Di hari itu (Sabtu, 1 Oktober 2022), tidak ada seorang Suporter pun yang akan mengetahui bahwa akan ada insiden besar mengenai kemanusiaan, yang terjadi di Lapangan Kanjuruan Malang. Tidak ada selain Allah SWT. Karena semuanya sudah tertulis di Lauhul Mahfuz.Â
 Tragedi kemanusiaan itu membuat duka mendalam. bukan hanya bagi Suporter dan Club yang di bela (Arema), tapi seluruh bangsa Indonesia. Dari 127 orang yang meninggal dunia, naik menjadi 130 orang yang meninggal dunia. Dan terakhir, 187 Orang meninggal dunia dengan ratusan orang lain yang terluka ringan masih dirawat di rumah sakit terdekatÂ
 Apa sebebnya tragedi ini dapat terjadi? Dan siapa yang salah, atau bisa disalahkan atas tragedi ini?. Sebagai Netizen Indonesia atau mahluk Medsos(Media Sosial), pasti kita mempertanyakan hal- hal demikian. Dan mulailah kita menjadi BIN(Badan Inteligen Netizen), yang mencari dan terus mencari. berita demi berita yang naik mengenai tragedi ini.Â
 Sampai akhirnya kita menemukan bahwa ada kesalahan yang terjadi, yang seharusnya "tidak dilakukan" oleh sebagian aparat pengamanan pertandingan dikala itu. walau akhirnya kita juga mendapatkan kabar ada korban meninggal dari aparat pengamanan pertandingan, yang turut menjadi korban tragedi kemanusiaan.Â
 lalu kita harus menyalakan siapa?
 Bila berkaca oleh kelalaian Aparat yang menjadi pengamanan pertandingan. jelas ini disebut kelalaian. sebab, hal yang seharusnya "tidak dilakukan" itu begitu mendekati penyebab utama tragedi kemanusiaan Sabtu, 1 Oktober 2022. Â
 dan hal yang "Tidak dilakukan" itu ialah penembakan Bom Asap dari aparat pengaman yang bertujuan untuk menyelesaikan kerusuhan. Tapi ternyata, berdampak besar. Â
 kita yang tidak berada di sana langsung pun akan merasa iba, dan berduka. apalagi kita tau, di dalam Stadion itu tidak mungkin hanya ada pemuda laki - laki saja yang menyukai Sepak Bola. tapi juga bisa ada, anak kecil, ibu - ibu, remaja putri, dan mungkin terdapat orangtua yang sudah rentan yang juga hobi menonton Bola. apalagi pertandingan Club kesayangannya.Â
 kita yang tidak berada di sana secara langsung saja merasa ngeri. Bila ribuan orang berhimpitan ingin keluar stadion yang mungkin pintu keluarnya tidak kurang dari 5 Meter. Dengan gumpalan asap gas air mata yang ditembakan oleh aparat membumbung tinggi memenuhi tribun.Â
 lalu bagaimana perasaan orang - orang yang berada langsung di sana? dengan perasaan takut, sambil berhamburan ke sana kemari mencoba keluar dari Stadion.
 Tak terbayangkan apa sebenarnya perasaan mereka dikala itu!