Mohon tunggu...
Karun Harta
Karun Harta Mohon Tunggu... profesional -

tenaga pengajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hewan Merapi: Kenapa Tidak Turun?

20 November 2010   01:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:27 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

'Running news' di layar kaca salah satu stasiun TV tentang tertangkapnya seekor harimau merapi membuat saya 'berkunjung' ke pengungsian.  Terus terang saya tidak mempunyai cukup waktu untuk meringankan beban para pengungsi letusan Merapi dengan mengunjungi mereka.  Akan tetapi, sepertio saya katakan tadi, harimau Merapi yang lagi sial itulah yang membuat saya kesana.

Setelah clingak-clinguk, jalan kesana-kemari, tanya sana-sini saya temukan kerangkeng harimau itu. Dia ndeprok, lesu. Nafasnya ngos-ngosan.

Halo, sapa saya. Gimana saya harus nyapa? Mac ato Can ato lengkap Macan?

Terserah mas, apa saja. Toh ndak mengubah keadaan saya? begitu si macan menjawab sekaligus bertanya.

Baik Can, sebelum tanya lebih lanjut, apa kabarnya? tanya saya sambil mendekati kerangkeng.

Yah beninilah mas, haus, kaki pincang dan buntutku agak panas, terbagar disambar debu panas. Begitu ceritanya agak panjang. Air liurnya menetes satu-satu.

Ceritanya gimana sih koq bisa tertangkap?

Waktu itu saya lagi cari biniku.

Lho, punya bini toh?

Ya iyalah mas. Masak cuma manusia yang punya bini?

Lalu? Teruskan Can. Begitu kataku semakin tertarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun