Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Jangan Sampai Miskonsepsi dan Jadi Beban Administrasi Baru

9 Januari 2025   15:04 Diperbarui: 9 Januari 2025   15:04 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

*7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT JANGAN SAMPAI MISKONSEPSI DAN JADI BEBAN ADMINISTRASI BARU*

Oleh IDRIS APANDI
(Praktisi Pendidikan)

Salah satu program yang digulirkan oleh Kemendikdasmen adalah 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Program ini substansinya adalah membangun karakter peserta didik melalui aktivitas yang positif. Karakter yang ingin dibentuk antara lain; religius, bermoral, sehat, cerdas dan kreatif, kerja keras, disiplin dan tertib, mandiri, serta bermanfaat.

Adapun 7 kebiasaan tersebut antara lain; 1) bangun pagi, 2) beribadah, 3) berolahraga, 4) makan sehatdan bergizi, 5) gemar belajar, 6) bermasyarakat, dan 7) tidur cepat. Kemendikdasmen telah membuat panduan pelaksanaan 7 kebiasaan tersebut. Selain itu, Kemendikdasmen juga telah membuat senam sehat anak Indonesia dan telah diedarkan di Youtube dan media sosial. Senam tersebut diharapkan dilaksanakan di sekolah setiap hari sebelum pembelajaran.

7 kebiasaan baik yang saat ini digalakkan pemerintah pada dasarnya adalah hal sudah biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saat ini dijadikan sebuah gerakkan massal dan diperkuat dengan melibatkan orang tua, guru, dan satuan pendidikan. Di tengah tantangan karakter yang dihadapi generasi muda, 7 kebiasaan ini sangat baik dalam membangun karakter peserta didik. Berbagai aktivitas yang dilakukan sebagai modal untuk menjadi manusia yang berkarakter dan sukses di masa depan.

Mulai semester genap 2025, sekolah-sekolah sudah melaksanakan 7 kebiasaan baik tersebut. Walau demikian, hal ini jangan sampai jadi miskonsepsi dan menjadi beban administrasi baru bagi orang dan guru. Hal ini yang harus diantisipasi dan harus dihindari. Sejalan dengan implementasi program tersebut, mulai muncul surat edaran dari Dinas Pendidikan dan contoh-contoh format jurnal yang dibuat oleh guru untuk mencatat 7 kebiasaan setiap peserta didik. Ada format yang yang harus diisi setiap hari, ada laporan mingguan, dan laporan bulanan. Ada guru yang sudah mengeluh dengan format-format yang harus diisi, karena perkembangan 1 orang murid harus dicatat dan dipantau, sedangkan  jumlah murid puluhan bahkan ratusan orang. Oleh karena itu, mumpung program ini baru, perlu dikawal dan diluruskan agar tujuan utamanya tercapai.

Jangan sampai muncul apatisme dari guru terhadap program ini. Tujuan utama 7 kebiasaan hebat adalah program penumbuhan karakter. Bukan semata-mata catat mencatat aktivitas peserta didik secara kuantitatif. Jika yang dikedepankan adalah catat mencatat aktivitas peserta didik, selain menjadi beban administrasi baru, juga dikhawatirkan muncul manipulasi data. Asal mencatat, asal mencontreng, asal laporan kegiatan penuh terisi, sedangkan manfaat atau dampak dari kegiatan ini tidak muncul.

Kalau pun diperlukan dokumentasi kegiatan, maka dibuat sesederhana dan semudah mungkin. Tidak perlu dilakukan setiap hari. Misalnya dengan memostingnya di google form seminggu sekali, dibuat format refleksi mingguan atau bulanan aktivitas apa yang sudah terbiasa dan aktivitas apa yang belum terbiasa atau harus lebih ditingkatkan. Bisa juga memosting aktivitas positif peserta didik di media sosial dalam waktu tertentu. Laporan kegiatan pembiasaan yang disampaikan bukan hanya tulisan, tapi juga bisa dalam bentuk kolase foto atau video singkat.

Dalam panduan yang dibuat Kemendikdasmen pun ada aspek pemantauan dan evaluasi. Pada bagian tersebut, ada contoh format pemantauan bulanan yang dibuat dalam format yang sederhana. Tujuannya untuk memudahkan pelaporan kegiatan. Tidak menjadi beban bagi guru. Sebenarnya sekolah pun boleh saja membuat format catatan atau laporan kegiatan pembiasaan, tetapi jangan sampai justru membuat jadi ribet, repot, dan menjadi beban guru. Evaluasi yang dilakukan tidak untuk memberikan hukuman pada anak atau peserta didik, namun lebih pada diskusi tentang upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan penerapan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat agar terinternalisasi pada diri anak atau peserta didik.

Dalam 7 pembiasaan anak hebat Indonesia, orang tua dan guru diharapkan dapat lebih fokus pada prosesnya daripada pada masalah administrasi. Jangan sampai administrasi lengkap dan bagus, tetapi karakter peserta didik belum ada perkembangan yang semakin baik. Perkembangan yang disampaikan pun bukan hanya terjebak kepada hal-hal yang bersifat kuantitatif atau angka-angka, tetapi perkembangan yang lebih bersifat kualitatif. Misalnya, apakah anak semakin rajin bangun pagi, semakin taat beribadah, semakin rajin berolah raga, semakin rajin belajar, semakin senang dan percaya diri bermasyarakat, dan semakin cepat tidur di waktu malam, perkembangannya lambat, atau terlihat perkembangannya. Hasilnya kemudian jadi dasar untuk evaluasi bagi orang tua dan guru/ sekolah. Mari kita fokus kepada proses membangun karakter peserta didik melalui 7 kebiasaan anak Indonesia, bukan jadi repot dengan pengadministrasiannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun