Mohon tunggu...
Ifa ana
Ifa ana Mohon Tunggu... Guru - Artikel

Ayo membaca, membaca dapat merusak kebodohan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Perkembangan Kognitif Piaget pada Tahap Anak Operasional Konkret

11 November 2023   12:24 Diperbarui: 11 November 2023   12:45 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan suatu upaya pembelajaran, yang dilakukan secara sadar oleh pendidik (termasuk orang tua). Aspek kognitif sangat penting karena dapat menentukan keberhasilan aspek lainnya. Para peneliti di bidang perkembangan otak telah menemukan bahwa perkembangan kognitif berkaitan erat dengan pertumbuhan dan fungsi otak. 

Tokoh yang mengembangkan teori perkembangan kognitif adalah Piaget. Piaget adalah seorang psikolog dan memiliki pemahaman kognisi yang masih berkembang. Anak pada tahap perkembangan aktivitas konkrit dicirikan oleh kesukaan membaca karya sastra sederhana dan menyukai gambar seperti buku cerita bergambar. 

Komik merupakan salah satu produk sastra untuk anak yang menyampaikan pesan melalui dua cara, yaitu ilustrasi dalam bentuk gambar dan pesan dalam bentuk tulisan. Bacaan yang disajikan dalam teks sederhana, mudah dipahami dan tidak rumit. Menurut teori Piaget, perkembangan operasional spesifik dimulai sekitar usia 7 sampai 11 tahun. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget mengemukakan bahwa kecerdasan dapat berubah seiring bertambahnya usia anak. Teori tersebut juga menjelaskan bagaimana anak ber adaptasi, bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek sperti benda, makanan dan objek sosial seperti diri sendiri, teman dan orang tua.

Perkembangan kognitif yaitu pertumbuhan secara logis, dari masa bayi hingga dewasa. Ada 4 tahap yang dikemukakan oleh piaget yaitu tahap sensori-motor usia 0-1,5 tahun, tahap pra operasional usia 1,5-6 tahun, tahap operasional konkret usia 6-12 tahun, tahap operasional formal usia 12 tahun keatas. Usia 7-12 tahun merupakan usia ketika anak sudah memasuki masa sekolah. Sebagaimana menurut teori kognitif Piaget, pemikiran anakanak usia sekolah dasar disebut pemikiran operasional. 

Pada pemikiran yang logis ini menggantikan naluri dengan pemikiran tersebut dapat diaplikasikan menjadi contoh yang konkret dan spesifik. Akan tetapi ada kekurangan pada fase ini yaitu anak dihadapkan dengan permasalahan tanpa ada objek secara nyata maka akan mengalami kesulitan bahkan tidak mampu untuk menyelesaikan nya karena penalaran anak masih terbatas. Anak akan menyelesaikan masalah ketika dihadapkan dengan masalah secara nyata yang bisa ditangkap oleh panca Inder. Seperti halnya pada pembelajaran Matematika dalam operasi penjumlahan, pengurangan, jenis ukuran (berat, panjang, dan volume). Pada materi pembagian dan perkalian anak sudah bisa mengerjakannya namun ketika diberi soal yang berbentuk angka yang berbeda biasanya anak akan mengalami kesulitan atau kebingungan dalam menjawabnya.

Pada usia 7-8 tahun anak bisa fokus mengikuti pembelajaran dengan durasi yang hanya berkisar 2-3 jam, selebihnya anak merasa mengantuk, merasa lelah, dan akan mencari aktivitas seperti bermain. Anak sudah bisa belajar dengan nuansa yang formal, tetapi membutuhkan pembelajaran yang menyenangkan seperti pembelajaran berbasis game. 

Pada usia 9 tahun kemampuan belajarnya semakin baik, anak dapat menghitung angka dalam pikiran tanpa menghitung dengan cara manual atau menulis. Misalnya, ketika ditanya tentang perkalian angka puluhan dengan satuan, anak bisa menjawab secara spontan, tetapi ketika mengalikan angka puluhan dengan puluhan bahkan ratusan, anak belum bisa menjawabnya tanpa dengan bantuan perhitungan manual. Pada fase ini dapat diterapkan sistem pembelajaran dengan diskusi kelompok. 

Pada usia 9-10 tahun, kemampuan belajar siswa juga meningkat. Pada tahap ini anak dapat menerapkan sistem pembelajaran kooperatif, yaitu sistem pembelajaran dimana anak belajar dan bekerja sama dalam kelompok kecil. Dari situlah pembelajaran dapat mendorong anak untuk berkomunikasi, bertukar pikiran/informasi dan gagasan untuk memecahkan suatu masalah. Anak dapat diminta berpikir kritis terhadap benda yang mungkin  belum ia kenal. 

Pada usia 11-12 tahun, kemampuan belajar anak semakin kuat dan mampu berpikir strategis. Kemampuan belajar anak  semakin kompleks, sebelumnya anak hanya mengerjakan soal-soal. Pada tahap ini, anak sudah dapat menyelesaikan soal-soal yang kompleks dan dapat menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered), salah satunya dapat berupa model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) berdasarkan permintaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun