Oleh: IDRIS APANDI
(Penulis Buku Merdeka Belajar melalui Pembelajaran HOTS)
Pada implementasi Kurikulum Merdeka (KM), guru diharapkan melaksanakan pembelajaran terdiferensiasi sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik.Â
Intinya, pembelajaran terdiferensiasi adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter, kebutuhan, dan minat peserta didik. Pada pembelajaran terdiferensiasi, guru menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Pembelajaran berpusat kepada peserta didik (student centre). Guru memfasilitasi setiap peserta didik mengeksplorasi minat dan rasa ingin tahunya.
Secara konsep, pembelajaran terdiferensiasi sangat baik dan sangat ideal untuk mengakomodir perbedaan individual peserta didik, tetapi pada praktiknya, hal ini menjadi sebuah tantangan yang tidak mudah bagi guru.Â
Guru perlu kerja keras dalam melaksanakannya, karena guru harus menyiapkan waktu, tenaga, berbagai strategi pembelajaran, dan asesmen hasil belajar sesuai dengan karakter, minat, dan kebutuhan peserta didik.
Agar pembelajaran terdiferensiasi ini bisa dilakukan dengan optimal, menurut saya, ada 5 hal yang perlu diperhatikan.Â
Pertama, perlunya peningkatan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan melakukan asesmen hasil belajar peserta didik.Â
Walau pembelajaran terdiferensiasi bukan konsep yang baru, tetapi diakui atau tidak, masih banyak guru yang belum paham dan belum bisa melaksanakannya. Mengapa demikian? Karena pada praktik pembelajaran, hal ini tidak atau belum dilaksanakan.Â
Mungkin saja secara teori tahu, tetapi dengan berbagai alasan, seperti merepotkan, terbatasnya waktu, dan perlu tenaga ekstra dari guru, serta banyaknya peserta didik yang harus diajari, maka hal ini belum dilaksanakan oleh guru.
Berdasarkan kepada hal tersebut, maka sekolah perlu mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran terdiferensiasi.Â