Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ngabuburit dengan Menulis, Mengapa Tidak?

16 Juni 2016   19:39 Diperbarui: 16 Juni 2016   19:50 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis. (Ilustrasi : http://www.tandapagar.com/)

Bulan puasa tidak bisa dilepaskan dengan ngabuburit. Kata ngabuburitberasal dari bahasa Sunda yang sudah diakui dan digunakan secara nasional, yang jika diartikan secara bebas adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh orang yang berpuasa pada waktu sore hari sambil menunggu datangnya waktu buka puasa. 

Kegiatan ngabuburit bentuknya beragam, mulai dari jalan-jalan sore sambil mencari takjiluntuk buka puasa, membaca (tadarrus)Al-Qur’an, membaca buku, memasak untuk menu buka puasa, olah raga ringan, atau bermain game.

Selain kegiatan-kegiatan tersebut di atas, salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengisi kegiatan ngabuburit adalah aktivitas menulis, khususnya bagi orang yang memang hobi menulis. Beragam jenis tulisan dapat sesuai dengan passion-nya, bisa artikel, sajak, cerpen, novel, dan sebagainya. Disamping bertema bebas, bulan ramadhan ini, tulisan-tulisan yang dibuat bisa bertema tentang ramadhan supaya lebih kontekstual.

Melalui kegiatan menulis, waktu yang ngabuburit menjadi sangat menyenangkan. Ketika jari-jari tangan menari di atas keyboardlaptop atau tab, tidak terasa suara adzan maghrib berkumandang, dan waktu berbuka pun telah tiba. Sang penulis menghentikan sejenak aktivitasnya, dan berbuka puasa. Seteguk air putih dan semangkok sop buah sudah cukup mengilangkan lapar dan haus yang sejak siang begitu terasa menyerang tenggorokan. Setelah berbuka puasa dan shalat maghrib, aktivitas menulis bisa dilanjutkan sampai datangnya waktu Isya dan shalat taraweh.

Bagi penikmatnya, aktivitas menulis akan sangat menyenangkan. Waktu yang terus berlalu terasa begitu cepat. Rasa lapar dan haus dikalahkan oleh hasrat untuk menulis. Andai saja tidak terinterupsi oleh waktu buka puasa, maka aktivitas menulis pun akan dilakukan tanpa jeda.

Mengisi aktivitas ngabuburit dengan menulis sebenarnya bukan hanya monopoli orang yang hobi menulis saja, tetapi juga bagi orang yang ingin belajar menulis atau penulis pemula. Di bulan ramadhan ini ada menyelenggarakan pelatihan-pelatihan menulis agar bulan ramadhan terasa lebih bermakna atau bermanfaat.

Selama ini istilah ngabuburit identik dengan jalan-jalan sore menghabiskan waktu sampai datangnya waktu berbuka puasa. Dengan kata lain, waktu yang digunakan kurang bermanfaat karena hanya diisi dengan jalan-jalan saja. Oleh karena itu, pola pikir ini harus diperbaiki. Waktu ngabuburitharus diisi dengan kegiatan yang bermanfaat, dimana salah satunya adalah dengan menulis.

Pada bulan ramadhan ini, segala sesuatu yang baik bernilai ibadah. Tidurnya orang yang berpuasa saja bernilai ibadah, apalagi kalau ada aktivitas positif lain yang lebih bermanfaat, pasti nilai ibadahnya lebih tinggi daripada sekedar tidur. Dan menulis pun dapat diniatkan sebagai ibadah.

Menulis, apalagi menulis hal-hal yang menambah wawasan, pengetahuan, dan mampu mencerahkan sangat bermanfaat bagi pembacanya. Menulis sebagai sebuah “sedekah intelektual” dari penulisnya untuk pembacanya. Sedekah tidak perlu dalam bantuk materi, tapi juga dalam bentuk ide atau pemikiran.

Semakin banyak sebuah ide mampu menginspirasi atau memotivasi pembacanya, maka keberkahannya semakin besar. Misalnya, ketika sebuah tulisan membahas tentang keutamaan sedekah, lalu setelah membaca tulisan tersebut para pembaca terinspirasi untuk bersedekah, maka tulisan tersebut telah memiliki nilai keberkahan. Berkah artinya adalah menambah nilai sebuah kebaikan dari suatu hal.

Aktivitas menulis di bulan ramadhan bukan tanpa tantangan. Tantangan yang dihadapi antara lain; rasa lelah, ngantuk, dan rasa malas, tetapi dengan niat dan komitmen yang kuat, maka tantangan tersebut dapat dikalahkan. Bagi penulis pemula, lakukan aktivitas menulis sesuai dengan kemampuan masing-masing. Menulislah walaupun hanya satu sampai dua paragraf, yang penting pada hari tersebut ada karya yang dihasilkan. Kalau ada istilah one day one juz sebagai upaya untuk memasyarakatkan kegiatan membaca Al-Qur’an,mengapa tidak dibuat istilah one day one article? Kalau belum mampu melakukannya, minimal setiap hari ada progressdari aktivitas menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun