MEMBANGUN JIWA WIRAUSAHA MELALUI GERAKAN LITERASI
Oleh:
IDRIS APANDI
(Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Ketua Komunitas Pegiat Literasi Jabar, KPLJ)
Tulisan ini terinspirasi ketika Saya mengisi pelatihan menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi guru-guru di TK, SD, dan SMP Santa Ursula Bandung beberapa waktu yang lalu. Pada saat istirahat, Saya berdiskusi dengan bu Sonya, koordinator Gerakan Literasi di sekolah tersebut. Kami saling berbagi pengalaman dan pendapat tentang implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Bu Sonya memaparkan tentang perkembangan GLS di sekolahnya. Mulai dari sosialisasi GLS, pembentukan Tim GLS, hingga program yang akan dilaksanakan. Ada hal menarik dari program GLS di SMP Santa Ursula Bandung, yaitu membangun jiwa kewirausahaan (entrepreuneurship) melalui budaya literasi.
Adapun langkah yang dilakukan adalah dengan pembudayaan membaca buku dikalangan siswa yang berkaitan dengan sebuah produk, lalu melakukan kunjungan lapangan ke tempat budidaya atau tempat produksinya, lalu para siswa diberikan kesempatan untuk mengumpulkan informasi melalui observasi, wawancara, atau studi dokumentasi.
Bu Sonya menyampaikan, langkah-langkah yang dilakukan untuk membangun jiwa wirausaha kepada siswa melalui budaya literasi antara lain, diminta untuk membaca tentang seluk beluk kopi dari berbagai sumber, lalu mencatat dan menalarnya. Setelah itu, rencananya para siswa diajak mengunjungi sebuah tempat penanaman dan pengolahan kopidi wilayah Lembang KBB. Di tempat tersebut, siswa diberikan waktu dan kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang kopi melalui obervasi, wawancara, atau studi dokumentasi.
Mengajak siswa ke tempat penanaman atau pengolahan kopi bukan berarti menggiring mereka untuk jadi petani, pengusaha, atau pedagang kopi, tetapi untuk mengetahui seluk beluk mengenai kopi dan mengambil pelajaran kewirausahaan dari kegiatan menanam dan mengolah kopi, seperti kecermatan, ketelitian, kerja keras, sungguh-sungguh, kreativitas, dan inovasi.
Hal yang Saya uraian di atas hanya salah satu contoh saja. Pesan utama dari tulisan ini hanya bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan melalui literasi. Jiwa kewirausahaan semakin mendesak untuk ditanamkan disaat lapangan kerja semakin sempit, sedangkan angkatan kerja semakin bertambah. Oleh karena itu, diperlukan antisipasi agar pengangguran tidak semakin bertambah.
Sekian puluh tahun yang akan datang diramalkan lapangan kerja akan banyak yang hilang, digantikan lapangan kerja yang baru, tetapi jenisnya belum dapat diprediksi. Walau demikian, modal yang perlu dimiliki oleh setiap orang adalah niat yang kuat, kerja keras, kreativitas, disertai berdoa kepada Tuhan YME.