Suatu sore di sebuah tempat yang kurasa paling nyaman. Diantara buku - buku yang tertata, dan alunan suara musik yang terdengar di telinga. Aku menyendiri di balik pintu kamar yang terkunci.Â
Tenang, dan menyenangkan. Ku buka salah satu buku yang tergelat di atas meja, kucermati halaman terakhir kubaca, yang telah kuberi tanda lipat di ujung lembarannya.Â
Novel Buya Hamka karya Imron Mustofa, yang menjelaskan biografi dan perjalanan Buya Hamka semasa hidupnya. Yang penuh akan perjuangan dan pengorbaan, sebuah buku yang memiliki kandungan Prinsip hidup dan mutiara nasehat sang guru besar, Buya Hamka.Â
Tiba - tiba handphone berdenting, tanda chat baru masuk. Kucoba membuka chat tersebut, rupanya dari komandanku yang sudah hampir 1 minggu ini tak berkabar.Â
Pesannya begitu singkat, dengan mengirimkan 2 Screenshoot gambar dokumen surat yang merupakan undangan. Dan sedikit kalimat berisikan ajakan,Â
"Tanggal 1 November besok, ada apel. Bisa ikut tidak?"Â
 Aku spontan menjawab, "Siap ndan".
Karena undangan itu sudah kubaca dan ku telah A. Sebuah undangan dari BPBD untuk semua relawan dan instansi terkait yang merupakan bagian dari Penanggulangan Bencana Indonesia (PBI) untuk dapat hadir dalam Apel Siaga Bencana di Lapangan Maulana Yudha Tigaraksa Kabupaten Tangerang.Â
Menindak-lanjuti keadaan yang saat ini sudah memasuki musim penghujan, dan beberapa area di Indonesia sudah lebih dahulu terkena bencana. Dari Banjir, Longsor dan puting beliung.Â
Maka, Pemerintah Kabupaten Tangerang langsung melakukan apel siaga bencana, guna mengantisipasi semisalnya terjadi bencana di ruang lingkup pemerintahan Kabupaten Tangerang.Â
"Ajak 3 teman lagi, konfirmasi secepatnya." Tambah komandan melalui chatnya.