Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekuatan Berbagi, Belajar dari Syatrah

15 Juni 2016   17:57 Diperbarui: 15 Juni 2016   18:02 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syatrah, sang gadis cilik yang dermawan. (Foto : http://sumut.pojoksatu.id/)

IDRIS APANDI

Syahidah Zang Lachtra atau biasa disapa Syatrah, seorang anak berusia lima tahun dari Makassar menyumbangkan seluruh uang yang ditabungnya untuk perjuangan rakyat Palestina. Padahal awalnya, uang yang ditabungnya tersebut untuk membeli sepeda.

Ketika ditanya, mengapa dia mau menyumbangkan seluruh uangnya untuk rakyat palestina, sang gadis cilik ini menjawab karena prihatin terhadap rakyat Palestina yang dijajah oleh Zionis Israel. Sungguh sebuah jawaban yang sangat luar biasa dari seorang anak yang baru berumur lima tahun.

Walau masih kecil, dia memiliki kepedulian yang sangat tinggi. Saya yakin sikap tersebut tidak muncul tiba-tiba, tetapi melalui sebuah proses, minimal dia sering melihat foto, video, atau mendengar cerita tentang penderitaan rakyat Palestina. Walau masih kecil, Syatrah memiliki empati yang sangat tinggi, mau berkorban dan ikut berjuang melalui sumbangan untuk kemerdekaan rakyat Palestina.

Di saat banyak orang yang kadang merasa berat untuk membantu meskipun memiliki kemampuan untuk melakukannya, Syatrah, sang gadis kecil telah memperlihatkan kepada kita tentang keutamaan membantu orang lain. Syatrah pun telah membuktikan bahwa yang diperlukan untuk membantu orang lain bukanlah semata kaya harta, tapi kaya jiwa, karena walau orang kaya, tapi kalau jiwanya miskin, maka dia enggan untuk berbagi atau membantu orang lain.

Rasa kepedulian memang harus dipupuk sejak kecil, dan dimulai dari lingkungan keluarga. Sikap Syatrah membantu rakyat Palestina hanyalah sebuah simbol dari pentingnya membantu siapapun yang kesulitan dan membutuhkan bantuan. Orang yang memerlukan bantuan bisa berada di sekitar kita, di lingkungan terdekat kita, bisa saudara atau tetangga kita.

Dalam Al Qur’an Allah SWT memerintahkan agar sesama manusia saling membantu dalam kebaikan. Rasulullah SAW pun mengajarkan agar setiap manusia saling membantu. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa jika kita memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya, untuk dibagikan kepada tetangga, karena mungkin saja tetangga kita mencium bau sayuran yang dimasak.

Rasul pun mengingatkan jangan sampai ada tetangga yang tidur nyenyak karena kekenyangan, sementara di dekat rumahnya ada tetangga yang merintih kelaparan. Rasulullah SAW bersabda, “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tetangga.”, dan salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara membantu dan mau berbagi kepada tetangga.

Berbagi adalah sebuah perbuatan yang mulia. Berbagi membuat jiwa menjadi tentram dan harta menjadi bersih. Orang yang suka berbagi atau membantu orang lain dengan niat lillahi ta’alaadalah cerminan orang yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi. Dia mengamalkan ajaran “tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah.”

Membantu orang lain disamping mendapatkan pahala, juga sebagai penghalang dari bencana. Orang yang suka membantu orang lain disamping mulia di hadapan Allah, juga mulia di hadapan orang-orang yang telah dibantunya. Walau telah tiada, dia akan dikenang dan dido’akan oleh yang berhutang budi padanya. Sang dermawan telah menjadi sosok orang yang bermanfaat bagi sesama. Membantu orang lain membuat usia bertambah dan dosa-dosa diampuni. Membantu tidak membuat harta berkurang atau membuat orang yang melakukannya menjadi miskin, tetapi justru semakin berkah.

Membantu orang lain, disamping mampu meringankan beban orang yang kesusahan, juga dapat meningkatkan tali silaturahmi antar sesama manusia. Hubungan yang awalnya renggang, melalui saling bantu, dapat rekat kembali. Orang yang awalnya tidak saling kenal, dengan saling bantu dapat saling mengenal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun