Mohon tunggu...
Idris Salam S
Idris Salam S Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama

Hobi otomotif dan Kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teater sebagai Sarana Penyuluhan Kesehatan Cuci Tangan

28 Oktober 2024   15:19 Diperbarui: 29 Oktober 2024   11:21 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mengemukkan bahwa di Provinsi Banten sebanyak 45% penduduk usia 10 tahun dari skala 49,8% penduduk indonesia telah melakukan pembiasaan cuci tangan dengan benar. Dikatakan cuci tangan dengan benar apabila menggunakan sabun dan senantiasa mencuci tangan setelah memegang benda ataupun hewan yang kotor. Bahkan sebelum memegegang bayi diharuskan mencuci tangan terlebih dahulu agar terhindsr dari penulurana bakteri melalui sentuhan tangan.

Salah satu Tindakan saritasi adalah dengan mencuci tangan dan jari menggunakan air dan sabun. Tujuannya adalah untuk menghentikan penyebaran kuman melalui tangan, ini merupakan salah satu Upaya untuk mencegah penyakit, karena penuluran penyakit yang paling cepat adalah melalui sentuhan tangan oleh orang yang terpapar penyakit terhadap orang yang sehat. Mencuci tangan sangat penting dilakukan karena tangan menjadi agen pembawa kuman dan penyebab patoghen menular dari seseorang terhadap orang lain (Pusat Data dan Informasi KemenKes RI 2014)

Perilaku cuci tangan sangatlah efektif untuk mencegah penukaran penyakit menular dikarenakan tangan adalah agen pembawa kuman. Penyakit yang dapat ditularkan melalui tangan salah satunya adalah diare, infeksi kulit dan gatal (Arry Marsudi U. 2013). WHO (word health organization) menetapkan tanggal 15 oktober sebagai hari cuci tangan pakai sabun sedunia sebagai bentuk kepedulian terhadap budaya cuci tangan dengan sabun.

Teater, sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan, memiliki potensi besar dalam menyebarkan pesan-pesan kesehatan yang penting. Salah satu isu kesehatan yang krusial adalah praktik mencuci tangan. Melalui pertunjukan teater, pesan tentang pentingnya mencuci tangan dapat disampaikan dengan cara yang menarik dan mudah diingat. Pertama, teater dapat menciptakan narasi yang menggugah kesadaran akan pentingnya mencuci tangan, terutama di kalangan anak-anak. Misalnya, dengan menghadirkan karakter yang mengalami masalah kesehatan akibat kurangnya kebersihan, penonton dapat merasakan dampak langsung dari tindakan yang diabaikan. Selanjutnya, elemen visual dan audio dalam teater dapat memperkuat pesan tersebut. Dengan menggunakan musik, gerakan, dan visual yang menarik, pertunjukan dapat menunjukkan langkah-langkah mencuci tangan yang benar, sehingga penonton tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat dan merasakan pentingnya praktik tersebut.

Teater Menurut M. Soleh (Personal Communication, October 8, 2022)  merupakan realita kehiduan sehari-hari yang dikemas dalam bentuk cuplikan, semua aspek didalamnya disesuaikan dengan permasalahan yang ingin diangkat dalam lakon tersebut. Hermalwati juga mengemukakan bahwa tetaer merupakan kegiatan yang mampu menanamkan sikap solidaritas disiplin, tanggung jawab dan kreatif (Rahman, F.F.A.,2023).

Teater juga dapat menjadi wadah dalam penyuluhan kebiasaan cuci tangan, karena dalam teater bisa menciptakan ruang yang sama dengan permasalahan di dunia nyata. Dalam teater kita bebas mengekspresikan apapun bahkan hal yang berkaitan dengan edukasi. Kita dapat mengembangkan naskah teater dengan penambahan dialog atau adegan mengenai kebiasaan cuci tangan. Dapat juga ditambahkan permasalahan dalam naskah yang ada agar penonton dapat mengethui solusi apa yang dapat dilakukan. Tentunya teater sebagai edukasi harus menjawab permasalahan yang ada dan tidak diharapkan menggantung cerita.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) memiliki lima pilar utama, salah satunya adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Program ini mewajibkan masyarakat untuk melaksanakan praktik cuci tangan sebagai bagian dari upaya peningkatan sanitasi dan pencegahan penyakit. Hal ini sebagai bentuk pentingnya kebiasaan cuci tangan agar masyarakat terbebas dari berbagai penyakit.

Teori Sosial Dan Kultural: Menganalisis Bagaimana Teater Mencerminkan, Mempengaruhi, Dan Berinteraksi Dengan Isu-Isu Sosial Dan Budaya. Teori Ini Sering Kali Mengeksplorasi Peran Teater Dalam Konteks Politik, Gender, Dan Identitas. teori sosial dan kultural dalam teater adalah pendekatan yang menganalisis bagaimana pertunjukan teater mencerminkan, mempengaruhi, dan berinteraksi dengan isu-isu sosial, budaya, dan politik dalam masyarakat. Teori ini berfokus pada konteks di mana teater diproduksi dan ditampilkan, serta bagaimana elemen-elemen dalam pertunjukan dapat berfungsi sebagai cermin atau kritik terhadap realitas sosial.

Permasalahan mengenai praktek pembiasaan cuci tangan terjadi di Negara berkembang dan Negara maju. Pembiasan cuci tangan ini menjadi perhatian khusus di seluruh dunia, dikarenakan penyakit menular covid-19. Pandemi ini merubah pandangan masyrakat di seluruh dunia terkait pentingnya cuci tangan agar tehindar dari penularan virus. Pembiasan cuci tangan menggunaka air mengalir dan sabun adalah Tindakan yang tepat untuk memangkas penularan virus (Budiwibowo, A., 2022).

Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan bahwa mencuci tangan sangatlah penting untuk mencegah tertular penyakit menular seperti diare, ISPA, bahkan penyakit menular global yakni Covid-19. Bagi masyarakat kebiasaan ini masih sangat awam dan sering menyepelekan pentingnya mencuci tangan. Dalam hal ini, peran teater sebagai wadah penyuluhan kebiasaan cuci tangan diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa mencuci tangan sangat penting agar dapat terhindar dari penyakit menular.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun