Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menelaah Karakter Tulisan yang Nge-Hit di Media Online

4 Januari 2024   17:39 Diperbarui: 4 Januari 2024   17:51 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

MENELAAH KARAKTER TULISAN YANG NGE-HIT DI MEDIA ONLINE

Oleh: IDRIS APANDI

(Penulis 1040 Artikel dan 57 Buku)

Setiap penulis tentunya senang jika karya tulisnya banyak yang membaca. Artikelnya dibaca oleh ribuan bahkan jutaan viewer, buku-bukunya best seller, dan karya-karya berikutnya banyak dinantikan penggemarnya. Pertanyaannya adalah bagaimana menjadikan tulisan banyak dibaca dan dinantikan banyak orang?

Saya menganalisis, tulisan yang banyak dibaca orang ada yang isinya bagus dan bermutu. Namun, ada juga yang isinya sebenarnya biasa-biasa saja. Banyak diantara pembaca yang "terkecoh" oleh judulnya yang bombastis, sensasional, bahkan kontoversial, sehingga orang tertarik untuk membacanya. Saat dibuka linknya dan dibaca tulisannya, isinya datar-datar saja. Tidak semenarik judulnya. Bahkan isinya bertentangan dengan judulnya. Sekarang banyak berita media online yang judulnya dibuat bombastis dan mengambang supaya pembaca penasaran dan meng-klik link beritanya. Maklum saja, pendapatan mereka dari banyaknya klik pembaca.

Kepiawaian penulis dalam meramu judul menjadi strategi tersendiri agar tulisannya mau dilirik dan dibaca oleh orang lain. Jika tulisannya banyak dibaca orang lain, maka rating tulisannya akan meningkat dan penulisnya semakin populer. Menurut saya, sepanjang masih pada batas-batas kewajaran, sah-sah saja. Namun, disaat sudah over dosis, maka hal tersebut akan merugikan yang bersangkutan. Dia akan akan dianggap penulis yang lebay, over, dan mengelabui pembaca. Lambat laun, orang tidak tertarik membaca tulisan-tulisannya.

Tulisan yang banyak dibaca orang biasanya membahas topik yang kekinian, kontekstual, dan banyak dicari serta diperlukan oleh orang lain. Pembahasan yang berbobot dan mudah dipahami akan menjadikan tulisan tersebut selain dibaca juga dijadikan referensi, rujukan, dan dikutip pada makalah atau tugas akhir. Ingin menguji apakah tulisan-tulisan kita dikutip oleh orang lain? Diantaranya coba saja cek di mesin pencari google atau menggunakan akun google scholar. Apakah tulisan kita banyak muncul dan dikutip orang lain atau tidak. Tulisan yang yang banyak viewernya belum tentu dikutip orang lain. Sebaliknya, tulisan yang relatif sedikit viewer-nya mungkin saja ada yang mengutip karena sesuai dengan kebutuhan orang yang mencari referensi.

Walau demikian, mungkin saja ada kutipan yang tidak terekam di google, karena yang terekam di google adalah kutipan yang tulisannya diposting di internet, sedangkan tulisan yang tidak diposting di internet, tidak akan terekam oleh google. Menjadi kebahagiaan tersendiri saat tulisan kita dikutip oleh orang lain. Berarti pendapat kita diakui kredibilitasnya, lalu nama kita tercantum dalam daftar pustaka. Apalagi yang mengutip itu adalah dosen kita, rekan sejawat, atau orang yang kita kenal, kebahagiaannya akan terasa lebih, karena orang-orang yang kita kenal mengakui dan mengapresiasi tulisan kita.

Tulisan yang banyak dibaca disamping faktor judul dan isi tulisannya, juga dipengaruhi oleh siapa penulisnya. Tulisan dari penulis yang sudah relatif terkenal, tokoh publik, artis papan atas, olahragawan level nasional, politisi yang sering muncul di media akan memancing kepenasaranan orang lain untuk membacanya walau pun belum tentu pembaca perlu dengan isi dari tulisan tersebut. Mengapa demikian? Dibalik tulisannya bermutu atau tidak, pembaca mau membaca tulisan si penulis bukan karena isi tulisannya, tetapi lebih kepada figur penulisnya.

Bagi penulis pemula, tidak perlu mempersoalkan apakah tulisannya akan dibaca banyak orang atau tidak. Hal yang perlu dilakukan adalah menulis dan menulislah sesuai dengan passion masing-masing. Biarlah tulisan kita menemui "jodohnya" sendiri. Kalau pun sedikit yang membaca, tidak perlu putus asa. Minimal kita sudah menuliskan ide, gagasan, atau unek-unek kita. Tulisan kita menjadi rekam jejak dan saksi bisu sejarah kita. Kita adalah pembaca pertama dari tulisan-tulisan kita. Tugas penulis pemula adalah memantaskan diri agar tulisan-tulisannya mengundang orang lain untuk membacanya. Caranya yaitu dengan semakin produktif menulis, banyak membaca trend perkembangan informasi kekinian, dan menganalisis kebutuhan pembaca.

Selain semakin produktif menulis, pelajari karakter tulisan-tulisan yang nge-hit media online atau blog, pelajari gaya menulis pavorit sesuai dengan genre tulisan yang menjadi passion kita. Walau setiap penulis memiliki karakternya masing-masing. Kemudian, perkaya wawasan untuk menambah mutu dan "gizi" tulisan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun