Salah satu hal yang diharapkan dilaksanakan oleh guru seiring dengan diimplementasikannya kurikulum merdeka adalah pembelajaran terdiferensiasi. Pembelajaran terdiferensiasi secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik, gaya belajar, dan kecepatan belajar setiap peserta didik.
Pembelajaran terdiferensiasi dilaksanakan dalam rangka mengakomodir dan menghargai perbedaan individual peserta didik. Setiap peserta didik adalah unik. Mereka memiliki bakat, minat, dan kecerdasan yang beragam.
Misalnya jika dalam satu kelas ada 40 orang peserta didik, maka asumisnya adalah ada 40 kebutuhan layanan pembelajaran yang berbeda yang harus penuhi guru. Sungguh bukan hal yang mudah bagi guru untuk melakukannya. Tetapi hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Biasanya guru menulis strategi pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang pada kurikulum merdeka saat ini disebut sebagai modul ajar. Apakah srategi pembelajaran yang digunakan akan cocok untuk semua peserta didik yang jumlahnya belasan bahkan puluhan orang?
Saya kira jawabannya belum tentu satu strategi cocok dengan karakteristik dan kebutuhan belajar setiap peserta didik.
Oleh karena itu, strategi yang disusun oleh guru tidak mutlak hanya satu saja, tetapi bisa beberapa alternatif strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang disusun dalam RPP bukanlah harga mati, tetapi terbuka untuk direvisi atau dimodifikasi sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan. Cara mengajar guru akan dipengaruhi kondisi dan situasi baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
Diakui atau tidak, cara mengajar dan semangat mengajar guru pada pagi hari (awal jam pelajaran) akan berbeda dengan mengajar setelah waktu istirahat atau waktu pulang.
Begitu pun semangat belajar peserta didiknya bisa saja berbeda karena faktor kondisi psikologisnya, faktor guru yang mengajarnya, faktor materi yang dipelajari, faktor lingkungan/ruang belajar, atau faktor waktu/jadwal pembelajaran.
Oleh karena itu, jika diperlukan, guru dapat melakukan perubahan strategi pembelajaran. Tidak hanya berpatokan pada strategi pembelajaran yang telah ditulis pada RPP.