Mohon tunggu...
Getrudis Nduang
Getrudis Nduang Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis

Serius tapi becanda tapi serius.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buku Itu

31 Mei 2024   20:46 Diperbarui: 31 Mei 2024   21:22 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumen pribadi

Ada satu kisah.

Pada suatu hari, aku masuk ke sebuah supermarket yang tak jauh dari tempat tinggalku. Sebut saja namanya Hardtulov Supermarket. Aku masuk ingin membeli buku sebab koleksi bacaanku sudah habis terbaca. Aku mencoba mencarinya kesana kemari. Dari rak bagian kiri, ke kanan, tumpukan di bagian atas, di paling bawah. Bolak-balik aku mencoba mencari judul yang enak dan cocok untukku bawa pulang, namun nihil dan belum dapat sesuai selera.

Kukembali ke rak buku bagian timur, disana terdapat satu buku. Menarik rupanya. Dari sampul dan design-nya sangat menarik. Aku berhenti. Mengambil buku itu. Melihatnya dan mulai membaca sipnosisnya. Buku yang berjodoh, gumamku dalam hati sambil tetap menegangnya erat. Inilah buku yang akan kubungkus bawa pulang.

Tiba - tiba, pikiran susulan datang dengan secepat kilat merusak dan memporakporandakan semua isi kepalaku. Isi dari buku itu bisa jadi akan sama persis dengan buku yang pernah kau baca dulu. Begitulah suara hatiku. Pesan dari pikiran susulan itu.

Aku berhenti melangkah. Mengerutkan dahi. Terdiam. Merenung.
Wah, janganlah sampai itu terjadi. Aku takut. Aku trauma. Aku tak ingin sistem kerja otak-ku terganggu oleh pikiran ini. Kubungkamkan itu semua dengan membuat keputusan dadakan yang cukup ekstrim demi keselamatan sebuah pikiran. Satu-satunya cara agar pikiranku kembali normal adalah keputusan untuk tidak memikirkannya.

Lalu, dengan iklas kukembalikan buku itu ke tempat semula. Rak kanan bagian timur. Sirna semua kemauan untuk mengetahui isi sepenuhnya dari buku itu.

Aku tak tahu bagaimana caranya meyakinkan diriku bahwa semua buku tentu isinya beda, walau sipnosisnya begitu mirip dengan salah satu buku koleksi ku. 

Ah, sudahlah. Biarkan keraguan ini tetap ada dan melekat, sampai keyakinan itu datang lagi sepenuhnya. Jika memang buku itu ditakdirkan akan menjadi koleksi ku, tak seorang pun yang akan membelinya. Biarkan saja. Biarkan saja buku itu di situ entah sampai kapan.

#Ini bukan tentang buku#

Getrudis Nduang

Labuan Bajo, 31 Mei 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun