"Can..? Hari ini anterin Mamak ke Pasar. Buat belanja minyak untuk arisan keluarga besok." Tegur Mamak.
"Iya Mak. Nanti Candra anterin." Aku yang masih mengunyah Sarapan.
"Emangnya besok udah jadwal arisan keluarga, ya..?" Bapak yang mencoba langsung bertanya pada Mamak. Sembari menyuapkan nasi ke Mulutnya.
"Iya Pak. Besokkan udah tanggal 20. Hm..! Bapak kok lupa? Biasanya juga Bapak yang paling inget, kalo masalah Kumpul-kumpul sama Keluarga besar."
"Oo iya. Maaf Mak. Maklum Bapak udah tua. Jadi wajar kalo suka kelupaan. Hehe" tawa Bapak.Â
"Yaudah. Hm..! Can, gimana kerjamu. Kok Hari ini kamu gak masuk? Apa Bos kamu gak marah..?"
"Hm.. Hari ini lagi belum ada kerjaan Mak. Lagian Candra di suruh buat Proposal untuk Desa dan sudah izin gak masuk ke Kelurahan sama Pak Lurah Bu. Jadi bisa fokus dulu ke Proposal. Tapi besok Candra bakal Masuk Kerja kok."
"Ooo... yaudah. Kamu tetap harus semangat! Jangan lupa sholat. Dan cari jodoh..? Umur kamu kan siap untuk berumah tangga."
"....... iya Mak."
Pilu memang, kalo Orang tua udah bilang kayak gitu. Kapan Nikah? Kamu harus cepetan dapet jodoh. Hm..! Tapi harus di maklumi, mungkin Mamak sudah merindukan kehadiran menantu dan cucu di Rumah ini. Sedangkan Bapak hanya bisa diam dan tak terlalu menyikapi. Karena Bapak selalu percaya, Bila jodoh itu pasti ada. Dan tak mau terlalu membebankan anaknya. Apalagi aku, yang Bapak tau sering banyak kelelahan akibat kerja sebagai petugas T.U Kelurahan.Â
Makan pun selesai. Akupun berdiri dan mulai berjalan ke dapur. Ku ambil cangkir, Ku letakkan di atas meja makan. Ku ambil sesendok kopi, dan sesendok gula. Ku tuang air panas secukupnya, dan jadilah Kopi hangat. Pas untuk menemani setelah makan.