Mohon tunggu...
Idzma Mahayattika
Idzma Mahayattika Mohon Tunggu... -

Ayah 2 anak ini merupakan seorang family hypnoterapis, grafolog, coach, trainer dan praktisi pendidikan anak di Kidzsmile Foundation (yayasan Senyum Anak Indonesia). ia merupakan anggota National Guild of hypnotist, Inc, USA dan The Indonesian Board of hypnotherapy. Selain dengan metode hypnosis, dalam melakukan terapi dan coaching Kak Idzma juga menggunakan metode EFT (Emotional Freedom Technic), NLP (neuro linguistic programming), play-art, ego state dan metode-metode lainnya. Kak Idzma memang sangat cinta dengan anak-anak, beliau suka mendongeng untuk anak-anak. saat ini Kak Idzma juga sedang mendalami Pendidikan Anak Usia Dini di Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta. Ia juga seorang relawan kemanusiaan yang memiliki banyak pengalaman dalam bidang kebencanaan. Ia berpengalaman terjun langsung untuk mengatasi trauma anak-anak dan orang tua pada berbagai daerah bencana di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

HypnoParenting: Eye Level

23 September 2011   00:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ayah&bunda, kita sedikit “bermain” ya. Sekarang, ajak suami/istri atau orang disekitar anda berbincang berhadapan. Bincang apa saja, bebas. Tapi ayah&bunda dalam posisi duduk atau jongkok, dan lawan bicara anda dalam posisi berdiri. Setelah beberapa saaat, apa yang ayah&bunda rasakan? Sebagian besar orang yang melakukan simulasi dalam pelatihan hypnoparenting yang kami lakukan menjawab kalo itu “ga nyaman”, “tidak sopan”, “merasa tidak dihargai”, “pegal leher”, “merasa diintimadasi”, “merasa ditekan” dan hal-hal negatif lain. Hanya sedikit yang merasa “biasa saja”. Jika dalam posisi sebaliknya, apa yang ayah&bunda rasakan? Sebagian besar Merasa dominan, berkuasa, kuat dan bahkan merasa ingin “menyerang”. Ayah&Bunda sudah Rasakan, kita sendiri tidak nyaman ketika dalam posisi tersebut. Apalagi anak-anak kita yang tingginya hanya setengah dari tinggi kita. Apa rasanya jika setiap berbicara dengan orang dewasa ia dalam posisi tersebut? Apalagi jika ditambah mata melotot dan jari telunjuk yang diacungkan. Apa rasanya? Dalam ilmu komunikasi, jika ingin komunikasi kita efektif dengan lawan bicara maka kita harus membangun keakraban dulu atau dalam ilmu NLP (Neuro Linguistic Programming) dikenal dengan Istilah “building rapport”. Salah satu caranya dengan menyamakan “eye level”. Eye level ialah menyamakan ketinggian mata kita dengan mata lawan bicara. Ketika bicara dengan anak-anak, maka kita menyamakan “tinggi mata” kita dengan mereka. Caranya bisa ayah bunda atur sendiri. Ayah&bunda bisa menunduk, duduk, jongkok atau bisa juga menggendong mereka sehingga “eye level”-nya sama. Yang penting, “eye level”-nya sama. Sehingga pandangan mata kita saling bertemu. “rapport” pun akan semakin mudah dan komunikasi semakin efektif. Sederhana bukan? Dan rasakan apa rasanya jika seorang lawan bicara kita menyesuaikan dirinya untuk bisa bicara dengan kita? Saya yakin, Ayah&bunda sudah tahu jawabannya. Tips-tips lainnya akan kita bahas dalam tulisan selanjutnya ya. Dan untuk menutup tulisan ini, izinkan saya bercerita tentang sebuah kisah. Pada Suatu ketika, Rasulullah dan para sahabat akan memasuki sebuah kota. Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang menghalangi jalan Rasulullah. Beberapa sahabat berusaha untuk menyuruh anak itu minggir, tapi anak itu bergeming. Ia tetap menghalangi jalan Rasulullah. Apa yang Rasulullah lakukan? Rasulullah pun menundukkan badannya, hingga ketinggian matanya sama dengan si anak. Sambil menatap dengan teduh ke mata anak tersebut, dengan lemah lembut Rasulullah pun berkata “sayang, ada apa? bolehkah kami lewat dan masuk ke kotamu?”. Setelah anak itu menyampaikan keinginannya, maka anak itu pun minggir dan mempersilahkan Rasulullah dan para sahabat masuk ke dalam kota. Idzma Mahayattika Seorang Ayah-Family hypnotherapist-story teller www.kidzsmile.info

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun