Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memahami dan Membedakan Data Angka (Numerik) pada Soal Literasi dan Soal Numerasi

13 Mei 2022   01:21 Diperbarui: 14 Mei 2022   06:52 2176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar matematika.| Shutterstock via Kompas.com

Oleh: IDRIS APANDI

(Penulis Buku Merdeka Belajar melalui Pembelajaran HOTS)

Sejalan dengan diimplementasikannya kurikulum merdeka, khususnya pada sekolah penggerak dan sekolah yang akan melaksanakan kurikulum merdeka secara mandiri, maka guru-guru didorong untuk mengimplementasikan pembelajaran yang menguatkan literasi dan numerasi. 

Hal ini pun dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kemampuan membaca, matematika, dan sains peserta didik pada data PISA tahun 2018 di mana Indonesia berada pada ranking 10 besar dari bawah dari 79 negara yang disurvei.

Selain itu, menyikapi hasil asesmen nasional tahun 2021 yang menunjukkan bahwa 1 dari 2 orang peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi dan 2 dari 3 orang peserta didik belum mencapai kompetensi minimum numerasi. 

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga kini walau sudah relatif terkendali turut menurunkan mutu pembelajaran, khususnya pada kemampuan literasi dan numerasinya.

Pada tulisan ini, saya akan membahas tentang bagaimana memahami dan membedakan antara literasi membaca dan numerasi, khususnya terkait data dan angka-angka yang terdapat pada sebuah teks, wacana, atau informasi yang menjadi stimulus sebuah soal.

Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan bentuk-bentuk teks tertulis. Literasi membaca bukan hanya sekadar kemampuan membaca secara harfiah tanpa mengetahui isi/makna dari bacaan tersebut, melainkan kemampuan memahami konsep bacaan. (Kemdikbud, 2021).

Pengukuran kemampuan literasi membaca terdiri dari 3 (tiga) level kognitif, yaitu (1) menemukan informasi (access and retrieve) yang meliputi: menemukan, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan. (2) memahami (interprate and integrate) yang meliputi; membandingkan dan mengontraskan ide atau informasi dalam atau antarteks, membuat kesimpulan, mengelompokkan, dan mengombinasikan ide dan informasi. dan (3) mengevaluasi dan merefleksi (evaluate and reflects) yang meliputi; menganalisis, memprediksi, dan menilai konten. 

Literasi membaca tidak hanya berkaitan dengan kemelekkan terhadap informasi yang bersifat deskriptif non-numerik, tetapi juga bisa deskriptif numerik. Contoh soal literasi membaca yang terdapat angka (numerik) sebagai berikut:

IKLAN KOMERSIL

"Dijual tanpa perantara tanah seluas 2500 m2. Harga Rp 2.000.000,00/m bisa nego. Lokasi di Jl. Buah batu No. 571 Bandung. Lokasi sangat strategis. Jarak 500 meter dari jalan tol buah batu, dekat ke pusat pendidikan dan pusat perdagangan. Cocok untuk dibangun tempat usaha atau untuk rumah. Bagi yang berminat dapat menghubungi No. HP: 089923456789 (Agus)."

Pada contoh iklan di atas, terdapat data yang bersifat numerik seperti data luas tanah, harga tanah per meter, nomor jalan, dan nomor handphone penjual. Walau demikian, hal tersebut bukan termasuk literasi numerasi, tetapi termasuk literasi membaca. Beberapa contoh pertanyaan yang menanyakan angka (numerik) dalam konteks literasi membaca misalnya:

  • Berapa luas tanah yang akan dijual?
  • Berapa harga tanah setiap meternya?
  • Berapa nomor jalan lokasi tanah tersebut?
  • Berapa meter jarak dari tol buah batu ke lokasi tanah yang akan dijual?
  • Berapa nomor HP yang bisa dihubungi jika ada berminat membeli tanah tersebut?

Pertanyaan tersebut hanya sebatas mencari dan menemukan informasi angka-angka (access and retrieve), tidak harus atau tidak perlu mengolah angka-angka numerik untuk menyelesaikan masalah atau dijadikan bahan untuk pengambilan keputusan. 

Dengan demikan, angka-angka yang terdapat pada sebuah tidak selalu identik dengan pertanyaan numerasi tetapi juga pertanyaan literasi membaca.

Selain pertanyaan-pertanyaan yang menanyakan terkait data numerik seperti pada contoh di atas, juga bisa dibuat pertanyaan yang bertujuan untuk mengukur pemahaman dan evaluasi peserta didik. Disarankan pertanyaan-pertanyaannya berkategori HOTS (higher order thinking skills) agar lebih menantang peserta didik untuk mengerjakannya. 

Misalnya mengapa harga tanah yang berada di daerah strategis semakin mahal dan semakin sulit terjangkau oleh orang yang berpenghasilan menengah ke bawah? Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan harga tanah agar tidak semakin mahal? dan sebagainya.

Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia. 

Numerasi dimaknai sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menggunakan pengetahuan matematika yang dimilikinya dalam menjelaskan kejadian, memecahkan masalah, atau mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. 

Hal ini dapat membantu peserta didik mengenali peran matematika dalam kehidupan nyata sehingga dapat membuat penilaian dan keputusan yang diperlukan serta menjadi manusia bertanggung jawab yang mampu bernalar/berpikir logis. (Kemdikbud, 2021).

Pengukuran numerasi pada 3 (tiga) level kognitif, yaitu (1) mengetahui (knowing) yang meliputi; mengingat, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menghitung, mengambil/memperoleh, dan mengukur, (2) penerapan (applying) yang meliputi; memilih/menentukan, menyatakan/membuat model, dan menerapkan/melaksanakan, dan (3) menalar (reasoning) yang meliputi; menganalisis, memadukan (mensintesis), mengevaluasi, menyimpulkan, dan membuat justifikasi.

Numerasi bukan hanya sekadar kemampuan menghitung, melainkan kemampuan mengaplikasikan konsep hitungan di dalam suatu konteks, baik abstrak maupun nyata. 

Melalui literasi numerasi, peserta didik diarahkan untuk mengenal, mengidentifikasi, memahami, memaknai informasi yang didalamnya ada data-data matematis-numerik yang harus diolah atau diselesaikan dan menjadi dasar untuk mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah.

Contoh stimulus soal numerasi:

Pak Andi memiliki peternakan ayam petelur. Pak Andi mendirikan peternakan pada tahun 2015 dan hingga kini terus berkembang. Pak Andi memiliki 2 orang karyawan untuk membantu usaha peternakannya.

Pada peternakan tersebut terdapat dua kandang besar berukuran 8 x 7 meter2. Satu kandang diisi oleh masing-masing sebanyak 100 ekor ayam. Dalam 1 hari Pak Andi menghabiskan 25 kg pakan untuk ayam-ayam petelurnya. Harga 1 kg pakan ayam adalah Rp 12.500. 

Kemudian dalam 1 hari Pak Andi rata-rata bisa mengambil telur sebanyak 75-100 butir dari dua kandang ayam tersebut. Pak Andi kemudian menjual telur-telur ayam ke pasar. Kalau harga pakan ayam dan produksi telur dari peternakannya stabil, Pak Andi menjual telur dengan harga Rp 22.000/1 kg, sedangkan kalau harga pakan ayam naik atau produksi telurnya menurun, Pak Andi pun menaikkan harga telurnya.

Berdasarkan kepada teks di atas, dapat disusun pertanyaan-pertanyaan terkait literasi numerasi sebagai berikut:

  1. Berapa total jumlah ayam petelur yang dimiliki oleh Pak Andi?
  2. Pada suatu hari Pak Andi mendapatkan 85 butir telur dari ayam-ayam ternaknya, kemudian setelah dipilah ternyata ada 7 butir telur yang rusak dan tidak layak dijual. Berapa persen telur yang layak dijual oleh Pak Andi dari total telur yang didapatkannya?
  3. Sehubungan dengan kenaikan harga pakan ayam sebesar 10%, Pak Andi berencana menaikkan harga telur sebesar 5% dari harga Rp 22.000/1 kg. Tetapi pedagang di pasar menolaknya dengan alasan takut dagangan tidak laku dan konsumen keberatan dengan kenaikan harga telur yang nanti dijual oleh pedagang. Si pedagang kemudian meminta agar Pak Andi menaikkan harga telurnya maksimal 2,5% dari harga sebelumnya. Dan pak Andi pun menyetujuinya. Berapa uang yang harus dibayar oleh pedagang pasar tersebut jika pedagang tersebut membeli 20 kg telur dari Pak Andi?
  4. Harga pakan ayam Rp 12.500/1 kg. Pak Andi kemudian membeli pakan sebanyak 55 kg. Dia pada waktu itu hanya membawa uang tunai sebesar 47% dari total yang harus dibayar dan sisanya akan dibayar melalui transfer. Berapa sisa uang yang harus ditransfer Pak Andi kepada penjual pakan jika Pak Andi mendapatkan diskon sebesar 12,5% dari total biaya yang harus dibayar?
  5. Dalam 1 hari Pak Andi menghabiskan pakan ayam sebanyak 25 kg dengan harga per 1 kg sebesar Rp 12.500. Jika Pak Andi ingin membeli stok pakan ayam untuk 5 hari, berapa kg pakan yang harus dibeli dan berapa biaya yang harus disiapkan oleh Pak Andi setelah dikurangi diskon sebesar 12,5%?

Kelima pertanyaan tersebut bukan hanya mendorong peserta didik mencari dan menemukan informasi, tetapi juga mampu menerapkan perhitungan, dan menalar data atau angka untuk menyelesaikan masalah.

Soal-soal tersebut akan menantang peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai alternatif penyelesaian masalah, misalnya dengan menggunakan variasi cara menghitung secara cepat. Inilah substansi dari literasi numerasi. 

Seseorang cerdas dan cermat dalam mengidentifikasi, memahami, menganalisis, dan memaknai angka-angka dan data sebagai dasar pengambilan keputusan. Orang-orang yang sukses dalam usahanya disamping pekerja keras, siap menghadapi risiko, juga memiliki kemampuan literasi numerasi yang kuat. Sebaliknya orang banyak yang usahanya rugi atau bangkrut karena kurang memiliki kemampuan literasi numerasi yang baik.

Pada praktik pembelajaran atau penilaian hasil belajar, literasi membaca dan literasi numerik (matematika) bisa terpisah atau juga bisa merupakan sebuah kesatuan. Tergantung materi yang dibahas atau stimulus soal yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. 

Intinya, jika ada dua soal yang sama-sama terdapat data atau angkanya, bisa dibedakan antara yang termasuk literasi dan numerasi melalui jenis pertanyaan yang disampaikan, jawaban yang diharapkan, kompleksitasnya, dan perintah dalam mengerjakan soalnya. Wallaahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun