinenya. Nilai pancasila pada sila kelima yaitu keadilan, dalam permasalahan tersebut banyak poin yang belum dilaksakan sebagai warga sekolah diantaranya, pelajar tersebut tidak dapat membagi waktunya dengan baik, antara harus mengerjakan tugas atau harus bermain online.

Dalam hal ini orang tua dituntut aktif melakukan pendampingan belajar anak terutama yang masih Duduk di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk pelajar SMA/SMK dan para mahasiswa dapat melaksanakan tips-tips berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun