Mohon tunggu...
Annida Shofi Ramadhani
Annida Shofi Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

enfp

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Metode Bermain Alat Musik Terhadap Perkembangan Sosial Anak usia 4-5 tahun

25 Januari 2025   19:16 Diperbarui: 25 Januari 2025   19:15 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Annida Shofi Ramadhani
24080100003
alkynatv@gmail.com
Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan, Banten 15419

Abstrak
Penelitian ini mengkaji pengaruh metode bermain alat musik terhadap perkembangan sosial anak usia 4-5 tahun dalam konteks pendidikan anak usia dini. Bermain alat musik, sebagai metode pendidikan yang menyenangkan, berpotensi mendukung perkembangan sosial anak melalui aktivitas kolaboratif yang mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, empati, dan komunikasi. Kajian literatur ini menganalisis berbagai penelitian yang menunjukkan dampak positif musik terhadap aspek perkembangan anak, termasuk kreativitas, kemampuan bahasa, motorik, dan kecerdasan musikal. Berdasarkan hasil penelitian yang dikaji, aktivitas musik kelompok dapat meningkatkan keterampilan sosial anak, seperti berbagi peran, mendengarkan, dan bekerja dalam harmoni. Penelitian ini juga menyoroti relevansi nilai-nilai Islami dalam pendidikan anak usia dini, yang dapat diintegrasikan melalui musik untuk memperkaya karakter dan akhlak anak. Dengan demikian, bermain alat musik bukan hanya mendukung perkembangan sosial, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh, yang bermanfaat bagi perkembangan holistik anak. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pendidik dan orang tua dalam merancang aktivitas yang mendukung perkembangan sosial anak secara optimal.                  

Kata Kunci: Musik, Perkembangan, Sosial
Pendahuluan
Perkembangan sosial anak usia dini merupakan aspek penting yang memengaruhi kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan dan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Usia 4-5 tahun merupakan masa kritis dalam pembentukan keterampilan sosial, di mana anak mulai menunjukkan kemampuan berbagi, bekerja sama, dan memahami perasaan orang lain. Salah satu pendekatan yang telah terbukti efektif dalam mendukung perkembangan sosial anak adalah melalui kegiatan bermain yang melibatkan alat musik. Bermain alat musik tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menjadi sarana untuk melatih komunikasi, kolaborasi, dan empati anak terhadap teman sebaya (Rahmawati & Thohir 2024).
Dalam perspektif Islam, pendidikan anak usia dini merupakan tanggung jawab yang besar bagi orang tua dan pendidik. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.'" (QS. Al-Isra: 24).
Ayat ini menegaskan pentingnya mendidik anak dengan penuh kasih sayang, termasuk melalui metode yang kreatif dan menyenangkan seperti bermain musik. Melalui aktivitas ini, anak dapat belajar nilai-nilai luhur seperti saling menghormati dan bekerja sama.
Bermain alat musik sebagai metode pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek motorik dan kognitif, tetapi juga mampu memfasilitasi perkembangan emosi dan sosial. Ketika anak bermain musik secara kelompok, mereka belajar untuk mendengarkan satu sama lain, menunggu giliran, dan bekerja dalam harmoni. Aktivitas ini mengajarkan anak pentingnya menghargai kontribusi individu lain dalam mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, bermain musik dapat menjadi media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai sosial sejak dini (Rohayanti et al. 2023).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kegiatan musik dapat meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan berbicara, dan pengendalian emosi pada anak. Namun, masih terdapat keterbatasan dalam penelitian yang secara khusus mengkaji pengaruh metode bermain alat musik terhadap perkembangan sosial anak usia 4-5 tahun di konteks pendidikan anak usia dini (PAUD). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan mengeksplorasi bagaimana metode bermain alat musik dapat memengaruhi perkembangan sosial anak dalam kelompok usia tersebut (Nabilla 2023; Ningrum et al. 2021; Rahmawati & Thohir 2024).
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi signifikan, baik secara akademis maupun praktis. Secara akademis, penelitian ini dapat memperkaya literatur tentang metode pendidikan kreatif yang mendukung perkembangan sosial anak. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi pendidik dan orang tua dalam merancang aktivitas bermain yang mendukung perkembangan anak secara holistik. Dengan memadukan pendekatan modern dan nilai-nilai Islam, penelitian ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya mendidik, tetapi juga membangun karakter anak yang berakhlak mulia.

Kajian Teori
Perkembangan Sosial Anak Usia Dini
Perkembangan sosial anak usia dini adalah proses yang sangat penting dalam kehidupan anak, di mana mereka mulai belajar berinteraksi dengan orang lain, memahami norma-norma sosial yang berlaku, serta mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk membangun hubungan interpersonal yang positif dan sehat. Pada usia dini, anak tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga keterampilan sosial yang mendasari kemampuan mereka untuk berfungsi dalam masyarakat yang lebih luas. Proses ini dimulai pada usia sekitar dua tahun, saat anak mulai mengembangkan kesadaran terhadap orang lain dan mulai belajar berbagi, bergiliran, serta memahami perasaan orang lain.
Salah satu teori yang sangat relevan dalam memahami perkembangan sosial pada anak usia dini adalah teori perkembangan psikososial Erik Erikson. Menurut Seta (2021), anak usia 4-5 tahun berada pada tahap inisiatif versus rasa bersalah (initiative vs guilt). Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan rasa percaya diri dan inisiatif dalam berbagai aktivitas sosial. Mereka mulai lebih aktif dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa, serta berusaha untuk memimpin atau mengambil peran dalam permainan atau kegiatan kelompok. Ini adalah periode penting di mana anak-anak belajar untuk berkomunikasi secara efektif, memahami perasaan mereka sendiri, serta belajar menghargai perasaan orang lain. Jika anak berhasil mengatasi tantangan ini, mereka akan merasa lebih percaya diri dan mampu membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Sebaliknya, kegagalan dalam memenuhi kebutuhan sosial ini dapat mengarah pada rasa bersalah, penurunan rasa percaya diri, dan kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal di masa depan.
Dalam konteks ini, kegiatan yang mendukung interaksi sosial, seperti bermain alat musik, menjadi sangat penting. Bermain musik tidak hanya mengajarkan anak tentang ritme, melodi, dan kreativitas, tetapi juga memperkenalkan mereka pada pengalaman sosial yang lebih kompleks. Ketika anak bermain alat musik bersama teman-teman mereka, mereka belajar untuk mendengarkan satu sama lain, berkolaborasi, dan menghargai kontribusi orang lain dalam kelompok. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang lebih mendalam, seperti berbagi, bergiliran, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Pentingnya Bermain dalam Perkembangan Anak
Bermain adalah salah satu metode pendidikan yang paling efektif untuk anak usia dini. Aktivitas bermain tidak hanya menyenangkan bagi anak, tetapi juga sangat bermanfaat dalam mendukung perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan fisik mereka. Nabilla (2023), mengemukakan bahwa bermain adalah sarana utama bagi anak untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan memahami dunia di sekitar mereka. Melalui bermain, anak-anak dapat menguji ide-ide mereka, memecahkan masalah, dan belajar tentang sebab-akibat. Bermain juga memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan keterampilan sosial yang sangat penting, seperti berbagi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik.
Bermain alat musik, khususnya, dapat memberikan manfaat tambahan dalam mendukung perkembangan sosial dan emosional anak. Musik merupakan bentuk ekspresi diri yang sangat kuat, yang memungkinkan anak untuk mengkomunikasikan perasaan mereka, baik yang positif maupun yang negatif, dengan cara yang kreatif dan konstruktif. Ketika anak-anak bermain alat musik, mereka belajar untuk mengekspresikan emosi mereka melalui suara, ritme, dan melodi, yang dapat membantu mereka memahami dan mengelola perasaan mereka sendiri. Selain itu, bermain musik juga memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar tentang kerja sama dalam kelompok. Dalam konteks bermain musik secara kelompok, anak-anak belajar untuk mendengarkan satu sama lain, menyesuaikan tempo, dan bekerja bersama untuk menciptakan sebuah karya musik yang harmonis. Ini mengajarkan mereka pentingnya kolaborasi dan menghargai kontribusi orang lain, yang merupakan keterampilan sosial yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rifki et al., 2023).
Musik sebagai Media Pendidikan dan Sosialisasi
Musik memiliki peran penting dalam perkembangan anak, baik secara kognitif maupun sosial. Menurut literatur, pengalaman musikal di usia dini dapat meningkatkan kemampuan anak dalam memproses informasi, memahami pola, dan mengembangkan keterampilan komunikasi. Dalam konteks sosial, bermain musik bersama menciptakan lingkungan yang mendorong anak untuk bekerja sama, menghargai perbedaan, dan berkontribusi pada tujuan bersama. Musik juga membantu anak mengelola emosi mereka, sehingga dapat mendukung pengendalian diri dan meningkatkan kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan orang lain (Lubis et al. 2024).
Nilai-Nilai Islami dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam Islam, pendidikan anak usia dini tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter dan akhlak. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6).
Ayat ini menekankan tanggung jawab orang tua dan pendidik dalam memberikan pendidikan yang baik kepada anak, termasuk melalui metode yang menyenangkan seperti bermain alat musik. Dalam konteks ini, musik dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai Islami seperti kerja sama, empati, dan penghormatan terhadap orang lain.
Relevansi Bermain Alat Musik dengan Perkembangan Sosial
Bermain alat musik memberikan anak pengalaman langsung untuk belajar berinteraksi dengan orang lain. Melalui aktivitas ini, anak belajar untuk mengikuti aturan, bekerja dalam tim, dan menghargai kontribusi orang lain. Studi literatur menunjukkan bahwa anak-anak yang terlibat dalam aktivitas musik kelompok menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan sosial mereka dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terlibat dalam aktivitas musik. Hal ini relevan dengan kebutuhan perkembangan sosial anak usia dini, di mana mereka membutuhkan stimulasi yang mendukung pembentukan hubungan interpersonal yang sehat (Mardiah & Ismet 2021).
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode literature review untuk mengkaji pengaruh metode bermain alat musik terhadap perkembangan sosial anak usia 4-5 tahun. Data dikumpulkan melalui pencarian sistematis di basis data seperti Scopus, Google Scholar, dan Sinta, menggunakan kata kunci terkait, dengan seleksi artikel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis dilakukan menggunakan teknik analisis tematik untuk mengidentifikasi pola dan hubungan dalam literatur, serta menyintesiskan temuan utama guna memberikan pemahaman komprehensif mengenai efektivitas metode ini dalam mendukung perkembangan sosial anak usia dini.
Hasil dan Pembahasan
Kajian literatur ini bertujuan untuk menganalisis berbagai penelitian yang telah dilakukan terkait peran seni musik, khususnya aktivitas bermain alat musik, dalam mendukung perkembangan anak usia dini. Fokus utama kajian ini adalah pada dampak positif musik terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk kreativitas, kemampuan bahasa, motorik, kecerdasan musikal, hingga perilaku sosial-emosional. Berbagai pendekatan, mulai dari metode berbasis proyek hingga penggunaan alat musik tradisional dan edukatif, telah diimplementasikan dalam penelitian-penelitian sebelumnya
Berdasarkan hasil kajian literatur, terlihat bahwa metode bermain alat musik memberikan dampak signifikan pada berbagai aspek perkembangan anak usia dini, khususnya perkembangan sosial. Lubis et al. (2024) menekankan pentingnya seni musik dalam mengembangkan kreativitas anak. Kreativitas ini menjadi dasar bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan sosial mereka, sehingga lebih mudah beradaptasi dan berinteraksi dengan teman sebaya. Seni musik memberikan anak kebebasan untuk berekspresi, yang pada gilirannya meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam situasi sosial.
Penelitian oleh Ningrum et al. (2021) menunjukkan bahwa pendekatan berbasis proyek dalam pembelajaran musik membantu anak-anak mengembangkan perilaku sosial seperti kerja sama dan empati. Aktivitas musik kelompok mendorong anak untuk saling mendengarkan, berbagi peran, dan menyelesaikan tugas bersama. Hal ini mendukung teori Vygotsky, yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam membangun keterampilan kognitif dan sosial. Dalam konteks ini, bermain alat musik tidak hanya menjadi aktivitas kreatif, tetapi juga media pembelajaran sosial yang efektif.
Mardiah dan Ismet (2021) serta Rahmawati dan Thohir (2024) menunjukkan hubungan antara musik dan perkembangan bahasa. Aktivitas musik, terutama yang melibatkan bernyanyi atau bermain alat musik sederhana, memperkaya kosakata anak dan meningkatkan kemampuan komunikasi mereka. Musik Islami, misalnya, tidak hanya mengajarkan anak tentang nilai-nilai agama, tetapi juga meningkatkan pemahaman bahasa mereka melalui lirik-lirik yang bermakna.
Penelitian oleh Nabilla dan Rifki et al. (2023) menyoroti peran alat musik sederhana, seperti marakas atau alat musik dari barang bekas, dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Bermain alat musik membutuhkan koordinasi tangan dan mata, yang secara tidak langsung melatih kemampuan motorik anak. Selain itu, aktivitas ini juga membantu anak untuk fokus dan mengelola emosi mereka, yang penting dalam konteks interaksi sosial.
Studi oleh SETA (2021) dan Wahyuni dan Safitri (2021) menunjukkan bahwa alat musik tradisional, seperti gamolan dan permainan musik kelompok, dapat meningkatkan pengendalian emosi dan kesabaran anak. Dalam bermain musik, anak belajar untuk mengikuti ritme, menunggu giliran, dan bekerja sama dengan anggota kelompok lainnya. Aktivitas ini membantu anak untuk memahami pentingnya kesabaran dan kerja sama dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian oleh Syafri et al. (2021) dan Simatupang dan Rosalianisa (2021) menambahkan bahwa alat musik tradisional dan permainan edukatif berbasis musik dapat meningkatkan kecerdasan musikal dan kemampuan komunikasi verbal anak. Bermain alat musik tradisional, seperti Dol, memperkenalkan anak pada budaya lokal sekaligus melatih keterampilan musikal mereka. Alat permainan edukatif berbasis musik, di sisi lain, mengajarkan anak tentang pola komunikasi melalui kombinasi suara dan gerakan.
Dari berbagai temuan ini, dapat disimpulkan bahwa bermain alat musik memiliki manfaat holistik bagi perkembangan anak usia dini. Tidak hanya membantu anak mengembangkan keterampilan sosial, tetapi juga memperkaya aspek kognitif, motorik, dan emosional mereka. Aktivitas ini juga dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai budaya dan agama, sehingga memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh.
Namun, efektivitas metode ini sangat bergantung pada cara implementasinya. Pendidik perlu memastikan bahwa alat musik yang digunakan sesuai dengan usia anak dan lingkungan belajar mendukung eksplorasi kreatif mereka. Selain itu, pendekatan yang melibatkan partisipasi aktif anak, seperti metode berbasis proyek, cenderung memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode pasif.
Kajian ini juga menunjukkan bahwa bermain alat musik adalah metode yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan berbagai konteks pendidikan. Dengan mengintegrasikan pendekatan ini ke dalam kurikulum pendidikan anak usia dini, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan sekaligus mendukung perkembangan sosial anak secara optimal.

Kesimpulan
Berdasarkan kajian literatur ini, dapat disimpulkan bahwa bermain alat musik memiliki dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan sosial anak usia dini. Aktivitas musik tidak hanya mendukung perkembangan kognitif dan motorik, tetapi juga memperkaya keterampilan sosial, seperti kerja sama, empati, dan komunikasi. Melalui bermain musik dalam kelompok, anak-anak belajar untuk mendengarkan, berbagi peran, dan bekerja dalam harmoni, yang merupakan aspek penting dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Selain itu, metode ini juga dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai Islami, memberikan pengalaman pendidikan yang lebih holistik. Oleh karena itu, bermain alat musik dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam mendukung perkembangan sosial anak usia 4-5 tahun di pendidikan anak usia dini.

 

 

Daftar Pustaka
Lubis, D. D., Sabila, K., Sinaga, M. A. B., Sari, S. A., & Lubis, H. Z. (2024). Pentingnya Pembelajaran Seni Musik pada Anak dalam Mengembangkan Kreativitas di TK Al-Kausar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 1768-1772.
Mardiah, L. Y., & Ismet, S. (2021). Implementasi metode bernyanyi dalam Mengembangkan Kemampuan berbicara anak usia 4-6 tahun. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 402-408.
Nabilla, T. (2023). Pengaruh Bermain Alat Musik Marakas terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di RA Al-Hidayah (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Ningrum, F. S., Safrina, R., & Sumadi, T. (2021). Peran Pembelajaran Musik melalui Project Based Learning terhadap Perilaku Sosial Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 704-718.
Rahmawati, A., & Thohir, I. M. (2024). Efektivitas Ekstrakulikuler Seni Musik Anak Islami dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun di TK Muslimat NU 200 Kureksari. Ta'rim: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini, 5(4), 248-253.
Rifki, M., Riyadi, A., & Hasanah, H. (2023). Upaya Peningkatan Kemampuan Musik Anak Melalui Kegiatan Bermain Musik Dengan Barang Bekas Pada Kelompok B TK Alam Istiqomah Kecamatan Telukjambe Barat Karawang. Jurnal Ilmu Pendidikan (ILPEN), 2(1), 76-89.
Rohayanti, R., Astuti, F. P., & Madyawati, L. (2023). Motorik Kasar, Motorik Halus, dan IMT pada Anak Usia 4-5 Tahun. Aulad: Journal on Early Childhood, 6(3).
SETA, F. (2021). Penerapan Alat Musik Gamolan Untuk Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini 4-5 Tahun Di Tk Aisyiyah 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Simatupang, N. D., & Rosalianisa, R. (2021). Pengaruh Alat Permainan Edukatif Kereta Musik Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun. JECED: Journal of Early Childhood Education and Development, 3(2), 107-120.
Syafri, F., Kusuma, W. H., & Syafri, F. A. (2021, March). The Effect of Playing Dol Musical Instruments to the Musical Intelligence of Children Aged 4-5 Years in PAUD Haqiqi, Bengkulu City. In International Conference on Educational Sciences and Teacher Profession (ICETeP 2020) (pp. 181-185). Atlantis Press.
Wahyuni, A., & Safitri, B. N. (2021). Permainan Musik Feeling Band Sebagai Strategi Peningkatan Sikap Sabar Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3), 1439-1448.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun