Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kopi yang Hilang

24 Januari 2022   22:20 Diperbarui: 24 Januari 2022   22:26 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"SECANGKIR KOPI YANG HILANG"
________________________
______
__

Menikmati, sejenak.
Hidup untuk bersyukur.
Hujan turun menghempaskan airnya.
Turun kebumi, menghapus kegersangannya.

Ku duduk hanya menyaksikan.
Menyaksikan hujan!
air dan sebuah harapan.
Secangkir kopi yang tadi terseduh,
Kini tinggal ampas dan terabaikan.


Bolehkah ku ulangi lagi, mengisi cangkir kosong ini?
Tapi, yasudahlah!
Menyaksikan hujan ini,
Jau lebih indah.

__SpK
(Bekasi | 24 Januari 2019. 11:28 WIB)

#ketikakekasihpergi
#menulisuntukkedamaian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun