Dulu, dunia hitam mengubahku menjadi sosok yang arogan Dik.
Tersampai kepadaku yang jau di seberang, bahwa kau berhenti sekolah karena di hadang orang.Â
Membuatku murka, ingin rasanya ku pulang dan ku obrak - abrik satu Desa yang menjadi tempat tinggal mereka yang menghadangmu.Â
Tapi, ketenangan seorang Ibu membuatku luluh.
Aku hanya menangis di ruang hening Dik. Tak ada yang tahu, selain Tuhan dan diriku.
Ku buat perjanjian dengan Tuhan di waktu itu Dik.
Aku akan melakukan semuanya untuk kebahagiaan keluargaku, dan akan ku ubah duniaku untuk menuju jalan Tuhanku.Â
Hingga akhirnya sekarang,
Aku pulang Dik.
Ku lihat kau sudah meranjak Remaja.
Begitu bahagianya hati kakakmu ini Dik.