Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ujian Nasional Online

3 Februari 2015   19:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:53 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sejumlah terobosan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam memperbaiki sistem dan pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Selain tidak menjadikan lagi UN sebagai syarat kelulusan, Kemdikbud juga merintis pelaksanaan UN secara online. Pada UN Tahun 2015 sejumlah sekolah pada jenjang SMP, SMA, dan SMK ditunjuk sebagai piloting penyelenggara UN Online. Sekolah-sekolah yang ditunjuk tentunya adalah sekolah-sekolah yang dinilai layak dan memiliki infrastruktur yang memadai. Dan sekolah-sekolah yang belum siap melaksanakan UN secara Online masih melakukan UN secara manual. Tahun 2019/2020 direncanakan semua sekolah dapat melaksanakan UN secara Online.

Pelaksanaan UN secara Online sebenarnya sudah direncanakan sejak beberapa tahun yang lalu, tetapi baru dilaksanakan tahun ini. Usulan tersebut dilatarbelakangi oleh munculnya berbagai kendala dan kecurangan pada pelaksanaan UN secara manual. Dua tahun yang lalu, waktu pelaksanaan UN di sejumlah daerah diundur karena soal yang belum diterima oleh panitia UN, naskah soal yang rusak, masih ada kasus kebocoran, kecurangan, dan kesalahan dalam kode soal UN sehingga merugikan peserta UN. Oleh karena itu, UN Online merupakan sebuah upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, dan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pelaksanaan UN.

Penulis melihat ada sejumlah keuntungan dari pelaksanaan UN secara Online. Pertama, bisa menghemat anggaran. Anggaran UN yang jumlahnya mencapai ratusan milyar tersebut bisa ditekan. Tidak perlu lagi mencetak soal yang kadang memakan proses lama dan tidak sesuai target sehingga muncul kasus waktu pelaksanaan UN diundur. Kemdikbud cukup menyiapkan server atau jaringan internet yang kuat, master soal UN yang bervariasi, sementara komputer atau laptop bisa mengoptimalkan komputer yang telah dimiliki oleh sekolah.

Kedua, lebih mengefektifkan jumlah personil yang terlibat pada pelaksanaan UN. Proses pencetakan master soal UN tidak memerlukan banyak orang seperti halnya mencetak soal di percetakan karena bentuknya CD atau Software. Jumlah pengawas juga bisa lebih diefektifkan, dalam artian walau pelaksanaan UN perlu diawasi mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaannya, tetapi jumlah personil yang terlibat dalam pelaksanaan UN bisa ditekan. Hal ini juga berdampak pada penghematan anggaran UN.

Ketiga, paper less atau hemat kertas. UN Online menjadi lebih praktis karena panitia, pengawas, dan peserta UN tidak lagi direpotkan dengan tumpukan-tumpukan kertas soal dan LJK UN. Cukup mengerjakannya di komputer, laptop, atau gadget. Kadang soal-soal bekas UN menumpuk begitu saja di sekolah, tidak dimanfaatkan atau diolah, dan membuat ruangan menjadi semrawut. Disamping praktis, UN Online juga menjadi bagian dari pelestarian lingkungan karena tidak akan banyak pohon yang ditebang sebagai bahan kertas untuk mencetak naskah soal UN.

Keempat, meminimalisasi kecurangan dan kebocoran naskah soal atau kunci jawaban UN. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pelaksanaan UN masih diwarnai oleh kecurangan walaupun pengawasan sudah dilakukan secara berlapis. Dengan UN Online yang soalnya variatif tetapi memiliki tingkat kesukaran yang sama, peserta UN tidak akan bisa mencontek karena soal yang dikerjakannya berbeda. Bahkan menurut Penulis, UN Online tidak membutuhkan pengawas ruang, cukup hanya ada admin atau operator bertugas menyampaikan petunjuk teknis pengerjaan soal kepada peserta UN dan mengelola administrasi UN seperti daftar hadir peserta UN.

Kelima, melalui UN Online, hasilnya bisa diketahui secara cepat karena setelah soal UN selesai dikerjakan, langsung hasilnya dapat diketahui oleh peserta UN. Tidak seperti UN secara manual dimana peserta UN harus menunggu pengumuman kurang lebih selama satu bulan untuk mengetahui kelulusannya.

Antisipasi

UN Online adalah sebuah langkah yang baik dan perlu didukung dalam pembenahan sistem ujian nasional. Tetapi agar pelaksanaannya berjalan lancar dan sukses, Kemdikbud perlu menyiapkannya secara matang dan mengantisipasi berbagai persoalan yang mungkin timbul.

Hal-hal yang perlu diantisipasi antara lain kesiapan infrastruktur penunjang seperti ruang tempat UN, kekuatan server atau jaringan internet, jangan sampai server-nya hang atau jebol, kondisi komputer atau laptop yang akan digunakan mengerjakan soal UN oleh peserta UN, kesiapan admin atau operator yang akan membantu di ruangan UN, dan masalah keamanan serta kerahasiaan soal UN. Melalui UN Online, semoga kejujuran dalam pelaksanaan UN bisa dicapai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun