Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Geliat Gerakan Literasi di SMAN 1 Subang

27 Mei 2016   14:24 Diperbarui: 27 Mei 2016   14:36 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mading sebagai sarana untuk menamilkan hasil karya siswa. (Foto : Dok. Marni Hartati)

Semangat Gerakan Literasi Sekolah (GLS) tengah disemai, tidak terkecuali di SMAN 1 Subang Provinsi Jawa Barat. Sekolah ini memacu dirinya untuk melaksanakan GLS agar semangat dan budaya literasi dapat tumbuh dan berkembang di kalangan siswa. GLS awalnya dilakukan melalui pengondisian, tapi lama kelamaan menjadi kebiasaan.

Pelaksanaan GLS di SMAN 1 Subang tidak lepas dari Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (GBPP) yang meliputi tujuh hal sebagai berikut: (1) Internalisasi nilai moral dan spiritual dalam kehidupan, (2) Rasa kebangsaan dan cinta tanah air, (3) Interaksi positif antara peserta didik dengan guru dan orang tua, (4) Interaksi positif antar peserta didik, (5) Pengembangan potensi utuh peserta didik, (6) Pemeliharaan lingkungan sekolah yang mendukung iklim pembelajaran, (7) Pelibatan orang tua dan masyarakat.

GLS di SMAN 1 Subang meliputi tiga program utama, antara lain, pertama,  menghafal Al Qur’an yang dilaksanakan selama dua hari setiap minggu, yaitu pada hari Selasa dan Kamis. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka membangun literasi Al-Qur’an kepada siswa, jangan sampai siswa ada yang buta huruf Al-Qur’an. Berdasarkan penelitian Institut Ilmu Al-Qur’an tahun 2013 menunjukkan bahwa 65% umat Islam di Indonesia masih buta aksara Al-Qur’an, 35% hanya bisa membaca Al-Qur’an saja, dan hanya 20% yang dapat membaca Al-Qur’an dengan baik. Hal tersebut merupakan fakta yang ironis, memprihatinkan, sekaligus mengkhwatirkan karena umat Islam adalah umat mayoritas dari sekitar 250 jutaan jumlah penduduk Indonesia

Kedua,gerakan membaca buku non pelajaran selama 15 menit yang dilakukan selama dua hari tiap minggu, yaitu pada hari Rabu dan Sabtu. Teknik yang digunakan adalah “sustained silent reading” dimana peserta didik diberi waktu 10 sampai 15 menit untuk membaca senyap secara bersama-sama.  Setiap peserta didik dibimbing untuk mencapai target membaca minimal satu buku selama satu bulan yang dibuktikan dengan ulasan buku yang ditulis tangan. Bagi peserta didik yang ternyata mampu melampaui target, maka dipersilahkan untuk mengikuti tantangan membaca dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Bagi pemenang tantangan membaca akan diberi sejumlah penghargaan dari pihak sekolah dan sejumlah sponsor sebagai wujud kepedulian masyarakat dan badan usaha dalam menyukseskan Gerakan Literasi Sekolah.

Ketiga,Gerakan membaca Asmaul Husna yang dilanjutkan dengan kuliah tujuh menit (kultum) yang dilakukan oleh perwakilan kelas secara bergiliran. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Isi dari kultum adalah intisari dari buku yang dibaca oleh siswa secara umum maupun spiritual yang didapat dari kegiatan Gerakan Membaca dan Menghafal Al-Quran maupun Gerakan Membaca Buku Non Pelajaran.

Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Marni Hartati, guru pembimbing GLS di SMAN 1 Subang, secara umum, GLS dimulai setiap pagi pada pukul 6.40 WIB. Diawali dengan dikumpulkannya seluruh peserta didik di lapangan ataupun aula sekolah, kegiatan yang seluruhnya melibatkan peserta didik yang dimotori oleh pengurus OSIS  ini melakukan apel pagi pengibaran bendera merah putih. Petugas pengibar bendera yang setiap pagi bertugas dimaksimalkan berasal dari eksul Pasukan Pengibar Bendera atau Paskib. Saat pengibaran bendera merah putih, seluruh peserta didik dan pembimbing yang hadir dalam posisi memberi hormat kepada bendera menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh salah satu anggota eksul paduan suara sebagai dirigen. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya menumbuhkan jiwa kebangsaan dan cinta tanah air peserta didik dan warga sekolah.

Setelah kegiatan apel pagi, barulah kemudian seluruh peserta didik dipersilahkan untuk duduk dan melanjutkan kegiatan dengan GLS sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Ketiga kegiatan yang tercantum diatas berjalan efektif dengan dimaksimalkannya fungsi pengurus OSIS dan guru pembimbing di masing-masing kegiatan. GLS pada perkembangannya mengalami banyak kemajuan dan variasi yang bertujuan untuk menghindari kebosanan pada rutinitas guna memaksimalkan manfaat dari GLS.

Pada penghujung semester diadakan festival literasi sebagai acara puncak GLS dengan rangkaian sejumlah kegiatan diantaranya lomba poster, majalah dinding, sudut baca/perpustakaan kelas, lomba cipta puisi, cerpen dan essai serta lomba satu kelas satu buku karya siswa. Dari sejulah lomba itu maka sampai sekarang telah terkumpul 15 buku karya siswa berupa buku antologi puisi, carpon Bahasa Sunda dan dalam proses penerbitan adalah kumpulan karya terbaik siswa dari lomba cerpen, puisi dan essay. 

Kesemua hasil lomba akan dipamerkan dalam acara pameran buku atau Book Exposebagai acara puncak GLS sekaligus juga akan diselenggaraknnya bedah buku hasil kerja sama dengan salah satu penerbit ternama. Selain itu, setiap hari Sabtu misalnya, sebagai langkah awal dari "media literacy", tim eksul jurnalistik SMAN 1 Subang memberikan selayang pandang tentang sejumlah headline dan topik terhangat yang didapat dari sejumlah media massa.

Dari kegiatan ini, peserta didik diharapkan mampu terhubung dengan berita-berita terkini yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat. Pada kesempatan lain, yang biasanya diagendakan di akhir bulan, diundang alumni maupun tokoh masyarakat sekitar sekolah untuk mengisi kelas motivasi. Secara keseluruhan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi dan pelibatan peserta didik, orang tua dan masyarakat secara aktif.

GLS di SMAN 1 Subang bukan hanya berkaitan dengan peningkatan dan pembudayaan baca tulis saja, tetapi juga literasi Al Qur’an dan literasi agama, tujuannya agar keseimbangan antara urusan duniawi dan ukhrawi, antara hard skilldan soft skill.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun