Mohon tunggu...
Ifa Pratiwi
Ifa Pratiwi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyelamatkan Pewaris Kemerdekaan

19 April 2015   10:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:55 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyelamatkan Pewaris Kemerdekaan

Bagi setiap Negara, kemerdekaan memiliki arti yang sangat penting. Kemerdekaan merupakan salah satu simbol adanya atau lahirnya suatu Negara dalam suatu peradaban bangsa. Tak sedikit yang mengartikan bahwa kemerdekaan merupakan buah hasil dari perjuangan bangsa dalam mencapainya. Maka dari itu arti penting kemerdekaan sangat dirasakan oleh para orang yang mendambakan kehadirannya, tak terkecuali Indonesia. Apabila kita merunut sejarah lahirnya Indonesia, bisa dibilang Indonesia lahir dalam suatu proses yang teramat panjang dan teramat sulit. Suatu Negara tak akan lahir tanpa didahului adanya suatu pemikiran politik karena Negara lahir tidak dalam ruang kosong, oleh karenanya Negara Indonesia tak akan lahir jika tidak didahului adanya suatu pergumulan mengenai lahirnya Indonesia yang dipikirkan oleh segenap bangsa Indonesia melalui the founding father.

Jika kita mendengar kata kemerdekaan, maka kita akan diselimuti dengan beragam definisi terkait dengan kata tersebut. Kemerdekaan menandai sebuah awal pewujudan cita-cita bangsa yang selama ini mengalami stagnasi akibat bengisnya para penjajah yang tak hanya menghancurkan kehidupan suatu Negara tetapi juga menghancurkan segala aspek yang termuat didalamnya (Negara). Penajajahan memberikan trauma tersendiri bagi kehidupan bernegara kita, namun pasca Soekarno menyampaikan isi proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945, sedikit banyak membuka mata dan hati rakyat Indonesia, karena dengan diproklamirkan kemerdekaan waktu itu, membuka babak baru dalam kehidupan bernegara, kita Negara Indonesia berhak berbagga karena telah terlepas dari belenggu penjajahan yang telah menistakan kita.

Euforia kemerdekaan agaknya hanya berlangsung sekejap mata saja, bagaimana tidak? Pasca kemerdekaan RI, keadaan Negara kita masih tidak jauh berbeda dari keadaan kita ketika dijajah. Memang kita telah terbebas dari belenggu penjajahan dalam arti fisik, lalau bagaimana dengan adanya penjajahan mental, penjajahan moral serta penjajahan ekonomi? Kita merasa sudah terlepas dari penjajah, namun sadar atau tidak, bahwa sebenarnya kita masih dijajah. Belum lagi banyak problematika yang merundung Negara kita ini dari zaman ke zaman. Pergantian rezim yang berkuasa tidak banyak memberikan kontribusi nyata dalam perubahan Indonesia kearah Negara Adidaya, Indonesia masih saja stag di gelar Negara berkembang.

Dewasa ini, kehidupan bernegara kita acapkali sering dibilang sebagai Negara yang masih carut marut dalam menata kehidupan bernegaranya. Aksi saling tuding dan saling tuduh justru banyak dipertontonkan oleh mereka yang menganggap dirinya sebagai wakil rakyat. Namun gelar yang disandingkan kepada mereka nampaknya kurang pas diterapkan karena mereka sama sekali tidak memiliki nilai dalam indikator sebagai seorang wakil rakyat.

Dimasa yang krisis seperti ini, Indonesia sangat membutuhkan sesorang yang mampu membenahi semua lini kehidupan Indonesia. Seseorang yang mampu membawa Indonesia menuju Negara yang Adidaya, Berbudaya dan Berkarakter. Dan seseorang itu diharapkan muncul dari kalangan para pemuda yang merupakan generasi penerus Indonesia. Namun apa kabar generasi Indonesia sekarang ini? Dimana keberadaanya sekarang? Ironisnya, banyak sekali pemuda di Indonesia yang mendiami Negara ini namun hanya sedikit dari mereka yang berada di jalan lurus. Sebut saja, bahwa masih banyak masalah yang merundung generasi penerus kita, mulai dari merosotnya atau degradasinya moral pemuda sampai pada keengganan pemuda untuk tampil memimpin di Negara sendiri.

Merosotnya moralitas pemuda sudah sangat memprihatinkan, banyak dari mereka yang terjebak di lembah hitam yang kelam dan menistakan martabat manusia. Jika kita tidak segera mengambil tindakan, peradaban Indonesia akan segera lenyap karena tak adanya generasi yang mampu meneruskan estafet kepemimpinan Negara ini. Pemuda sebagai pewaris kemerdekaan sudah semestinya tergugah untuk segera merapikan diri dan menata kehidupannya untuk menuju Indonesia emas 2045, namun realitanya? Hanya segelintir dari mereka yang tergerak untuk melakukan itu, selebihnya, mereka lebih memilih berfoya-foya menikmati masa mudanya dan terjerumus ke dalam jurang neraka kehidupan. Kita hanya bisa berharap akan lahir dari mereka seseorang yang cakap yang nantinya mampu menjaga keutuhan NKRI ini dan dapat membawa kita ke sebuah peradaban gemilang dan mencatatkan diri di sejarah kehidupan bahwa kita, Negara kita, Negara Indonesia adalah Negara yang Aidaya, Berbudya dan Berkarakter. Amin. Dan sampai saat itu tiba, kita sebagai pemuda pewaris kemerdekaan saat ini harus lebih tertata hidupnya, mulai berkarya untuk negeri semampu kita, dan yang jelas, kita harus selalu ingat bahwa di pundak kita terdapat amanah yang besar dari para pejuang kita terdahulu. Yang perlu kita lakukan adalah menjaga amanah itu sebaik-baiknya dan mulai merealisasikan impian kita yang nantinya dapat membantu mengangkat derajat tanah air tercinta ini. Semangat pemuda, semangat generasi penerus bangsa dan semangat pewaris kemerdekaan! Kita bisa dan kita mampu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun