Kata orang, penulis itu harus serba bisa. Menulis tentang apa saja, model apa saja, dan kapan saja, harus siap. Huaaa… dan memang begitulah prakteknya. Saya merasakan sendiri, dari menulis yang curhat-curhat, sampai menulis tentang kesehatan, perempuan dan teori femninisme, review gadget, sampai mengenai tambang migas. Hadeuh.
Dari cerita anak yang fable gitu, yang menulisnya bahagiaaa sekali, hingga menulis novel sejarah yang ribet dengan sejumlah referensi tebal. Dari menulis untuk blog, majalah, buku, sebagai writer, co-writer, ghostwriter, copywriter yang nulisnya hitungan jam dan dapat duitnya langsung hitungan menit, dan… scriptwriter yang pakai acara menggambar ala komik gitu, pakai storyboard…capeknyaaa…tapi uangnya juga Alhamdulillah.
Demikianlah, kali ini challenge untuk saya adalah menulis jurnal. Setelah sekitar tiga atau empat tahun yang lalu, saya terakhir menulis jurnal semi populer, dan dua tahun yang lalu kalau tidak salah, ikut menulis jurnal bersama sebuah tim riset dosen dan mahasiswa, sekarang kembali saya diminta menulis jurnal yang tidak ada populer-populernya sama sekali. Tidak tanggung-tanggung, tiga tulisan untuk tiga jurnal.
Jadi ini ceritanya, satu penelitian dan hasilnya dipecah dalam tiga jurnal. Satu jurnal saja biasanya sanggup membuat saya jadi naga saking berasapnya kepala, apalagi tiga ya? Tapi baiklah, mari kita coba. Kebetulan topiknya juga saya suka, seputar perjuangan ibu tunggal. Seruuuu.
Saya ikut dari mulai proses pengumpulan data, pengolahan data, hingga pembahasan. Karena ini penelitian kualitatif, jadi pengolahan data tidak terlalu sulit karena tidak pakai statistic. Dengan bahagia, saya dadah-dadah cantik kepada buku-buku statistic yang sudah lama sekali tidak tersentuh itu. Tetapi saya mulai memamah biak buku-buku teori psikologi, sosiologi, perkawinan, gender, feminism, dan teori-teori agama. Dan, ya Tuhan, semuanya sukses membuat saya pusing-pusing, satu tulisan sepanjang duapuluh delapan hingga tiga puluh halaman, nah ini tiga tulisan. Eeeeaaa….
Hari-hari penulisan berlangsung sangat serius, menyebabkan saya lupa bahkan untuk sedikit bersenang-senang. Makanpun seadanya, asal terisi saja. Yang pentjng anak-anak cukup gizi dan kenyang. Kalau saya sih sesempatnya saja. Yang penting tulisan kelaaar.
Alhamdulillah, dengan segala perjuangan, dan dengan kasih sayang Tuhan tentu saja, sebab selama proses tersebut saya tidak sampai typus misalnya, akhirnya kurang lebih tiga minggu selesailah tiga tulisan itu, mendapat revisi sedikit dan pujian dari panitia jurnal untuk dua tulisan diantaranya. Alhamdulillah, sebuah pencapaian manis setelah perjuangan yang panjang dan melelahkan tapi menyenangkan itu.
Ingin rasanya ketiga tulisan itu saya posting di blog kalau tidak karena takut kena sangsi dari panitia jurnal. Lalu dengan cara apalagi saya merayakan keberhasilan saya kalau begitu?
Tiba-tiba saya terpikir untuk jalan sendirian sejenak ke Cinere Mall, sekedar me time sambil makan siang. Tujuan saya, KFC yang baru-baru ini meluncurkan menu barunya yaitu Hot & Cheesy Chicken. Penasaran juga saya, seperti apa sih rasanya? Apakah seenak Fried Chicken original yang biasa saya pesan?
Jam makan siang sedikit antri di KFC Cinere Mall, namun saya sabar menanti. Namanya juga penasaran dan ingin merayakan momen special. Akhirnya saya bisa memesan menu Hot and Cheesy Chicken dan minumnya satu paket, yaitu Cream Cheese Float. Sambil mengucapkan syukur karena telah menyelesaikan tugas yang berat nulis tiga tulisan untuk jurnal, perlahan saya nikmati rasa Hot and Cheesy Chicken.