Hasil dari AKM menjadi dasar bagi sekolah dan pemerintah untuk mengevaluasi dan merefleksikan diri serta menyusun program perbaikan atau peningkatan mutu.Â
Sekolah perlu menggunakan data pada rapor pendidikan sebagai dasar pelaksanaan program-program sekolah termasuk dalam peningkatan mutu literasi dan numerasi.
Dalam menghadapi AKM, sekolah tidak perlu melakukan pengondisian khusus seperti men-drill peserta didik mengerjakan soal-soal latihan. Lalu, apa hal yang perlu dilakukan? Hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan mutu proses pembelajaran.Â
Hal ini tentunya tidak akan lepas dari peran guru. Oleh karena itu, langkah awal dalam peningkatan literasi dan numerasi dalam pembelajaran adalah meningkatkan mutu guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang menguatkan literasi dan numerasi.
Strategi pembelajaran yang perlu diterapkan oleh guru untuk meningkatkan mutu literasi dan numerasi peserta didik yaitu strategi pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mau dan tertantang untuk membaca mengingat membaca adalah pintu gerbang untuk menguasai pengetahuan.Â
Bahan bacaan yang bermutu dan sesuai dengan karakter serta kebutuhan peserta didik bisa menjadi pemancing untuk giat membaca. Kemudian guru perlu mengarahkan peserta didik untuk mampu menganalisis teks, berpikir kritis (critical thinking), berpikir tingat tinggi (Higher Order Thinking Skills/ HOTS), dan menyelesaikan masalah (problem solving) secara kreatif.
Sekolah tidak bisa banyak berharap peserta didik mampu mengerjakan soal-soal AKM yang menuntut peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi jika proses pembelajaran di kelas dilakukan secara biasa-biasa saja.Â
Paradigma pembelajaran harus diubah dari berpusat kepada guru (teacher centre) menjadi berpusat kepada peserta didik (student centre).Â
Guru menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran, mengarahkan mereka untuk aktif dalam pembelajaran, mampu menyelesaikan masalah, mengerjakan proyek baik sendiri maupun secara berkelompok. Suasana pembelajaran diharapkan hidup dan ramai dengan aktivitas belajar peserta didik yang bermakna.
Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah pembelajaran aktif, kolaboratif, dan efektif. Ini sebenarnya bukan hal yang baru-baru ini dikampanyekan.Â
Sekian tahun silam dikenal Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Pembelajaran Kontekstual, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).Â