Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran, Kunci Sukses Hadapi AKM

27 Juli 2023   14:15 Diperbarui: 27 Juli 2023   18:22 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asesmen Nasional. (Dok Kemendikbud)

Hasil dari AKM menjadi dasar bagi sekolah dan pemerintah untuk mengevaluasi dan merefleksikan diri serta menyusun program perbaikan atau peningkatan mutu. 

Sekolah perlu menggunakan data pada rapor pendidikan sebagai dasar pelaksanaan program-program sekolah termasuk dalam peningkatan mutu literasi dan numerasi.

Dalam menghadapi AKM, sekolah tidak perlu melakukan pengondisian khusus seperti men-drill peserta didik mengerjakan soal-soal latihan. Lalu, apa hal yang perlu dilakukan? Hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan mutu proses pembelajaran. 

Hal ini tentunya tidak akan lepas dari peran guru. Oleh karena itu, langkah awal dalam peningkatan literasi dan numerasi dalam pembelajaran adalah meningkatkan mutu guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang menguatkan literasi dan numerasi.

Strategi pembelajaran yang perlu diterapkan oleh guru untuk meningkatkan mutu literasi dan numerasi peserta didik yaitu strategi pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mau dan tertantang untuk membaca mengingat membaca adalah pintu gerbang untuk menguasai pengetahuan. 

Bahan bacaan yang bermutu dan sesuai dengan karakter serta kebutuhan peserta didik bisa menjadi pemancing untuk giat membaca. Kemudian guru perlu mengarahkan peserta didik untuk mampu menganalisis teks, berpikir kritis (critical thinking), berpikir tingat tinggi (Higher Order Thinking Skills/ HOTS), dan menyelesaikan masalah (problem solving) secara kreatif.

Sekolah tidak bisa banyak berharap peserta didik mampu mengerjakan soal-soal AKM yang menuntut peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi jika proses pembelajaran di kelas dilakukan secara biasa-biasa saja. 

Paradigma pembelajaran harus diubah dari berpusat kepada guru (teacher centre) menjadi berpusat kepada peserta didik (student centre). 

Guru menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran, mengarahkan mereka untuk aktif dalam pembelajaran, mampu menyelesaikan masalah, mengerjakan proyek baik sendiri maupun secara berkelompok. Suasana pembelajaran diharapkan hidup dan ramai dengan aktivitas belajar peserta didik yang bermakna.

Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah pembelajaran aktif, kolaboratif, dan efektif. Ini sebenarnya bukan hal yang baru-baru ini dikampanyekan. 

Sekian tahun silam dikenal Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Pembelajaran Kontekstual, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun