Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rasa yang Salah

18 April 2021   23:46 Diperbarui: 19 April 2021   00:35 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku masih saja terbelenggu sebuah rasa yang salah. Cinta itu mendidih dengan hebatnya, namun hampa di tengah kegelapan yang nyata dari matinya hati untuk mengutarakan semua. Aku hanyalah ilusi, sebagaimana yang perna ada namun menghilang tak berbekas. Bersenandung kegagalan untuk menyampaikan tiap - tiap bait dari cintanya, untuk wanita yang menjadikannya hidup. 

Aku hanyalah sebuah tangkai - tangkai kering, yang berjatuhan diterpa derasnya angin yang menggoyahkan besarnya ketulusan. Hampa, jatuh dan terberai di atas keringnya tanah yang gersang. 

Aku hanyalah sebuah hal yang tak bisa menjadi kalimat indah. Terbias dan tak terdengar kan.  

Namun, tetap merintih di kediamannya. 

__SpK

(Pagar Alam, 18 April 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun