Mohon tunggu...
KKN KELOMPOK 1
KKN KELOMPOK 1 Mohon Tunggu... Mahasiswa - DESA TANJUNGGUNUNG, BADEGAN, PONOROGO

KKN PULANG KAMPUNG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tumbuhkan Generasi Khatib Baru di Desa Tanjunggunung, Mahasiswa KKN UM Adakan Pelatihan Dakwah

23 Juli 2021   12:40 Diperbarui: 23 Juli 2021   12:56 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ponorogo -- (Jumat, 23/07/2021) Di tengah kondisi PPKM Darurat, KKN UM Desa Tanjunggunung tetap melaksanakan salah satu program kerjanya yaitu Pelatihan Dakwah. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, Pelatihan Dakwah dilaksanakan sebanyak 2 kali (17 Juli dan 21 Juli 2021). Kegiatan pelatihan ini dihadiri sebanyak 5 peserta dan juga modin Desa Tanjunggunung. Peserta yang hadir merupakan orang-orang pilihan yang telah direkomendasikan oleh bapak Sunar selaku modin Desa Tanjunggunung. Beliau mengatakan, "Saya berharap dengan adanya kegiatan ini dapat melahirkan generasi penerus khatib yang baru di mana nantinya dapat menggantikan generasi lama yang sudah waktunya berhenti bertugas. Selain itu juga dapat menambah ilmu dan pengalaman bagi khatib lama yang turut hadir dalam acara ini".

Dalam kegiatan ini, Very sebagai penanggung jawab kegiatan mengaku bahwa dia mendapatkan rekomendasi dari temannya yang pernah menempuh pendidikan di salah satu Pondok Pesantren di Ponorogo untuk mengadirkan seorang narasumber yang luar biasa. Beliau adalah Ustadz Khoirul Anwar yang bertempat tinggal tidak jauh dari tempat KKN, hanya berbeda kecamatan saja.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kegiatan hari pertama dipimpin oleh Azhiana Sukma, salah satu anggota kelompok 1 KKN UM Desa Tanjunggunung sebagai MC. Kegiatan dimulai pada pukul 16.15 WIB dan berakhir pukul 17.15 WIB, dengan diawali sambutan dari Bapak Sunar selaku modin desa dan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber.

Di hari pertama kegiatan, peserta masih terlihat malu-malu untuk bertanya. Sehingga narasumber lebih banyak menyampaikan materi. Ustadz Khoirul Anwar menyampaikan materi yang paling dasar dari khutbah yaitu syarat dan rukun khutbah. "Sebenarnya ini (syarat dan rukun khutbah) sudah banyak diketahui oleh orang-orang, baik yang sudah pernah menjadi khatib ataupun yang belum. Akan tetapi, di sini kita sharing, berbagi ilmu jadi kita sama-sama belajar", begitu tuturnya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kegiatan pelatihan ini memang dirancang sebagai wadah untuk bertukar pikiran dan pendapat atau bisa disebut dengan sharing, agar bagi pemula yang belum pernah menjadi khatib dapat mendapatkan ilmu dan pengalaman baru dan mereka tidak canggung untuk bertanya apabila ada satu dua hal yang masih kurang dimengeri dan ingin ditanyakan. Hal ini sesuai dengan yang dituturkan oleh Very selaku penanggung jawab proker, "Iya, dari awal memang pelatihan ini disusun sebagai kegiatan sharing antara narasumber, pak modin serta peserta pelatihan yang rata-rata belum pernah menjadi khatib. Dengan begitu, diharapkan peserta pelatihan tidak merasa canggung untuk bertanya jika ada yang belum dipahami", begitu pungkasnya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Pada hari kedua atau hari terakhir pelatihan, Ustadz Khoirul Anwar selaku narasumber memberikan beberapa contoh dari khutbah jumat. Melalui tayangan LCD proyektor, ustadz menjelaskan contoh nyata dari materi pertemuan sebelumnya, syarat dan rukun khutbah. Di samping itu, ustadz memberikan kesempatan bagi siapa saja yang ingin bertanya. Lalu, Pak Sunar (modin Desa Tanjunggunung) meminta izin bertanya, "Begini pak, rata-rata dari kami itu kalau mau memulai khutbah itu ndredeg, lha itu gimana cara mengatasinya agar tidak terlalu ndredeg", tuturnya.

Mendapatkan pertanyaan yang demikian, ustadz mengatakan bahwa, "Rasa deg-degan atau ndredeg itu merupakan rasa yang wajar. Hal ini menjadi tidak wajar apabila orang itu sudah tidak ada rasa deg-deg an lagi. Kenapa? Karena akan timbul sifat egois, sifat sombong dalam dirinya." Beliau melanjutkan lagi, "Lalu bagaimana caranya biar ndak ndredeg? Sesuai dengan pengalaman saya, itu saya terbiasa membaca salah satu doa yang ada di Al-Qur'an, Surah Thaha kalau tidak salah. Itu dibaca sebanyak-banyaknya." Selain itu, beliau memberikan beberapa saran agar mengurangi kegugupan saat akan memulai khutbah ataupun ceramah yang intinya berbicara di depan publik.

Para peserta cukup antusias dalam mendengarkan dan memperhatikan tanya jawab antara Pak Modin dan narasumber, meskipun mereka tidak mengajukan pertanyaan. Ketika ditanya oleh narasumber, peserta cukup antusias juga dalam menjawabnya. Sehingga acara pada hari kedua ini sudah jauh lebih berjalan dengan fleksibel dan tidak terlalu canggung. Kegiatan berakhir pukul 17.15 WIB dengan diakhiri dengan sesi foto bersama dengan narasumber, peserta dan panitia yang bertugas. (Alfi Hanifatul Uula)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun