Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pak Tua

8 Desember 2016   10:27 Diperbarui: 8 Desember 2016   10:35 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Tua. (Foto : Dok Pribadi)

Siang itu, matahari begitu terik
Langkah kakimu terlihat gontai
Kakimu yang semakin lemah harus menahan badan dan beban yang yang dipanggulmu
Keringat mengucur dari keningmu
Lipatan-lipatan di keningmu tandai usiamu yang kian uzur

Sejenak kau berhenti untuk menghela nafas yang terasa sesak
Dan sejenak memanjakan kakimu yang lelah melangkah
Kau gunakan topi yang kau pakai untuk mengipasi badanmu yang bermandi keringat
Dagangan yang kau panggul sejenak kau turunkan
Dibiarkan teronggok
Menemanimu istirahat

Tatapan matamu terlihat kosong
Kelopak matamu terlihat dalam
Walau kendaraan lalu lalang di depanmu
Dan klakson saling bersahutan
Tapi kau tak peduli

Setelah nafas tak lagi terengah-engah
Setelah kaki tak lagi lelah
Setelah keringat tak lagi mengucur
Kau pun siap melangkahkan kaki
Tanganmu yang berdebu kembali meraih pikulan dagangan
Disimpan kembali di pundakmu yang sudah menghitam

Kakimu yang kian lemah kembali melangkah
Tak tahu arah yang hendak dituju
Biarlah kata hati yang memandumu
Meraih asa untuk melanjutkan hidupmu

Pak Tua, seharusnya kau sudah istrirahat
Menikmati masa tuamu
Menimbang cucu
Duduk di teras rumah
Sambil menikmati secangkir kopi
Dan ditemani beberapa potong singkong rebus

Tapi tidak demikian denganmu
Di masa tuamu, kau masih harus berjuang melawan kerasnya hidup
Dengan tenaga yang masih tersisa

Di masa tuamu kau masih harus memeras keringat
Banting tulang melawan kepongaham kota
Tak ada anak yang mengunjungimu
Tak ada famili yang peduli padamu

Di rumah sederhanamu
Sudah menunggu sang istri
Yang menunggu kepulanganmu
Sambil membawa kabar gembira
Beberapa lembar rupiah untuk sekedar menyambung hidup
Walau kadang harapan tak sesuai kenyataan
Tak ada satupun daganhan yang terjual
Yang menawar kadang tak berprikemanusiaan
Sehingga dirimu pun kadang tidak berdaya melawannya
Memberikan daganganmu dengan harga di luar kewajaran

Pak Tua, dalam kesusahanmu
Tak lupa kau tetap berdoa pada Yang Maha Kuasa
Memohon Rahmat dan Kasih Sayang-Nya
Karena Dia lah sejatinya pengatur makhluk di di dunia

#idrisapandi, 07122016. 15.38.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun