Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Secangkir Kopi dan tentangmu

8 Maret 2020   11:33 Diperbarui: 8 Maret 2020   12:39 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari-hariku tetap sama. 

Sama seperti sebelum ku temukan kamu dibawah rintik air hujan yang jatuh menerpah kegersangan bumi.

Senyumanmu sekilas menghilangkan haus dahagaku. Sapaan dan turut katamu yang lembut melengkapi keseharianku. Dan padamu keletakkan sejuta harapan bahwa aku ingin menikahimu. 

Hari-hariku tetap sama.

Sama dimana kau mulai jenuh, berpaling dan mulai menjauh. Tak ada satu kata yang keluar dari ucapanmu, yang dulu kau gembrengkan akan sehidup mati dengan ku. Ternyata pada akhirnya? Semua palsu dan semu.

Hari-hariku tetap sama.

Dimana kau kini sudah jauh, dengan jari manis yang sudah terikat dengan cincin emas sesuai harapanmu. Tapi sayang bukan aku.

Hari-hariku tetap sama.

Menikmati senja tiba, purnama yang merindu, dan malam yang sunyi. Tak ada kata putus-asa yang ku lantunkan, karena bukan aku yang memulai. Aku tetap bangga pada diriku, dan ku terima atas pilihanmu.

Hari-hariku tetap sama.

Kembali lagi di awal cerita, di awal perjalanan, di awal sebelum mengenal apa itu wanita, cinta dan sebuah rasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun