Suatu pagi di Sekolah pantai artik. sambil menunggu anak-anaknya yang masih sekolah, bunda camar dan bunda penguin sedang berbincang. Seperti biasa, para bunda membicarakan perkembangan anak-nya masing-masing.
bunda camar : “anaknya sudah bisa apa jeung? Anakku sudah bisa lompat-lompat di batu”.
bunda penguin : “anak saya baru bisa jalan nih jeung…..gimana ya?anaknya udah bisa lompat-lompat gitu belajar dimana?”. (sambil tertunduk)
bunda camar : “oh ada gurunya, namanya pak camir. dia yang ngajar anak saya di kelas camar”.
“oooh…..gitu ya jeung” sahut bu penguin. Sejak itu, bu penguin menjadi cemas jika anaknya nanti menjadi tidak mampu bersaing dengan anak-anak lainnya.
Di rumah, ia segera berkata suaminya yang baru pulang mencari ikan. “yah, anaknya bu camar udah bisa lompat-lompat. Tapi anak kita si ping-ping baru bisa jalan megal megol. Gimana kalo si ping ping kita lesin di tempat pak camir? kata bu camar gurunya bagus. Tapi agak mahal yah. Ggp ya yah?”. Seperti biasa, Si ayah pun menjawab, “terserah bunda aja. Ayah mah yang penting cari ikan yang banyak”.
Esoknya, sepulang sekolah bunda penguin mengajak ping-ping ke pak camir. “saya mau membayar 2 ikan setiap hari asal anak saya bisa les sama pak camir. Saya ingin anak saya bisa melompat-lompat di batu dan terbang kaya camar” ujar bu penguin. Mendengar tawaran itu, sambil mengelus-elus paruhnya pak Camir menjawab “ bayarannya 2 ikan perhari ya bu, baiklah”.
. Esoknya, setelah pulang sekolah, ping ping harus ikut les tambahan dengan pak Camir. Walaupun Ia lelah dan ingin bermain dengan teman-temannya tapi bundanya berkeras bahwa ini untuk kebaikan ping-ping juga. Jadi, pagi hari ia belajar berenang dan menyelam bersama teman-temannya sesama penguin, siangnya Ping-ping belajar melompat dan terbang seperti Camar dengan pak camir.
Seperti sekolah lainnya, sekolah pantai artik juga mengajarkan hal dasar dahulu baru kemudian meningkat ke kemampuan yang lebih sulit. Pagi harinya ping-ping belajar menyelam di teluk yang tenang bersama teman-temannya. Siangnya, ia belajar berlari dibebatuan bersama pak Camir. Di pelajaran dasar ini, ia bisa mengikuti dengan baik. Ia menjadi murid tercerdas dalam kelasnya.
Saatnya meningkat, ping-ping mulai belajar menyelam di teluk bersama teman-temannya dan siangnya belajar melompat diantara bebatuan bersama pak camir. Ketika menyelam ia, bisa melakukannya dengan baik. Tapi ketika siangnya harus melompat diantara bebatuan, ia mulai kesulitan. Ia sering terjatuh karena kakinya yang pendek tidak mampu meraih batu dihadapannya. Ia pun terjatuh berulang kali. Bundanya terus memberinya semangat, tapi ia tetap saja terjatuh. Ia tidak pernah berhasil untuk melompat di atas batu. Ia pun mulai stress dan mulai malas-malasan belajar.
“ini untuk kebaikan kamu nak, supaya kamu bisa bersaing nanti” begitu jawaban bunda penguin setiap ping-ping mengeluh kalau lesnya terlalu berat. Di kelas berenang ia mulai bingung antara teori mengepakkan sayapnya untuk berenang dengan teori terbang yang diajarkan pak camir, ia mulai sering melakukan kesalahan dalam berenang dan tertinggal dari teman-teman lainnya. Hingga akhirnya ia mulai merasa jenuh. Ia menjadi semakin malas untuk pergi ke sekolah dan les. Ia lelah ketika paginya harus berenang jauh dan kemudian harus jatuh bangun belajar melompat di bebatuan bersama pak camri. Sedangkan teman-temannya bisa bermain atau istirahat di rumah.