Ponorogo -- (Jumat, 23/07/2021) Di tengah kondisi PPKM Darurat, KKN UM Desa Tanjunggunung tetap melaksanakan salah satu program kerjanya yaitu Pelatihan Dakwah. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, Pelatihan Dakwah dilaksanakan sebanyak 2 kali (17 Juli dan 21 Juli 2021). Kegiatan pelatihan ini dihadiri sebanyak 5 peserta dan juga modin Desa Tanjunggunung. Peserta yang hadir merupakan orang-orang pilihan yang telah direkomendasikan oleh bapak Sunar selaku modin Desa Tanjunggunung. Beliau mengatakan, "Saya berharap dengan adanya kegiatan ini dapat melahirkan generasi penerus khatib yang baru di mana nantinya dapat menggantikan generasi lama yang sudah waktunya berhenti bertugas. Selain itu juga dapat menambah ilmu dan pengalaman bagi khatib lama yang turut hadir dalam acara ini".
Dalam kegiatan ini, Very sebagai penanggung jawab kegiatan mengaku bahwa dia mendapatkan rekomendasi dari temannya yang pernah menempuh pendidikan di salah satu Pondok Pesantren di Ponorogo untuk mengadirkan seorang narasumber yang luar biasa. Beliau adalah Ustadz Khoirul Anwar yang bertempat tinggal tidak jauh dari tempat KKN, hanya berbeda kecamatan saja.
Di hari pertama kegiatan, peserta masih terlihat malu-malu untuk bertanya. Sehingga narasumber lebih banyak menyampaikan materi. Ustadz Khoirul Anwar menyampaikan materi yang paling dasar dari khutbah yaitu syarat dan rukun khutbah. "Sebenarnya ini (syarat dan rukun khutbah) sudah banyak diketahui oleh orang-orang, baik yang sudah pernah menjadi khatib ataupun yang belum. Akan tetapi, di sini kita sharing, berbagi ilmu jadi kita sama-sama belajar", begitu tuturnya.
Mendapatkan pertanyaan yang demikian, ustadz mengatakan bahwa, "Rasa deg-degan atau ndredeg itu merupakan rasa yang wajar. Hal ini menjadi tidak wajar apabila orang itu sudah tidak ada rasa deg-deg an lagi. Kenapa? Karena akan timbul sifat egois, sifat sombong dalam dirinya." Beliau melanjutkan lagi, "Lalu bagaimana caranya biar ndak ndredeg? Sesuai dengan pengalaman saya, itu saya terbiasa membaca salah satu doa yang ada di Al-Qur'an, Surah Thaha kalau tidak salah. Itu dibaca sebanyak-banyaknya." Selain itu, beliau memberikan beberapa saran agar mengurangi kegugupan saat akan memulai khutbah ataupun ceramah yang intinya berbicara di depan publik.
Para peserta cukup antusias dalam mendengarkan dan memperhatikan tanya jawab antara Pak Modin dan narasumber, meskipun mereka tidak mengajukan pertanyaan. Ketika ditanya oleh narasumber, peserta cukup antusias juga dalam menjawabnya. Sehingga acara pada hari kedua ini sudah jauh lebih berjalan dengan fleksibel dan tidak terlalu canggung. Kegiatan berakhir pukul 17.15 WIB dengan diakhiri dengan sesi foto bersama dengan narasumber, peserta dan panitia yang bertugas. (Alfi Hanifatul Uula)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H