Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mawar yang Terluka

29 April 2021   23:01 Diperbarui: 29 April 2021   23:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dia sekutum mawar seperti mu, tapi bedanya? Ia rusak di akarnya, sedangkan kamu rusak di petik daunnya. Dia tidak menyerah dengan akar yang rusak. Mencoba memperbaiki, dan bertahan hidup lebih baik lagi. Dia hampir mati karena kurang nutrisi dari akar yang rusak, tapi ia bertahan dan mencoba bangkit. Saya harap,  kamu juga begitu. Kamu hanya kehilangan selembar dua lembar daun di Mawarmu.  Tapi tidak di akarmu.  Deritamu,  tidak sebanding goncangan yang dia hadapi. Maka dari itu,  mari bangkit!  Kamu pasti bisa jau lebih baik. Jadilah sekuntum mawar yang tetap indah, walau kehilangan beberapa seri daunnya. Tuhan masih menyayangimu. Seperti aku!

__SpK

(Pagar Alam, 29 April 2021)

#Mawaryangterluka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun