Curah hujan yang cukup lebat mengguyuri kota Denpasar dan sekitarnya pada Sabtu (24/12/2022), hingga petang. Namun, hujan tidak menyurutkan antusiasme umat Kristiani mendatangi gereja untuk merayakan malam Natal.
Puluhan umat Khatolik menerjang hujan untuk mendatangi gereja Oikumene Immanuel, di Jalan Sudirman, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar. Mereka datang dengan memakai payung dan jas hujan. Perayaan Natal di Gereja Oikumene Immanuel berlangsung khidmat.
Ruth (bukan nama sebenarnya) bersama dua rekan kosnya datang dengan menggunakan jasa mobil daring melalui aplikasi gojek (go car). Gaun putih berpadu high heels hitam membuatnya terlihat begitu anggun selaras dengan kepribadiannya.
“Tidak apa-apa kita basah, yang penting niat dan semangat kita untuk menyambut Tuhan Yesus lahir kembali dalam diri kita tidak pudar. Kita harus tetap semangat, itu yang paling penting!” Kata Ruth kepada kedua sahabatnya saat turun dari mobil di parkiran utama. Mereka berjalan menuju ke pintu masuk gereja.
Ruth pun mengatakan alasannya tidak mengikuti misa malam Natal di Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar, adalah jumlah umat yang melampui kapasitas.
“Terlalu padat. Terlalu banyak orang. Mau yang sederhana saja biar kesannya seperti Natal di kampung halaman.” Katanya sambil tersenyum.
Mereka mendapat kursi duduk di dalam gereja, sehingga mereka menikmati perayaan malam Natal dari awal hingga akhir dengan penuh saksama.
Renungan atau isi kotbah pada misa malam Natal yang dibawakan oleh Romo Thomas Almasan, Pr. adalah tentang bagaimana kita menjalani hari-hari dengan penuh kegembiraan. Jangan takut!
Mengapa burung-burung berkicau di pagi hari? Mengapa ayam berkokok di pagi hari? Pertanyaan sederhana seperti ini membutuhkan jawaban yang sederhana penuh makna. Burung berkicau pada pagi dengan penuh semangat, mereka memberi tahu burung lain bahwa mereka telah selamat melewati malam gelap, malam yang penuh ketakutan, kegelisahan dan khawatiran. Mereka berkicau riang bahwa sang fajar telah kembali bersinar. Mereka mengekspresikan kebahagiaan mereka. Ayam berkokok di pagi hari menandakan turunya Dewa Surya, sang fajar menyingsing. Seberkah sinar telah datang menyelamatkan mereka dari malam yang gelap.
Perayaan Natal (25/12/2022) dan menyambut Tahun Baru (01/01/2023) mengajak kita semua tanpa terkecuali untuk merayakan Natal tanpa foya-foya atau White Christmas dengan penuh harapan dan kesediaan untuk berjalan bersama. Khususnya ketika dunia dibayangi hantu resesi global 2023 mendatang, kita semua justru diajak semakin kuat bergandengan tangan, bahu-membahu dan saling menyelamatkan. Semoga sukacita dan damai Natal dialami setiap orang. Berbahagialah dan jangan takut!
Sementara itu, pada pukul 19.30 WITA, seusai pemberkatan penutup, hujan lebat kembali mengguyur kota Denpasar dan sekitarnya. Ruth kesulitan mendapatkan transportasi daring untuk kembali ke kos, sebab kondisi cuaca tidak mendukung dan layanan ojek-gocar sedang sibuk. Mereka memutuskan untuk berjalan sejauh 400-meter ke kompleks pertokoan Udayana dengan harapan mobil daring menerima pesanan mereka tanpa harus terjebak macet menuju area gereja.