Disebuah rumah yang baru terbebas dari keridit bank dan jasa renovasi, tinggal lah sebuah keluarga yang bahagia. mereka berhasil hidup dari kerja keras mereka, mencicil hingga memindahkan hak atas tanah dan bangunan dari kepemilikan bank ke tangan mereka. Diibaratkan sebuah perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan, sang ayah layaknya pejuang, dan ibu adalah tenaga medis. Mereka saling melengkapi satu dan lain. Hingga akhirnya kini mereka dapat membangun dunia mereka sendiri.Â
Keluarga itu mulai tumbuh dengan baik, dari segi finansial hingga pengetahuan. Sampai ketika, keadaan rumah mereka kembali terusik oleh keberadaan hama yang mengganggu, koloni tikus - tikus yang nakal suka mengerogiti barang - barang isi rumah mengakibatkan ketidak senangan dan kemarahan pemilik rumah. sehingga mereka mempercayakan keamanan barang - barang isi rumah kepada kucing.Â
Mula - mulanya kucing begitu agresif untuk menangkap tikus, mereka selalu menunggu sampai para tikus beraksi. bahkan, kadang kucing datang mengobrak - abrik sangkar si tikus untuk memangsa mereka. Tapi sayang, tikus terlalu pintar. Sehingga tikus mempunyai cara untuk mengelabui kucing.Â
Si tikus memberi makanan yang disukai kucing yaitu ikan asin. Si kucing yang semula cuek dan masih memiliki hasrat untuk membunuh, memangsa dan menghabis kelompok tikus pun akhirnya termakan umpan.
Akibat kelezatan ikan asin yang diberikan, membuat kucing mulai tunduk dan bahkan menjadi teman tikus. Bahkan si kucing pura - pura buta dengan semua ulah tikus yang mulai kembali merusak barang - barang isi rumah, memulai membangun koloninya, serta berhasil berkembang biak beranak pinak semau mereka.
....Â
(Tangerang, 14 November 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H