Mohon tunggu...
Minke
Minke Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis

Manusia Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Cahaya Matahari kepada Air

4 Juni 2021   11:12 Diperbarui: 4 Juni 2021   11:51 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu kisah di dalam kerajaan. Ada seseorang putri yang berumur 8 taun. Ia tidak pernah bisa tertidur dengan pulas sebelum ayahnya menceritakan sebuah dongeng kepadanya. Saat itu ayahnya diminta untuk bercerita tentang apa saja yang ia ketahui. Lalu ayahnya mulai bercerita sambil mengelus kepala putrinya. Suatu cerita di alam semesta ada sebuah cerita romantis yang dimana cahaya matahari mencintai air yang menjadi bentuk kehidupan di muka bumi. Mereka berdua saling mencintai satu sama lain. Beberapa penyair menjuluki kisah cinta mereka sebagai romeo juliet reborn.

Cahaya matahari dan air sudah menjalin hubungan sejak lama. Mereka saling menyukai satu sama lain. Bahkan saking tergilanya cahaya matahari kepada air ia tidak pernah memiliki sebuah niat untuk menyakiti mahkluk yang ada dimuka bumi. Ia menganggap apabila ia menyakiti makhluk yang ada dimuka bumi sama saja seperti mengkhianati air, karena air berasal dari bumi. 

Ia mencintai segala apapun yang berasal dari bumi. Tak jarang ia cemburu kepada  ikan ikan yang selalu bersama air. cahaya matahari selalu iri kepada ikan karena ia selalu bersama kekasihnya selama 1x24jam yaitu air. Ia ingin bertukar posisi dengan ikan tapi pemilik semesta melarangnya. 

Ia dimarahi oleh sang pencipta karena meminta agar dirinya diubah menjadi seekor ikan agar selalu bisa didekat air. Sang pencipta berkata "tidak kah kau menyadari bahwa kau diciptakan dengan sangat istimewa? 

Kenapa kau meminta agar dirimu diubah menjadi seekor ikan yang hanya bisa hidup di air? " ucap sang pencipta cahaya matahari tidak menjawab ia tetap bersikukuh dengan permintaanya. Tetapi sang pencipta tak kunjung mengabulkan permintaanya dan hanya menjawab 'jika kau tidak bisa didekat dirinya maka buatlah ia seolah olah berada didekatmu. Cintailah dengan caramu sendiri' cahaya matahari hanya diam lalu  pergi dengan perasaan yang hancur. Ia murka karena permintaanya tidak dikabulkan sehingga terjadi sebuah bencana. Kala itu dibumi terjadi bencana kekeringan, pemanasan global, kebakaran hutan karena kemarahan cahaya matahari. Saat itu ia tidak sadar bahwa perbuatan yang ia lakukan salah dan tanpa ia sadari saat itu ia juga menyakiti air karena dirinya air menjadi surut. 

Tiba tiba ia teringat perkataan sang pencipta kepada dirinya yaitu 'jika kau tidak bisa didekat dirinya maka buatlah ia seolah olah berada didekatmu. Cintailah dengan caramu sendiri' ia memikirkan perkataan tersebut sehingga kemarahannya sedikit demi sedikit mulai mereda begitupula bencana yang ada dibumi. 

Ia pun berinisiatif untuk menemui sang  pencipta. Sang pencipta sudah tau apa tujuan ia mendatangi dirinya. "sudah puas engkau meluapkan amarahmu? Tidak tahukah engkau betapa bahanya jika saja engkau terus terusan mengeluarkan sinar panas kemuka bumi? Sadarkah engkau jika kemarahan yang kamu luapkan itu tidak bisa menyelesaikan masalahmu?, dan hanya menimbulkan masalah baru" cahaya matahari hanya diam karena ia tahu dirinya salah. Ia sangat menyesali perbuatannya dan sedih. 

Wajahnya kuning ke emas-emasan. Lalu ia bertanya kepada sang pencipta " lalu bagaimana agar aku bisa menebus kesalahan yang telah aku perbuat?" ucap matahari. Sang pencipta menjawab "aku menciptakan engkau agar engkau bisa menjadi manfaat bagi sekitar dan sekelilingmu. Tidak kah kamu menyadari bahwa dirimu dapat menjadi sumber manfaat untuk kehidupan di bumi?" lalu sang pencipta memberi pentunjuk bagaimana agar ia dapat membantu kehidupan yang ada di bumi. 

Dan ia juga meminta maaf kepada air dengan bekerja sama membantu tumbuhan berfotosintesis. Mulai saat itu hubungan mereka kembali berangsur membaik. cahaya matahari tidak lagi iri kepada ikan yang selalu di dekat air, tidak lagi iri kepada tanah yang selalu menjadi wadah untuk menampung air. cahaya matahari kini mencintai air dengan caranya sendiri yaitu dengan memancarkan sinarnya ke air dan mengeluarkan berbagai gelombang warna sehingga menghasilkan sebuah pelangi. Dimana ada pelangi disitulah cahaya matahari dan air berpacaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun