Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

MPLS dan Student Wellbeing

15 Juli 2024   02:59 Diperbarui: 15 Juli 2024   06:39 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah siswa kelas 1 mengikuti pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Oleh: IDRIS APANDI

(Praktisi Pendidikan)

Tahun ajaran baru diawali dengan Masa Pengenalan Peserta Didik Baru (MPLS). Disamping berpedoman kepada program MPLS yang telah dibuat oleh pemerintah, sekolah bisa membuat program-program kreatif yang tujuannya untuk menyambut, melahirkan kesan positif, menumbuhkan rasa senang, serta memantik semangat belajar peserta didik baru.

MPLS dilaksanakan mulai dari 3 hari sampai dengan 2 minggu. Materi yang diberikan mulai dari perkenalan calon peserta didik baru, perkenalan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, observasi lingkungan sekolah, kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. 

Berbagai kegiatan ekstrakurikuler biasa ditampilkan pada saat MPLS. Selain bentuk sosialisasi dan promosi, hal ini juga sebagai upaya untuk menarik minat peserta didik baru untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

MPLS juga diisi dengan permainan dan ice breaking sebagai bentuk hiburan dan mengusir rasa bosan peserta didik baru. Sudah bukan musimnya lagi pada saat MPLS, peserta didik baru diberikan tugas yang aneh-aneh yang kadang tidak ada relevansinya dengan tujuan MPLS sendiri karena hal tersebut hanya menyulitkan dan berpotensi melahirkan perpeloncoan dan perundungan terhadap peserta didik baru. 

Dibalik program dan kegiatan yang sudah disusun oleh sekolah selama MPLS, agar kegiatan ini bermakna, daripada sekolah melaksanakan kegiatan yang sifatnya seremonial, menurut saya, sebaiknya melaksanakan hal-hal yang lebih substantif. Misalnya bagaimana menanamkan budaya disiplin, budaya tepat waktu, budaya malu, budaya tanggung jawab, dan kemandirian. 

Selain itu, karakter saling menghargai dan saling menghormati dalam keberagaman perlu ditanamkan kepada peserta didik baru. Dengan demikian, MPLS selain sebagai sebuah agenda awal tahun ajaran, juga dapat meujudkan student wellbeing (kesejahteraan pelajar) bagi peserta didik baru.

Pembiasaan hidup bersih dan sehat perlu ditanamkan kepada peserta didik baru. Mislanya, toilet training dan pembiasaan buang sampah pada tempatnya. Maksud dari toilet training bukan berarti membimbing peserta didik baru pergi ke toilet, membimbing cara buang air, dan membimbing cara membersihkan diri setelah buang air, tetapi maksudnya adalah bagaimana sekolah menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk menjaga kebersihan toilet sekolah. 

Keberadaan toilet sangat penting di sekolah. Toilet menjadi sarana vital. Apa jadinya jika sebuah sekolah tidak memiliki toilet atau toilet sekolahnya ada tetapi rusak? Pasti sekolah akan kesulitan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun