Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pendidikan Humanistik, Warisan Berharga dari Anies Baswedan

30 Juli 2016   23:42 Diperbarui: 1 Agustus 2016   07:25 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan (Foto : Aniesbaswedan.com)

Walau hanya memimpin Kemdikbud selama 20 bulan, Anies Baswedan telah meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi masyarakat khususnya insan pendidikan di Indonesia. Walau reshuffle sudah berjalan beberapa hari, tetapi pencopotan Anies Baswedan dari jabatan Mendikbud masih jadi diskusi hangat, bahkan beberapa pihak menyayangkan keputusan Presiden Jokowi mencopot Anies karena menilai Anies sudah on the track dalam menata pendidikan nasional.

Salah satu hal fundamental yang dilakukan oleh Anies adalah mengembalikan ruh kemanusiaan ke dalam jiwa pendidikan nasional. Pembawaannya yang kalem dan santun ditambah semangat membumikan ajaran Ki Hajar Dewantara dalam mendidik anak-anak bangsa semakin mempertegas dan memperjelas langkahnya dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Anies menyosialisasikan Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti sebagai upaya untuk membangun dan memperbaiki moral bangsa yang saat ini banyak terdegradasi oleh berbagai pengaruh negatif. Walau pun hal ini bukan merupakan hal yang baru, karena di era Mendikbud sebelumnya pun ada gerakan serupa seperti pendidikan budi pekerti, integrasi keimanan dan ketakwaan (imtak) dalam pembelajaran, pendidikan karakter, tetapi setidaknya gebrakan Anies terasa lebih hingar bingar karena Anies turun langsung mensosialisasikannya melalui berbagai sarana dan media.

Berikutnya, Anies mengampanyekan sekolah aman, sekolah sebagai taman belajar, sekolah berintegritas, MOPD tanpa kekerasan, dan yang paling hingar bingar adalah Gerakan Mengantar Anak di hari pertama sekolah. Bahkan untuk menyukseskan gerakan tersebut, Anies sampai membuat surat kepala para Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota) dan Menpan-RB agar memberikan izin bagi para ASN/PNS untuk boleh terlambat ke kantor karena mengantarkan anaknya ke sekolah.

Khusus bagi guru, Anies menempatkan guru sebagai sosok yang mulia karena guru adalah ujung tombak pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan, antara lain peningkatan layanan kepada guru, jangan sampai ada guru yang mengeluh terhadap pelayanan kemdikbud, apalagi sampai dipersulit, perbaikan mekanisme sertifikasi dan penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) yang sering dikeluhkan telat oleh guru.

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru melalui kegiatan diklat Guru Pembelajar. Poin utamanya adalah Anies mengajak kepada guru-guru untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat agar layanan pendidikan guru terhadap peserta didik semakin meningkat. Dalam berbagai kesempatan Anies terus memotivasi dan memompa semangat guru untuk secara total mengabdi mencerdaskan anak-anak bangsa. Anies mengatakan bahwa guru adalah pelukis masa depan, guru adalah pembuat sejarah, dan sebagainya.

Dalam masa kepemimpinannya, ada satu tradisi yang mungkin belum pernah dilakukan oleh mendikbud-mendikbud sebelumnya, antara lain: pertama, meminta agar para staf Kemdikbud memakai baju daerah pada hari-hari tertentu sebagai wujud kebhinekaan bangsa Indonesia. Agar anak-anak bangsa mampu hidup berdampingan, saling menghargai, dan saling menghargai sebagai bangsa yang mejemuk.

Kedua, memberikan ucapan selamat kepada pegawai Kemdikbud yang ulang tahun. Ketiga, menyematkan secara langsung Satya Lencana kepada staf Kemdikbud yang telah mencapai masa kerja 10, 20, atau 30 tahun. Sebelumnya, penyematan dilakukan oleh atasan langsungnya di instansi masing-masing. Seorang pegawai tentunya, bangga mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dan menerima Satya Lencana langsung dari mendikbud.

Keempat, menandatangani langsung sertifikat kelulusan diklat kurikulum 2013 bagi Instruktur Nasional (IN), Instruktur Provinsi (IP). Sebelumnya sertifikat biasa ditanda tangani pejabat selevel eselon I, eselon II, bahkan eselon III. Ada kebanggaan tersendiri ketika sertifikat di tanda tangani oleh Mendikbud.

Bagi Saya, hal-hal yang dilakukan oleh Anies adalah wujud pendidikan humanistik, yaitu pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. Nilai inilah yang saat ini banyak tercerabut dalam jiwa bangsa Indonesia. Padahal kemanusiaan yang adil dan beradab adalah salah satu sila Pancasila yang harus dijunjung tinggi dan diamalkan oleh seluruh bangsa Indonesia.

Dengan gayanya yang khas, Anies selalu mengingatkan untuk memanusiakan peserta dan memanusiakan guru. Oleh karena itu, Anies meminta agar sekolah menjadi taman belajar bagi peserta didik, larangan kekerasan di sekolah, dan guru harus menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menantang bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun