Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak Langkah Petani Kopi

2 Juli 2020   17:36 Diperbarui: 2 Juli 2020   17:37 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayun berayun, ayun berayun.
Sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah.

Berjalan di atas tanah yang licin, harus hati-hati agar tak tergelincir.

Muka lelah, nafas terengah-engah, namun tetap terus melangkah.

Bercanda menghiasi perjalanan, agar lelah tak dirasakan. Semata-mata untuk tetap berjuang, membahagiakan keluarga yang hampir tiap hari mereka tinggalkan mencari makan.

Angin bertiup semilir,
Wajah langit nampak mendung.
Para Petani bergegas melangkah,
Semoga di saat hujan turun mereka sudah di Rumah.

(PagarAlam | 2 Juni 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun