Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Literasi Pancasila

1 Juni 2016   14:08 Diperbarui: 1 Juni 2016   14:12 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila (Ilustrasi : http://www.pusakaindonesia.org/)

Oleh:

IDRIS APANDI

Pemerintah telah menetapkan 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila, dan mulai tahun 2017, tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari libur nasional. Tujuan tanggal 1 Juni dijadikan sebagai hari lahir Pancasila antara lain, pertama dikaitkan dengan faktor historis dimana Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan lima rumusan dasar negara Indonesia yang kemudian disebut Pancasila, juga agar bangsa Indonesia tidak melupakan sejarah bangsa dimana Pancasila adalah ideologi negara, falsafah negara, dasar negara, dan sekaligus sebagai alat pemersatu bangsa.

Kedua, untuk membangkitkan dan mengobarkan api semangat kemerdekaan dalam hati sanubari generasi saat ini untuk mengisi kemerdekaan RI berdasarkan Pancasila. Bangsa Indonesia diharapkan menjadikan (kembali) Pancasila sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, setelah sekian lama Pancasila “terasing” dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila hanya menjadi dokumen sejarah dan menjadi “teks mati”. Pancasila hanya dipasang di tembok-tembok kantor dan dibaca pada saat upacara bendera, sedangkan nilai-nilainya kurang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Semangat Pancasila perlu dibangkitkan kembali dalam setiap jiwa generasi bangsa Indonesia agar tidak tergerus oleh pengaruh ideologi barat (liberal), ideologi komunis yang saat ini simbol-simbolnya mulai muncul kembali, dan Islam radikal yang identik dengan terorisme.

Untuk membumikan nilai-nilai Pancasila, pada masa orde baru dilakukan Program Penghayatan Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4) yang pada prakteknya hanya dijadikan sebagai alat propaganda penguasa. P4 kemudian dibubarkan pasca runtuhnya rezim orde baru. Tetapi sayangnya, pasca lahirnya arus reformasi, Pancasila menjadi jauh dari kehidupan bangsa Indonesia. Orang-orang terkesan “alergi” kalau bcara tentang Pancasila, sehingga akibatnya nilai-nilai Pancasila kurang digali dan semakin jauh dari kehidupan bangsa.

Pancasila diidentikkan dengan dengan politik kekuasaan orde baru. Itu adalah sebuah pemahaman yang salah kaprah karena Pancasila adalah ideologi dan falsafah negara yang digali oleh para pendiri NKRI berdasarkan nilai-nilai budaya luhur bangsa. Sila-sila Pancasila tercantum dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka diperlukan sebuah gerakan yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui gerakan literasi Pancasila. Gerakan Literasi Pancasila diartikan sebagai sebuah gerakan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila sehingga masyarakat dapat menghayati, mengamalkan, dan melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, gerakan literasi Pancasila adalah sebuah gerakan untuk membumikan kembali Pancasila.

Beragam cara dapat dilakukan sebagai sarana gerakan literasi Pancasila, antara lain seminar, lokarkarya, diskusi, sosialisasi, lomba menulis yang bertema tentang Pancasila, cerdas cermat Pancasila, festival Pancasila, pentas seni dan budaya, memutar film sejarah perjuangan bangsa, pembuatan film-film pendek, mengangkat kisah-kisah inspiratif orang-orang pelopor dan pelestari nilai-nilai Pancasila, ziarah ke makan-makam pejuang kemerdekaan, berkunjung ke musium, iklan-iklan atau kampanye di media massa, dan sebagainya. Intinya berbagai cara dilakukan agar bangsa Indonesia agar melek Pancasila.

Kondisi saat ini memang cukup mengkhawatirkan dimana banyak warga masyarakat yang jangankan memahami, menghayati, mengamalkan, dan melestarikan nilai-nilai Pancasila, bunyi sila-sila dan lambang Pancasila pun tidak hapal. Dan ironisnya, justru orang yang telah “iseng” menghina Pancasila diangkat menjadi duta Pancasila. Di media sosial sempat beredar foto-foto pemuda yang menginjak lambang Pancasila, mengacungkan jari tengah di hadapan foto Pahlawan, dan menduduki patung pahlawan.

Rendahnya pemahaman masyarakat khususnya kalangan generasi muda harus menjadi perhatian semua pihak utamanya pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara umum untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang Pancasila. Pelatihan bela negara dapat menjadi sarana untuk menanamkan literasi Pancasila kepada warga bangsa. Selain pelatihan bela negara, berbagai kegiatan lainnya pun dapat dilakukan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam jiwa bangsa Indonesia. Selamat hari lahir Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun