Mohon tunggu...
Iema Siti Nurachma
Iema Siti Nurachma Mohon Tunggu... lainnya -

Seseorang yang ingin belajar menulis\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kapan Nikah? (Workaholic)

2 Juni 2012   01:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:30 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1338599072793525841

[caption id="attachment_192136" align="aligncenter" width="300" caption="foto ilustrasi(dok:pribadi)"][/caption] Pernikahan bukan sesuatu yang dibangun hanya atas dasar cinta,namun keadaan materipun adalah peranan penting untuk mendukung terjalinnya pernikahan. Jangan katakan tidak pada sesuatu yang disebutmateri, Jangan takut disebut matre karena itu adalah realita kehidupan, dalam pernikahan kita perlu penghidupan ekonomi,perlu perubahan untuk masa depan karena ini akan berlaku jika dalam pernikahan langsung mendapatkan momongan,tentu biaya akan semakin dibutuhkan. Mari kita intip perempuan workaholic yang memilih vacum dulu untuk menikah(versi nasib) 1.Perempuan workaholic....akan memilih melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi,mengapa??? karena pendidikan menurutnya sangat penting untuk kedepannya,walaupun diakhirnya hanya menjadi seorang ibu rumah tangga,namun mereka akan bisa menjadi orang tua modern yang mampu mendidik anak-anaknya dengan tanggung jawab,baik dan benar,sehingga menghasilkan anak didik yang mandiri,tanggung jawab,disiplin dan berprestasi. 2.Perempuan workaholic....kurang beruntung dalam masalah asmara *Pandangan para laki-laki kurang begitu suka pada perempuan workaholic,mengapa??? jarang yang mau mendekati karena dikesibukannya mana ada waktu untuk mencurahkan kasih sayang karena kurangnya komunikasi,dan laki-laki tentu akan melirik perempuan yang biasa-biasa saja yang tidak terlalu sibuk. *laki-laki perpendapat tidak suka terhadap perempuan workaholic karena menurut mereka tugas perempuan bukan mencari nafkah. Jadi berpasrahlah menjadi single parent,hiksss 3.Perempuan workaholic....waktu liburan akan dihabiskan untuk shoping,kesalon dan berkumpul bersama teman. Adanya uang maka inilah hiburan mereka,mengekspresikan diri dengan menikmati hasil kerja kerasnya,karena belum tentu masa lajang seperti ini terulang kembali. Berfikirlah positive pada si workaholic,bukankah mereka perempuan mandiri,tanggung jawab dan bisa dibilang dewasa??? *Mandiri karena dia mampu menghasilkan sesuatu tanpa meminta pada orang tua,dan pada saat setelah menikahpun misalnya dalam keadaan tak terduga keuangan yang dihasilkan suaminya menurun/suami kena PHK,perempuan seperti itu mampu membantu atau menghidupkan kembali keuangan karena pengalamannya,bedakan dengan perempuan yang tidak pernah bekerja sama sekali. *Tanggung jawab pada keluarga,karena menurutnya keluarga adalah kelompok utama yang harus dia bantu,tempat curahan dan tempatnya berbagi,karena belum tentu setelah dia menikah bisa membantu keluarganya dengan alasan keuangan pas-pasan atau sifat suaminya sedikit pelit. *Dewasa dalam sikapnya yang ini mereka akan menyadari konsekuen saat nanti berkomitmen(menikah)yaitu apabila suaminya menyuruhnya berhenti bekerja dia pasti harus siap,dan diapun akan siap dengan keadaan yang  dibawa oleh suaminya seperti siap meninggalkan kebiasaan saat dia menjadi workaholic. Kapan nikah kamu workaholic??? Kesimpulannya....sebenarnya apabila kekasihnya terlihat tanggung jawab,mandiri(sudah mempunyai pekerjaan),dan konsekuen(memperbolehkan calon istri untuk melanjutkan pendidikan ataupun berkarir)perempuan workaholic siap untuk menikah. Jadi untuk yang perempuan workaholic lajang...semangat terus bekerja,umur bukan halangan untuk menjalin suatu pernikahan,yang penting yakin bahwa kita telah dipersiapkan jodoh masing-masing oleh Tuhan. Dan bagi kaum laki-laki yang mempunyai kekasih workaholic,dukung mereka,dan ajarkan hal-hal disiplin,misalnya berikan dia nasehat agar harus bisa menjaga staminanya,kalau dianya sakit,nah percuma hasil kerjanya pasti habis untuk berobat,jadi hasilnya nol. Ingat!!!jangan walaupun sedikit mengatur masalah keuangannya karena perempuan seperti ini mereka sangat sensitive,terkecuali mereka meminta pendapat. Selamat berakhir pekan Salam Kompasiana Madinah... :)

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun