1. Gita Wirjawan
SEBELUM SESEORANG INGIN MENJADI SEORANG PENGUSAHA, DIA HARUS BISA MELAKUKAN PEKERJAAN SEBAIK MUNGKIN
“Misalnya kalau saya disuruh ngepel dan nyapu, saya lakukan sebaik mungkin. Itu yang akan tertanam dari diri kita. Dan bisa diimplementasikan apabila menjadi seorang pengusaha,” Menurut Gita, menjadi seorang pengusaha pun perlu kegigihan dan mengambil risiko (risk taking). Pasalnya, belajar menjadi seorang pengusaha tidak diajarkan di sekolah melainkan harus belajar sendiri dengan mengimplementasikannya langsung di lapangan. “Pengusaha itu tidak diajarkan ke sekolah, misalnya ingin belajar berenang, ya harus nyemplung ke kolam renang, hal itu pun sama apabila ingin jadi pengusaha, harus terjun langsung. Kita bisa hasilkan pengusaha baru siapapun apabila ada yang berani,” jelas Gita. Menurut Gita, saat ini orang Indonesia ingin mendapatkan kemakmuran dengan pemerataan, hal ini ditandai dengan banyaknya ingin menjadi orang kaya. “Beberapa minggu lalu, kami melakukan polling di kantor mendag, dari 100 anak SD dengan umur delapan sampai sembilan tahun, ada lomba karikatur, saat saya tanya ada enggak yang ingin jadi menteri? Enggak ada yang tunjuk tangan, lalu yang ingin jadi Presiden? Tidak ada juga. Waktu saya tanya, siapa yang ingin menjadi orang kaya, semuanya tunjuk tangan. Indikator ini melihat bahwa masyarakat kita ingin kemakmuran dengan pemerataan,” pungkasnya. Sumber : JAKARTA (KRjogja.com)
2. Jusuf Kalla
MENJADI PENGUSAHA ITU SUNNAH RASUL
Muhammad Jusuf Kalla atau akrab disapa JK menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan oleh bangsa ini. Akan tetapi, pertumbuhan juga harus dibarengi dengan keadilan. Keadilan yang dimaksud JK adalah ketika pengusaha besar dan kecil sama-sama tumbuh. Selain itu, sektor-sektor ekonomi juga tumbuh secara adil, yakni bukan hanya pasar modal dan perbankan yang maju, tapi perdagangan, pertanian dan perikanan juga harus maju. menyinggung soal ekonomi syariah yang saat ini sering didengungkan. JK mengatakan bahwa sebenarnya muamalah dalam Islam itu adalah sangat sederhana. “Islam itu paling sederhana,” kata JK, “syariah itu kan cuma tiga: akidah, ibadah dan muamalah. Kalau akidah, apa yang diperintahkan, itu laksanakan. Jangan lebih jangan kurang. Kalau ibadah, laksanakan apa yang diperintahkan, tapi anda bisa lebih. Kalau muamalah, itu yang paling mudah, apapun yang tidak haram, halal hukumnya. Begitu ‘kan?” JK menegaskan kalau muamalah itu bukan berarti hanya yang berbahasa Arab –lah yang syariah. Segala macam jual beli juga syariah. Jual pakai kuitansi dan semacamnya, itu halal semua, syariah juga. “Asal tak jual babi dan minuman keras, semua halal. Jadi tidak usah ini tidak boleh itu tidak boleh. Lalu apa yang boleh? Akhirnya orang lain yang kerjakan. Orang lain yang sukses. LC (letter of credit, Red) untuk ekspor impor itu juga syariah, asal tak pakai bunga,” tegas JK. Kemudian, JK juga mengutarakan pandangannya bahwa sunnah rasul itu bukan hanya soal pernikahan dan peribadatan saja. “Sering ada orang kalau memberi kutbah nikah bilang kalau menikah itu sunnah rasul. Tapi ketika memberi pidato tentang wirausaha, tak ada yang bilang kalau menjadi pengusaha itu juga sunnah rasul. Nabi itu pengusaha ‘kan?” Sumber : Muslimdaily
3. Joko Widodo