Mohon tunggu...
ifa pujiastuti
ifa pujiastuti Mohon Tunggu... -

saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayo Gunakan Pembelajaran Terpadu

25 Oktober 2010   07:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:07 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

HAKIKAT PEMBELAJARAN TERPADU

Untuk meningkatkan efisiensi penyelenggaraan program pendidikan, formalisasi system persekolahan dalam masyarakat modern yang ditandai oleh pembagian kerja (spesialisasi) juga membuahkan dampak sampingan yang cukup serius, khususnya bagi pembelajaran yang masih muda di SD. Dengan kata lain, siswa yang masih muda melihat dirinya sebagai pusat lingkungan yang merupakan suatu keseluruhan yang belum jelas unsure-unsurnya, dengan pemaknaan secara holistic yang berangkat dari sifat holistic.

Sebagaimana dikemukakan oleh jean piaget, kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang bersifat lebih abstrak yang diperlukan untuk mencernakan gagasan-gagasan dalam berbagai mata pelajaran akademik umumnya baru berbentuk pada usia ketiga mereka duduk di kelas-kelas terakhir SD dan berkembang lebih lanjut pada usia ketika duduk di SLTP. Oleh Karen itu cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang untuk para siswa akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman tersebut bagi mereka.pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsure-unsur konseptualnya, baik intra maupun antar mata pelajaran, meningkatkan peluang bagi terjadinya pembelajaran yang lebih efektif. Dengan kata lain pembelajaran yang efektif memfasilitsi terciptanya kesempatan yang kaya untuk melihat dan membangun kaitan-kaitan konseptual.

Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami. Kecenderungan [pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajarn yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori yang menolak driil sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.

Pendekatan pembelajarna terpadu ini bertolak dari suatu topic atau tema yang dipilih/dikembangkan guru bersama anak. Tujuan dari tema ini bukan untuk literasi mata pelajarn, akan tetapi konsep-konsep dari mata pelajaran terkait dijadikan alat dan wahana untuk mempelajri dan menjelajahi topic atau tema tersebut.

Pendekatan pembelajaran terpadu dapat dipandang sebagai upaya untuk memperbaikai kualitas pendidikan di tingkat dasar, terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjelajahan kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah. Walaupun penjelajahan kurikulum mungkin mengandung unsure kebaikan, namun di pihak lain efektifitas atau tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Hal ini menyebabkan anak kehilangan sesuatu yang lain yang seharusnya mereka kerjakan. Jika anak hanya merespon tanda-tanda dari guru, mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak menjadi tidak tersentuh. Padahal itu semua merupakan karakteristik utama perkembangan anak SD.

Pengalaman belajar yang dirancang untuk murid akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman tersebut bagi mereka. Pengalaman belajar yang lebih menjunjukkan kaitan unsure-unsur konseptualnya, baik intra maupun antar mata pelajaran akan meningkatkan peluang bagi terjadinya pembelajarna yang lebih efektif artinya kaitan koseptual dari apa yang tengah dipelajari denan semakin banyak sisi dalam bidang yang sama (kaitan konseptual intra mata pelajaran, misalnya banjir dan erosi), dan bahkan dengan mata pelajaran lain ( kaitan konseptual antar mata pelajaan, misalnya banjir dengan ekonomi), semakin terhayati oleh murid.

Ciri-ciri pembelajaran terpadu antara lain berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung pada anak, pemisahan antara mata pelajaran tidak jelas, dan bersifat luwes. Dalam pembelajarn terpadu terjadi kaitan pengalaman belajar yang bermakna, yaitu pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsure konseptualnya. Dengan kata lain pembelajaran yang efektif memberikan kemudahan untuk terciptanya kesempatan yang kaya untuk melihat dan membangun kaitan- kaitan konseptual. Hal ini akan terjadi nukan saja dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk menerapkan konsep yang baru itu dalam situasi yang baru pula

NAMA: IFA PUJIASTUTI

NIM: X7209039

SEMESTER/KELAS: VII/A

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun